Akhirnya, setelah memulihkan fisik dan mental selama tiga hari, empat pendaki Indonesia tersebut kembali melanjutkan misi ketiga, yakni Gunung Eiger pada ketinggian 3.967 Mdpl.
Menurut Iwan, secara teknis Gunung Eiger termasuk salah satu pendakian tersulit di dunia. Nama Gunung Eiger di kawasan Pegunungan Alpen Swiss itupula yang menjadi inspirasi nama brand perlengkapan luar ruang asal Bandung, yakni Eiger Adventure.
“Jalur pertama ke puncak Eiger kami coba lewat Heckmair, tapi pijakan di atas es dinding Eiger jalur Heckmair terus menerus runtuh karena cuaca panas. Akhirnya kami ubah jalur melalui West Flank. Kondisi salju yang mencair karena suhu panas juga terjadi di jalur West Flank, namun jalurnya tidak seberbahaya jalur Heckmair,” kata Iwan lagi.
Kendati tidak seberbahaya jalur Heckmair, tapi para pendaki Indonesia itu harus menghadapai berbagai kondisi alam yang tak mudah ditaklukkan begitu saja. Batu cadas tajam dipijak dan digenggam erat, tangan dan kaki meraih es dan mendaki vertikal, memanjat lereng Eiger dengan teknik juga standar keselamatan tinggi.
Baca Juga: EIGER Bergerak ke Arah Sustainable Product, Simak Kata Kang Oki Terkait Perkembangan dan Target 2025
Keempat anggota tim Ekspedisi Alpine Trilogy ini menggunakan peralatan teknis yang membutuhkan jam terbang tinggi di urusan pendakian berbahaya.
Hingga akhirnya dua orang pendaki yakni Iwan ‘Kwecheng” Irawan dan Nurhuda berhasil mencapai puncak Gunung Eiger.