GALAMEDIA - Usai Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan posisi baru negaranya di Laut China Selatan,Tiongkok memanggil para diplomat dari 10 negara Asia Tenggara. Pemanggilan tersebut untuk bertemu guna menyampaikan kekhawatirannya tentang kehadiran AS yang berisiko konflik atas perairan yang diperebutkan.
Selama pertemuan di Beijing pada awal Agustus 2020, seorang pejabat Tiongkok yang bertanggung jawab atas urusan maritim dan perbatasan mengungkapkan keprihatinan pihaknya atas 'risiko tinggi' dari aktivitas militer oleh 'negara-negara non-regional'.
Ungkapan 'negara-negara non regional' sering digunakan Tiongkok saat membahas peran AS di Asia .
Baca Juga: Jabar Pinjam Rp4 Triliun Untuk Pulihkan Ekonomi, Terbesar Kedua Setelah DKI Jakarta
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari SCMP, pejabat Tiongkok itu meminta anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk bekerja sama dengan Beijing.
Negara-negara ASEAN dan Tiongkok harus melanjutkan kode etik Laut China Selatan secepat mungkin untuk menunjukkan beberapa kemajuan dan tidak ingin proses tersebut 'dibajak' oleh negara-negara yang bukan bagian dari negosiasi.
"(Pejabat itu) tidak mengatakan kepada siapa Tiongkok ingin menunjukkan kemajuan, tetapi jelas bahwa itu adalah AS," kata salah satu seorang sumber yang mengetahui rincian pertemuan tersebut.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Bantuan Langsung Tunai Penyalurannya di Percepat
Para diplomat ASEAN percaya pertemuan itu menggarisbawahi keinginan Beijing untuk menjaga tetangga Asia lebih dekat ke sisinya dan mendorong Washington keluar.