Didandani Hingga Diajak Berselfie, Di Sini Setiap Agustus Jasad Keluarga Kembali Digali dari Kubur

- 26 Agustus 2020, 14:36 WIB
DailyMail
DailyMail /

GALAMEDIANEWS - Agustus menjadi bulan yang istimewa bagi komunitas Torja di Panggala, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Tepat di bulan ini mereka akan menggali kembali makam para kerabat yang telah meninggal untuk memberikan penghormatan.

Dikutip Galamedianews dari DailyMail, Rabu (26 Agustus 2020) penghormatan bagi arwah yang telah meninggal dilakukan dengan mengganti pakaian jasad yang telah dimumifikasi. Meyakini  kehidupan setelah kematian, ritual ini dianggap sebagai perayaan akan anugerah kehidupan.

Roni Pasang, warga Toraja berfoto dengan memeluk jasad sepupunya.
Roni Pasang, warga Toraja berfoto dengan memeluk jasad sepupunya.

Baca Juga: Cerita Santri Soal Sedekah Makan Santri dari Ederra Indonesia

Membersihkan kuburan dan jasad dalam ritual ini dianggap sebagai prosesi pemakaman kedua.
Membersihkan kuburan dan jasad dalam ritual ini dianggap sebagai prosesi pemakaman kedua.


Selain itu, proses membersihkan peti mati di momen tahunan ini dilakukan layaknya  pemakaman kedua.  Seperti yang telah dilakukan turun temurun setiap Agustus  warga Torja ramai-ramai mendandani jenazah kerabat mereka.

Jasad yang diawetkan itu pun diajak berbicara dan difoto bersama dalam  pakaian baru. Ritual kematian di Toraja dianggap sebagai perayaan kehidupan terbesar oleh warga yang percaya bahwa hubungan antara hidup dan mati tidak terbatas.

Sebelum dimakamkan jenazah diawetkan dan disimpan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun hingga keluarga siap menggelar pemakaman.
Sebelum dimakamkan jenazah diawetkan dan disimpan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun hingga keluarga siap menggelar pemakaman.

Baca Juga: UPI Terima 2.800 Mahasiswa Jalur SM dan 238 PI

Ini tempat di mana warga menyimpan jenazah kerabat mereka di hari-hari  setiap bulan Agustus hingga ritual Ma'nene berikutnya dilakukan.
Ini tempat di mana warga menyimpan jenazah kerabat mereka di hari-hari setiap bulan Agustus hingga ritual Ma'nene berikutnya dilakukan.


Tradisi ini mengakar dalam budaya masyarakat Toraja meskipun mereka merupakan komunitas Kristen Protestan.

Sesuai tradisi, ketika orang yang dicintai meninggal, maka keluarga terlebih dahulu menyimpan jasad  selama berbulan-bulan bahkan terkadang hingga bertahun-tahun. Baik di rumah maupun tongkonan, bangunan khusus yang dirancang untuk menampung orang mati.

Hal tersebut memungkinkan dengan mumifikasi jenazah. Sebelum pemakaman dilakukan, selama masa berkabung, keluarga menabung guna mempersiapkan kebutuhan penguburan dan berinteraksi dengan jenazah seolah-olah mereka masih hidup.

Warga mengajak bicara dan berfoto dengan jenazah.
Warga mengajak bicara dan berfoto dengan jenazah.

Baca Juga: Kisah Nabi Ismail AS: Sempat Punya Istri Angkuh

 Pisau ikut digunakan untuk melepas pakaian dan sepatu lama jasad kerabat.
Pisau ikut digunakan untuk melepas pakaian dan sepatu lama jasad kerabat.


Komunitas Torja menganggap kematian sebagai aspek terpenting dalam hidup. Tak sedikit yang rela terjerat utang demi memenuhi semua ritual pemakaman. Kunjungan tahunan pada kerabat dianggap sebagai pemakaman kedua di mana mereka membersihkan atau mengganti peti mati untuk mencegah jenazah membusuk.

Setelah menghabiskan waktu dengan jasad dan mendandani kembali dengan pakaian baru serta membersihkan peti mati, jasad-jasad tadi dimakamkan lagi  dengan menyertakan hadiah di dalam peti yang berornamen dan berwarna-warni.

Dilakukan di tengah pandemi, masker menjadi kewajiban bagi sebagian.
Dilakukan di tengah pandemi, masker menjadi kewajiban bagi sebagian.

Baca Juga: Yoga Novan Laporkan Kejadian Penembakan pada Dirinya, Polisi Langsung Gerak Cepat

Untuk mempermudah proses mendandani ulang, jasad disangga dengan kayu.
Untuk mempermudah proses mendandani ulang, jasad disangga dengan kayu.


Kepala salah satu komunitas Toraja, AMAN, Eric Crystal Rante Allo kepada The Sydney Morning Herald mengatakan, meskipun mungkin ritual ini tampak aneh bagi orang luar tapi bagi mereka ritual kematian merupakan bagian penting dari budaya.

“Orang Toraja percaya roh orang mati hidup di antara kita yang hidup, menjaga, memberkati kita,’ katanya. Karena itulah, sebelum ritual penguburan dilakukan, mereka disebut to'makula atau hanya sakit, belum meninggal.

Dalam pemakaman kedua kerabat menyertakan hadiah dalam peti mati.
Dalam pemakaman kedua kerabat menyertakan hadiah dalam peti mati.


Orang Toraja sangat menghormati mereka yang meninggal. Ritual pun tak menghalangi mereka yang ingin ikut menyaksikan. Pengunjung dipersilakan untuk datang selama bulan ritual yaitu Agustus dan dapat ikut ambil bagian  dalam perayaan ini.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x