Network
Kompleks pelatihan baru seluas 9.200 meter persegi ini akan menjadi pusat kinerja pembentukan tim utama dan area pelatihan mutakhir pemain muda. Fasilitasnya meliputi lapangan baru, dua gym, aula olahraga, kolam renang, kompleks hidroterapi, dan suite rehabilitasi.
Ada pula studio TV, fasilitas konferensi pers, dan akomodasi kantor. Bergabungnya fasilitas tim utama dan tim akademi ini menjadi yang pertama dalam sejarah The Reds. Selain membanggakan, juga investasi prestasi jangka panjang.
Tak kaya (mungkin) tapi stabil
Keputusan Liverpool untuk tidak melanjutkan perburuan Timo Werner, menunjukkan seriusnya klub untuk tidak merusak stabilitas keuangan. Pandemi memaksa semua klub mempertimbangkan target transfer dengan lebih hati-hati.
Sejauh ini The Reds sangat stabil secara finansial di bawah pemilik klub FSG. Strategi cerdas mereka di bursa transfer dalam beberapa musim terakhir juga menjadikan pengeluaran bersih Klopp di Anfield sekitar £ 75 juta atau Rp 1,4 triliun saja.
Direktur olahraga Michael Edwards juga memainkan peran penting dalam sukses klub untuk urusan transfer. Klopp yang tidak mengeluarkan sepeser pun musim lalu mampu mencatatkan sukses di ajang Eropa dan domestik.
Perginya Adam Lallana, Xherdan Shaqiri dan Dejan Lovren mungkin bakal membuat skuad Klopp membutuhkan investasi musim ini, tapi tampaknya klub tak terlalu khawatir.
Salah satunya karena pundi-pundi Liverpool dipastikan bertambah berkat deal baru senilai £ 70 juta (Rp 1,5 triliun) per tahun dengan Nike yang berlaku per 1 Agustus 2020.
Februari lalu terungkap Liverpool menghasilkan laba cukup lumayan setelah pengeluaran yang tak sedikit. Overall, di bawah FSG secara finansial Liverpool sangat on track.
Ok so, ready?!***
