Serangan Bom Israel Serang Sekolah di Gaza Tewaskan 20 Orang

- 18 November 2023, 18:41 WIB
Serangan Israel ke Gaza.
Serangan Israel ke Gaza. /Reuters/

 

GALAMEDIANEWS - Sekolah yang ada di Kota Gaza dibom tentara Israel Jumat 17 November 2023 waktu setempat. Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 20 warga tewas dan terluka.

Menurut Palestine TV seperti dilansir Antara, sekolah itu sendiri diketahui digunakan untuk menampung pengungsi.

Sebanyak 20 orang tewas dan 100 lainnya terluka dalam pengeboman sekolah Al-Falah yang berlokasi di kawasan Zeitoun Kota Gaza selatan. Belum ada tanggapan dari Israel mengenai berita tersebut.

Baca Juga: Bey Machmudin Apresiasi Pameran GIIAS Bandung 2023, Minta Libatkan Siswa SMK Otomotif

Sebelumnya pada Jumat, Palestine TV juga mengumumkan kedatangan 120 jenazah dari Gaza dan Gaza Utara ke Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara.

Sementara itu, sejak Israel mulai memborbardir Gaza pada 7 Oktober, sebanyak 11.500 warga Palestina tewas, mencakup 7.800 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 29.200 lainnya mengalami luka-luka.

Selain itu blokade Israel membuat Gaza terputus dari bahan bakar, listrik dan persediaan air, dan mengurangi pengiriman bantuan hingga hanya sejumlah kecil. Sementara itu, korban tewas di Israel mencapai sekitar 1.200 orang.

Baca Juga: Serukan Bela Palestina, MUI KBB Bakal Patuh Soal Fatwa MUI Pusat Haramkan Produk Pro Israel

Pelanggaran Jaminan

Sementara PBB pada Jumat mengatakan, keputusan Israel untuk meningkatkan serangan bom di bagian selatan Jalur Gaza, “melanggar” jaminan yang dibuat sebelumnya. Dimana wilayah tersebut akan menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang melarikan diri dari kekerasan.

Natalie Boucly, penjabat wakil komisaris jenderal badan pengungsi Palestina PBB, mengatakan kepada Majelis Umum, tidak ada tempat aman di Gazadi tengah serangan Israel yang terus berlanjut di kantung pesisir itu.

"Otoritas Israel meminta orang-orang untuk pindah ke selatan. Namun, tidak ada bagian di Jalur Gaza yang tidak dibom," sebut pejabat senior UNRWA itu.

Baca Juga: Tawarkan Spot Instagramable, 6 Tempat Wisata di Bogor Terbaru Berikut Ini Hits dan Viral di Tahun 2023

"Peningkatan militer di selatan dalam beberapa hari terakhir melanggar jaminan yang diterima orang-orang bahwa pindah ke selatan akan menjadi aman."

Kepala Staf Umum Israel Herzi Halevi mengatakan, setelah “hampir membongkar sistem militer” Hamas di Gaza utara, militer Israel kini akan berupaya menargetkan “wilayah lebih luas.”

Militer Israel menyebarkan selebaran di beberapa kawasan di Kota Khan Younis, Gaza selatan, meminta warga meninggalkan rumah-rumah mereka. Radio militer lebih lanjut menyatakan bahwa ini adalah langkah penting yang mengindikasikan perluasan yang diperkirakan tentang operasi militer Israel menuju selatan Jalur Gaza.

Baca Juga: Program English For Ulama, Empat Ulama Jabar Berdakwah di Inggris

Lebih dari 1,5 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah-rumah mereka, banyak dari mereka mengungsi ke selatan, menurut data PBB. Ratusan ribu tetap tinggal di utara dimana pertempuran hebat masih berlanjut, dan dimana hanya satu dari 24 rumah sakit di wilayah itu yang beroperasi yaitu Al-Ahli.

Sejak Israel mulai membombardir Gaza setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober, setidaknya 11.500 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.800 wanita dan anak-anak, dan lebih dari 29.200 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut.

"Namun angka tersebut kemungkinan lebih tinggi mengingat faktanya banyak jenazah yang terkubur di bawah reruntuhan perlu waktu untuk ditemukan," ujar Martin Griffith, koordinator urusan kemanusiaan PBB.

Baca Juga: 2,2 Juta UMKM di Jabar Ditargetkan Miliki Nomor Induk Berusaha

Hampir separuh bangunan tempat tinggal di Gaza hancur atau luluh lantak, menurut data PBB ketika Israel terus melakukan serangan bom lewat udara dan darat.

“Sifat dan skala kerugian sipil merupakan karakteristik dari penggunaan senjata peledak dengan dampak luas di wilayah padat penduduk,” kata Griffiths.

Dia menekankan bahwa memberikan bantuan hanya lewat perbatasan Rafah dengan Mesir "secara logistik tidak mungkin", dan menyeru Israel untuk memberikan izin menggunakan perbatasan Kerem Shalom dimana 60 persen bantuan internasional disalurkan sebelum konflik.

Di tengah penghancuran masal, pengepungan oleh Israel juga memutus Gaza untuk mendapatkan bahan bakar, listrik dan air, dan mengurangi pengiriman bantuan hanya sebagian kecil dari kondisi sebelum pecahnya permusuhan.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah