Sementara negara-negara Arab dan Muslim mendesak penghentian segera terhadap serangan Israel, negara-negara Barat umumnya hanya mengejar tujuan yang lebih sederhana seperti bantuan kemanusiaan bagi warga sipil.
Raja Yordania, Abdullah, mengutuk apa yang ia sebut sebagai keheningan global terhadap serangan Israel, yang telah menewaskan ribuan orang di Gaza yang dikuasai oleh Hamas dan membuat lebih dari sejuta orang menjadi pengungsi. Ia mendesak pendekatan yang adil dalam konflik Israel-Palestina.
"Pesan yang didengar oleh dunia Arab adalah bahwa nyawa warga Palestina dianggap kurang berharga dibandingkan nyawa warga Israel," katanya. Ia juga menyatakan kemarahannya dan kesedihannya atas tindakan kekerasan yang ditujukan kepada warga sipil yang tak bersalah di Gaza, Tepi Barat yang diduduki oleh Israel, dan Israel sendiri.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyatakan bahwa warga Palestina tidak akan mengungsi atau meninggalkan tanah mereka. "Kami tidak akan pergi, kami tidak akan pergi," ujarnya di KTT tersebut.
Prancis mengusulkan pembukaan koridor kemanusiaan ke Gaza yang mereka katakan bisa membawa pada gencatan senjata. Inggris dan Jerman keduanya mendesak militer Israel untuk menunjukkan penahanan diri, sementara Italia menyatakan pentingnya menghindari eskalasi.