Berkat Bantuan BRI, Desa Margahayu Tengah Bandung Mampu Atasi Krisis Air Bersih hingga Siap Minum

- 21 Maret 2024, 10:43 WIB
Permasalahan krisis air bersih di Desa Margahayu Tengah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dapat diatasi berkat kolaborasi masyarakat dan Pejabat Desa.
Permasalahan krisis air bersih di Desa Margahayu Tengah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dapat diatasi berkat kolaborasi masyarakat dan Pejabat Desa. /Dok. Desa Margahayu Tengah/

Setiap rumah rata-rata mendapatkan 15 kubik dan itu cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Tagihan yang dikenakan menyesuaikan dengan besaran pemakaian setiap bulannya. Biaya ini lebih murah daripada harus membayar satu jerigen dengan harga Rp5.000. Kualitas air tanah di desa ini pun selalu diuji secara berkala di Laboratorium yang ada di Telkom University.

Menurut Asep Zainal, 50 persen lebih dana desa dari pemerintah pusat dimanfaatkan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan warga. Sisanya berasal dari bantuan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Dana ini pun tak seberapa, karena berkat inovasi yang telah dilakukan, masyarakat setempat juga memiliki penghasilan baru. BUMDes Margahayu Tengah melibatkan masyarakat untuk mengelola titik air bersih yang ada, mulai dari pengecekan kualitas air dan peralatan pendukung, pembayaran iuran hingga pemasaran produk.

Dari Air Kotor Jadi Air Kemasan Siap Minum

Meteran air yang dipasang di rumah warga setelah dialiri dari titik mata air Desa Margahayu Tengah.
Meteran air yang dipasang di rumah warga setelah dialiri dari titik mata air Desa Margahayu Tengah.

Inovasi pengelolan air bersih di desa ini tidak hanya berhenti dalam pemenuhan kebutuhan rutinitas warga saja, namun juga sedang mendorong penyediaan air kemasan untuk komersil. Hal ini tidak terlepas dari adanya Dana corporate social responsibility (CSR) sebesar Rp500 juta sebagai bentuk pendampingan lanjutan pemenang anugerah Desa Brilian. Dana tersebut kemudian dikelola oleh BUMDes Margahayu Tengah yang berhasil melakukan inovasi pada penglolahan air kemasan.  Badan usaha desa ini kemudian memanfaatkan dana dari BRI untuk penyediaan mesin pengolah air dan untuk mendukung pengemasan air minum kemasan. Tidak hanya air, BUMDes juga memanfaatkannya untuk membeli infrastruktur pengolahan sampah dengan melibatkan partisipasi dari masyarakat.

Hal ini sejalan dengan tujuan dari program Desa BRIlian agar lapisan masyarakat di bawah kepemimpinan Kepala Desa dapat bersinergi  dan berperan aktif dalam membangun desanya. “BRI juga memberikan edukasi kepada BUMDes, kelompok usaha, atau UMKM dalam mengembangkan usaha dan peningkatan kesejahteraan pelaku usaha melalui pelatihan untuk peningkatan kapasitan dan kapabilitas,” ucap Dadan selaku perwakilan dari BRI Regional Office Bandung kepada Tim Galamedia.

Kepala Desa Margahayu Tengah, Asep Zainah bersyukur dengan adanya dukungan dari BRI karena pendampingannya yang berkelanjutan tanpa batas. “Dari air tidak layak pakai menjadi air minum kemasan, itulah kerja keras masyarakat Desa Margahayu Tengah. Air minum kemasan ini sudah banyak dipakai untuk keperluan pemerintah desa dan warga seperti rapat hingga hajatan, sudah banyak warga sini yang membeli. Terima kasih kepada BRI atas dukungannya untuk desa kami,” ucap Asep Zainal saat ditemui di Kantor Desa.

“Selain itu, inovasi desa seringkali juga mendapatkan penghargaan dan apresiasi dari pemerintah maupun kelompok masyarakat. Banyak desa di luar Bandung yang melakukan studi banding ke Desa Margahayu Tengah,” pungkas Zainal.

Nyatanya, kerja keras pemerintah dan masyarakat Desa Margahayu Tengah mampu mengatasi krisis air bersih. Inovasi ini dapat menjadi contoh bagi desa lain untuk melibatkan partisipasi masyarakat dalam membangun desa.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah