Microsoft Word Lebih Baik dari Software Word Open Source?

- 5 Januari 2024, 19:18 WIB
Microsoft Word, Apa Bedanya dengan Software Pengolah Kata yang Open Source? / pixabay @OpenClipart-Vectors
Microsoft Word, Apa Bedanya dengan Software Pengolah Kata yang Open Source? / pixabay @OpenClipart-Vectors /




GALAMEDIANEWS - Untuk mengetik di perangkat komputer, orang umumnya menggunakan software Microsoft Word. Selain Microsoft Word, ada juga software pengolah kata lainnya yang sejenis.

Salah satunya yaitu berjenis open source. Karena open source, kita tak perlu membelinya. Kita bisa mengunduhnya dari situs resminya.

"Open source artinya coding programnya dapat dilihat semua orang. Ini codingnya dikembangkan biasanya oleh orang-orang yang ada di komunitas software itu," tutur Kang Don, seorang kreator konten. "Microsoft word yang versi open source ada banyak, seperti Libre Office atau Apache," tambahnya.

Baca Juga: Banjir dan Sampah jadi PR Besar Kota Bandung

Terkait bedanya dengan Microsoft Word, Kang Don menyebutkan ada beberapa hal yang membedakannya. "Yang open source lebih mengedepankan ke fungsinya. Kalau Microsoft Word, fungsinya oke, tampilannya nyaman. Intinya begitu," tutur pria yang juga berkecimpung di dalam bidang konten tulisan ini.

Kang Don menyebutkan satu hal yang bisa menjadi pertimbangan memilihnya. "Kalau untuk kenyamanan mengetik apalagi buat tulisan panjang yang banyak jumlah kata, pilih Microsoft Word. Kalau buat tulisan pendek, misalnya yang kurang dari 1000 kata, bisa pakai yang open source," tutur pria yang terjun menjadi kreator konten pada tahun 2014.

Terkait penyebab software word open source kurang cocok digunakan untuk mengetik tulisan panjang, Kang Don menyebutkan hambatannya ada di tampilannya dan fleksibilitas mengetik.

"Kalau tampilannya softwarenya enak di mata, kita ngetiknya nggak cepat bosan. Kita jadi semangat. Kalau tampilan kurang enak, bawaannya jadi bosan ngetiknya. Tampilan software menang ngaruh ke psikis penggunanya," ujarnya.

"Terus lagi, proses memasukkan satu huruf lebih lama. Jadi kurang nyaman untuk mengetik cepat. Ini hambat fleksibilitas mengetik. Mengetik terasa macet. Kalau kata teman orang IT, ini sebabnya ada di algoritma penggunaan memori yang kurang bagus," tambahnya.

Terkait fiturnya, Kang Don pun mengungkapkan bahwa fitur yang ada di software word open source kurang lebih sama dengan yang ada di  Microsoft Word.

"Soal fitur, fitur-fiturnya kurang lebih sama dengan Microsoft Word. Misal export ke PDF, ada juga. Bisa juga di-password dokumennya. Bisa pakai numbering, margin, heading," ungkapnya.

Baca Juga: Julian Dwi Setyono Masinis Muda KA Lokal Sempat Minta VC Bareng Keluarga Sebelum Tragedi Kecelakaan Maut

Seperti halnya Microsoft Word yang rutin menyediakan update, software word open source pun demikian. "Sama saja ada update-nya juga. Rutin biasanya ada satu atau dua kali sebulan," tuturnya.

Dengan memahami perbedaan keduanya, kita bisa mengetahui apakah sebaiknya kita menggunakan Microsoft Word atau software word open source.

Bila ingin menggunakan Microsoft Word, tentu kita harus membelinya. Sedangkan bila ingin menggunakan software word open source, bisa langsung mengunduhnya.***

Editor: Ryan Pratama

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x