Berkat Bantuan BRI, Desa Margahayu Tengah Bandung Mampu Atasi Krisis Air Bersih hingga Siap Minum

- 21 Maret 2024, 10:43 WIB
Permasalahan krisis air bersih di Desa Margahayu Tengah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dapat diatasi berkat kolaborasi masyarakat dan Pejabat Desa.
Permasalahan krisis air bersih di Desa Margahayu Tengah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dapat diatasi berkat kolaborasi masyarakat dan Pejabat Desa. /Dok. Desa Margahayu Tengah/

GALAMEDIA – Setelah melewati sebuah jembatan yang berada di samping jalan tol Purbaleunyi, tim Galamedia disambut dengan deretan toko yang menjajakan tas dan ransel. Tidak hanya produksi tas saja, desa ini juga memiliki sentra konveksi kain. Desa Margahayu Tengah, nama desa yang tercantum di sebuah bangunan putih tidak jauh dari sentra konveksi tersebut. Desa ini merupakan salah satu desa yang memenangkan penghargaan dari BRI dalam program Desa BRIlian.

Desa ini terletak di Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Drs. Asep Zainal Mahmud, Kepala Desa Margahayu Tengah menceritakan kepada tim Galamedia mengenai pengembangan di desanya hingga meraih penghargaan dari Bank Rakyat Indonesia. Ternyata bukan hanya karena hasil karya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di desanya. Asep menceritakan alasan Desa Margahayu Tengah terpilih sebagai pemenang di Desa BRIlian karena keberhasilan mengatasi masalah air bersih, kok bisa?

“Desa kami menjadi desa percontohan karena dianggap berhasil mengatasi masalah air bersih yang sudah berpuluh-puluh tahun kami alami. Berkat kolaborasi pemerintah desa dan masyarakat, kami bisa mengatasi permasalahan air bersih hingga menjadi pekerjaan baru bagi Sebagian masyarakat,” ucap Asep membuka percakapan dengan tim Galamedia pada Senin, 18 Maret 2024.

Permasalahan air bersih telah menjadi masalah klasik sebelum dirinya menjabat pada tahun 2014. Daerah yang sebelumnya didominasi oleh persawahan itu ternyata banyak mengandung mineral  Mangan yang membuat air warga menjadi warna kuning. Karena permasalahan tersebut, pemerintah desa bekerja sama dengan masyarakat membuat terobosan untuk mengatasi permasalahan tersebut.   

Masalah air bersih di desa ini, menurut Asep Zaenal, cukup kompleks. Layanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga hanya mampu melayani sekitar 20% Kepala Keluarga yang ada di desa tersebut. Selain itu, kualitas air permukaan di desa ini juga kurang layak pakai bahkan layak minum ditambah jarak antara WC dengan sumur warga sudah sangat padat. Membeli air bersih dari gerobak dorong pun dirasa sangat mahal, satu jerigen bisa seharga Rp5.000. Masalah yang kompleks membuat unsur desa yakni pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Karang Taruna & PKK serta pelaku UMKM bermusyawarah untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah air bersih tersebut. 

Keruhnya Air Tak Kotori Inovasi Desa Margahayu Tengah

Inovasi pemerintah desa dengan membuat sumber mata air baru yang bisa dipakai oleh masyarakat.
Inovasi pemerintah desa dengan membuat sumber mata air baru yang bisa dipakai oleh masyarakat.

Untuk mengatasi krisis air bersih di Margahayu Tengah, BUMDes, masyarakat, dan pejabat desa berkolaborasi melakukan pengeboran air tanah hingga menghasilkan titik-titik air tanah yang baru yang bisa dipakai oleh masyarakat desa.  Keberhasilan kolaborasi unsur desa ini mendapatkan banyak apresiasi, salah satunya BRI dalam program Desa BRIlian tahun 2022.

Salah satu warga yang ditemui oleh Tim Galamedia menceritakan kesulitannya dalam memperoleh air bersih sebelum adanya titik air yang dibor oleh desa. “Dulu sulit sekali mendapatkan air bersih karena desa kami ini merupakan daerah persawahan. Beberapa kali ngebor, tapi dapatnya kotor lagi, kotor lagi,” keluh Sandra. Kini Sandra mengaku bersyukur karena sudah bisa menikmati air bersih.

Rasa syukur warga tidak terlepas dari kejelian dalam pemanfaatan gelontoran dana desa untuk membuat titik-titik air baru dengan pengeboran yang lebih dalam. 35 titik baru kemudian dialiri ke ke rumah-rumah warga dengan bantuan pipa HDPE. Total hingga kini ada lebih dari 3.500 rumah turut merasakan dampak dari dana desa ini.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x