Network
GALAMEDIANEWS - Dalam era digital yang semakin maju, teknologi Blockchain telah membawa transformasi signifikan dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk sistem polling.
Pemanfaatan teknologi Blockchain dalam proses pemilihan calon presiden dan wakilnya membuka pintu menuju masa depan polling yang cerdas dan inklusif.
Salah satu keuntungan utama dari penerapan teknologi Blockchain dalam sistem polling adalah keamanannya yang tak tertandingi.
Dengan struktur desentralisasi dan penggunaan kriptografi yang canggih, setiap transaksi polling terekam secara permanen dan transparan di seluruh jaringan. Ini mencegah manipulasi dan kecurangan dalam proses pemilihan, memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi bagi seluruh responden.
Namun, pemanfaatan teknologi Blockchain dalam sistem polling juga menghadapi beberapa tantangan. Keamanan data pribadi responden menjadi perhatian utama, mengingat data dalam Blockchain bersifat permanen dan transparan.
Untuk mengatasi tantangan ini, desain lapisan keamanan yang kuat harus diterapkan untuk melindungi informasi sensitif responden tanpa mengorbankan integritas sistem.
Mengatasi kekhawatiran dari @w4rlock999 tentang potensi fake vote, @partaisocmed memberikan pandangan untuk menambahkan lapisan integritas dengan membutuhkan gas fee yang mencakup biaya vote dan transaksi ke smart contract. Ini akan mempersulit upaya fake vote dan menambahkan keamanan sistem polling.
Untuk meningkatkan keamanan lebih lanjut, @partaisocmed berencana untuk mengimplementasikan Zero-Knowledge (ZK) Proof of ID. Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan, termasuk mencegah kecurangan double ID, tidak ada penyimpanan data privacy di database, serta menjalankan proses yang transparan dan real-time.
Ketika @jayapranapro bertanya tentang keterbatasan peserta polling yang memerlukan wallet, @partaisocmed menjelaskan bahwa akan ada konsep "Hidentty", di mana setiap Hidentty akan mewakili identitas responden dalam bentuk ZK ID. Selain itu, alamat wallet akan berperan dalam konsep sharing ekonomi, di mana responden akan mendapatkan bayaran setiap kali melakukan voting.
Melihat adanya tantangan bagi masyarakat awam dalam memahami teknologi Blockchain, @partaisocmed mwnyatakan bahwa user interface akan dirancang semudah mungkin untuk digunakan oleh siapa pun, bahkan oleh orang tua sekalipun.
Prinsipnya adalah jika melibatkan uang, maka siapapun akan bersedia belajar, dan responden akan diberikan reward setiap kali berpartisipasi, jika nantinya memungkinkan. Untuk hal ini maka peran aktif dan dukungan dari Pemerintah pun selayaknya sangat disarankan.
Melalui kampanye edukasi dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, masa depan polling cerdas berbasis Blockchain dapat terwujud. Dengan inisiatif yang baik dan revolusioner ini sudah selayaknya Pemerintah mengambil peran aktif agar turut menjaga integritas dan kepercayaan publik.
Potensi teknologi ini membuka pintu bagi masa depan polling yang lebih adil, transparan, dan terpercaya. Bersama-sama, kita dapat menggenggam masa depan polling cerdas yang memberdayakan seluruh masyarakat dalam proses pemilihan yang partisipatif.***
