Ekonomi Warga ‘Blok Ransel’ Bergerak Lebih Cepat di Tengah Macetnya Jalan Kopo

- 25 Maret 2024, 15:01 WIB
Potret kemacetan Jalan Kopo yang menjadi jalan masuk saat akan menuju Desa Margahayu Tengah.
Potret kemacetan Jalan Kopo yang menjadi jalan masuk saat akan menuju Desa Margahayu Tengah. /Dok. Mapay Bandung/

GALAMEDIA – Deru mesin kendaraan tak pernah sepi menghiasi Jalan Kopo, di perbatasan Bandung setiap harinya. Kemacetan seakan sudah menjadi santapan sehari-hari bagi warga Kopo, termasuk yang dirasakan juga oleh warga Desa Margahayu Tengah. Meskipun hidup di tengah suasana kemacetan, tidak lantas membuat Desa Margahayu Tengah berhenti bergerak untuk melahirkan inovasi brilian. Roda ekonomi di desa kecil ini seakan bergerak lebih cepat daripada kemacetan yang terus terjadi di Jalan Kopo.

Tas dan ransel beserta mesin jahit yang berjajar rapih adalah tanda kita sedang memasuki kawasan Margahayu Tengah. Desa ini telah dikenal secara turun-temurun sebagai kawasan  blok ransel. Sebutan ini tidak terlepas dari banyaknya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang tas dan ransel. Ada berbagai kategori tas dan ransel yang dijual di sini, mulai dari tas training, tas camping hingg tas motor. Namun selama puluhan tahun, kegiatan penjualan di blok ransel berjalan stagnan dan hanya menunggu pelanggan.

Karena keterbatasan yang ada dan banyaknya masalah di desa, lahirlah kolaborasi antara pemerintah desa dan masyarakat, khususnya para UMKM yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi di desa ini. Bahkan, mampu melahirkan penghasilan baru bagi warga sekitar. Hal ini tidak terlepas dari upaya bersama untuk mengatasi masalah air bersih, pengelolaan sampah, peningkatan penjualan potensi UMKM lokal hingga transformasi pembayaran digital yang membantu dalam menggerakkan roda ekonomi di desa yang terletak di Kabupaten Bandung ini.

Penguatan Potensi UMKM Lokal

Pemerintah desa memandang kegiatan wirausaha menjadi salah satu sektor yang menopang perekonomian masyarakat. Masyarakat pun didorong lebih aktif untuk membangun UMKM dan kegiatan wirausaha lainnya termasuk usaha-usaha di Blok Ransel.

“Setiap kepala keluarga di sini ya kebanyakan usahanya sama tas. Mulai dari tas ransel, tas motor, tas camping, dan lainnya,” ucap Taufik, salah satu pengrajin tas di sentra Blok Ransel.

Sementara itu, menurut Kepala Desa Margahayu Tengah, Asep Zainal Mahmud bahwa ada kurang lebih sudah ada sekira 600 UMKM dengan detail 376 industri kecil rumahan, 227 warungan, 75 rumah toko, 4 kelompok tani urban farming, dan 7 rumah makan. Dominasinya bergerak di bidang sektor konveksi kain dan produksi tas ransel.

Meskipun begitu, selama ini para pelaku UMKM hanya terbatas berjualan secara offline, menunggu pesanan datang. Sehingga pemerintah desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) turut memutar otak mencari solusi bagi para pelaku usaha di Blok Ransel agar penjualannya bisa meningkat. Namun hingga tahun 2022, usaha tersebut masih berjalan di tempat.

Tidak hanya penguatan pada UMKM lokal, BUMDesa Margahayu Tengah juga memiliki unit usaha yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan anggaran desa seperti distribusi gas 3 Kg, penyewaan mobil pariwisata, dan pengolahan air alkalin hasil mata air desa. 

Transformasi Digital Desa Brilian

Kegiatan penjualan kain dan tas di sentra Blok Ransel Desa Margahayu Tengah
Kegiatan penjualan kain dan tas di sentra Blok Ransel Desa Margahayu Tengah

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah