Racikan Berkelas Dua Wanita Asal Bandung, Bangun Bisnis Teh Premium untuk Sejahterakan Petani Lokal

- 26 April 2024, 05:00 WIB
Teh Artisan asal Bandung yang go internasional berawal dari mimpi memberdayakan petani lokal.
Teh Artisan asal Bandung yang go internasional berawal dari mimpi memberdayakan petani lokal. /Dok. Havilla tea/

GALAMEDIA – Harum aroma teh tercium begitu jelas di pintu masuk salah satu cafe di Kota Bandung. Perbincangan muda-mudi setelah petang hari menandakan roda ekonomi Bandung yang tak pernah berhenti menghidupkan cafe-cafe yang telah menjamur jumlahnya di kota kembang. Secangkir teh dan roti menjadi pilihan favorit teman nongkrong muda-mudi di tanah pasundan.

Penasaran dengan harum aroma teh yang menggoda, tim Galamedia menanyakan ke salah satu pengunjung cafe Aditi Coffee & Shop tentang menu minuman yang dipilihnya. “Ini teh artisan. Aroma dan rasanya memang menggoda,” ucap Restu (22) yang tengah mengerjakan tugas kuliah bersama temannya.

Seorang barista kemudian menghampiri tim Galamedia mengantarkan pesanan teh artisan yang kami pesan. “Teh artisan ini temasuk salah satu menu favorit di tempat kami. Kalau tidak salah, tehnya dari petani lokal Indonesia. Ini teh premium dari Havilla Gourmet Tea,” ucap salah satu Barista di cafe yang terletak di sayap Burangrang ini.

Racikan teh Havilla Gourmet Tea ternyata tidak hanya ada di Aditi Coffee Shop saja namun sudah tersebar di puluhan cafe dan coffee shop mulai dari Jakarta hingga Lombok. Kualitas teh yang dihasilkan UMKM asal Bandung ini telah diakui oleh para pecinta teh dan mampu bersaing di pasar internasional.

Komitmen Berdayakan Petani Lokal

Produk UMKM asal Bandung, Havilla Gourmet Tea yang berhasil menembus pasar teh internasional.
Produk UMKM asal Bandung, Havilla Gourmet Tea yang berhasil menembus pasar teh internasional.

Co-founder Havilla Tea, Ajeng Respati menceritakan bagaimana kisahnya bersama Neysa Valerie dalam mengembangkan racikan teh lokal asal Bandung yang usianya hampir satu dasawarsa. Berawal dari kecintaannya pada produk teh, dua sosok wanita asal Bandung ini kemudian fokus dalam mengikuti program master teh bersertifikat internasional.

“Kami membangun bisnis ini bersama di tahun 2014. Saat itu muncul pertanyaan ‘apakah teh dari perkebunan Indonesia bisa bersaing di pasar teh dunia?’ dan kemudian kami berkomitmen untuk mempromosikan teh berkualitas tinggi dalam negeri. Memang siapa sih yang nggak suka dengan teh?” tanya Respati saat dihubungi tim Galamedia.

Komitmen tersebut dibuktikan Neysa dan Respati dalam mencari daun teh terbaik dari perkebunan di Indonesia. “Dewasa muda yang hidup di perkotaan menyukai produk teh kami yang kini sudah dijual di banyak coffee shop di Indonesia. Perlahan produk kami sudah bisa menembus pasar internasional,” sambungnya.

Saat ditanya mengenai komposisi bahan olahan teh yang dihasilkannya, Neysa Valerie selaku Tea Specialist menjawab hal tersebut. “Dari 100 persen bahan yang kami gunakan, 85 persen bahan tehnya berasal dari petani lokal dan sisanya terpaksa menggunakan produk dari luar. Karena untuk bunga-bunga sulit dibudidayakan di Indonesia. Jadi kami perlu bantuan dari luar,” ucap Neysa menambahkan.   

Racikan perpaduan teh lokal dan tisane menjadi ciri khas Havilla Gourmet Tea yang aromanya  memanjakan lidah pecinta teh dunia. Kualitas racikan tersebut kemudian dijamin dengan sertifikasi sistem keamanan pangan tertinggi FSSC 22000 sehingga produk olahan tehnya tetap terjaga. Tidak hanya kualitasnya saja yang diakui pecinta teh, namun secara bisnis, Havilla Tea juga mendapatkan berbagai penghargaan nasional, salah satunya juara 2 kompetisi Pengusaha Muda BRILiaN tahun 2020.

Peran BRI sendiri tidak bisa dilepaskan dari perkembangan satu dasawarsa Havilla Tea hingga saat ini. Tidak hanya melakukan pendampingan bisnis, UMKM yang tergabung dalam wadah Rumah BUMN Bandung ini juga mendapatkan bantuan akses untuk penjualan ke pasar dalam maupun luar negeri, salah satunya kemudahan dalam mengekspor ke pasar teh Hong Kong dan Arab Saudi.

Bantuan BRI Mudahkan untuk Ekspansi Produk

Havilla Tea turut mendapatkan kemudahan sebagai merchant BRI seperti pembuatan rekening bisnis, mesin EDC hingga layanan pindai QRIS. Peran Rumah BUMN Bandung sangat penting dalam mewadahi hal ini. “Saat ini kami sedang mengarahkan setiap transaksi menggunakan BRI,” ucap Respati yang terbantu dalam cash management untuk setiap transaksi penjualan produknya.

Respati menambahkan, sebelum omzetnya bisa menembus ratusan juta, BRI turut berperan dalam memperluas pasar Havilla Tea dengan memberikan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Waktu itu, kami mengajukan pinjaman Rp500 juta sebagai modal untuk memperluas usaha dan menambah kapasitas produk agar bisa memenuhi permintaan market yang lebih banyak,” ucap Respati.

Havilla Tea bukan satu-satunya kisah sukses UMKM Bandung yang terbantu dengan BRI. Regional CEO BRI Bandung, Sadmiadi menyampaikan bahwa ada jutaan nasabah yang telah mendapatkan bantuan KUR.

“Selama enam tahun terakhir, BRI Regional Office Bandung sudah menyalurkan pinjaman KUR ke 3,9 juta nasabah dengan total nilai nominal mencapai Rp102 triliun di wilayah kerja kami. Mengingat Jawa Barat adalah salah satu provinsi dengan jumlah UMKM terbanyak di Indonesia,” kata Sadmiadi.

Kini Havilla Tea tengah menatap 10 tahun bisnisnya tumbuh di Indonesia. Tidak hanya berkomitmen pada perkembangan kualitas teh lokal, namun Neysa dan Respati berupaya untuk mengedepankan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan pada petani teh lokal di Indonesia.

Salah satunya adalah penggunaan bahan ramah lingkungan papercraft sebagai kemasan yang dijualnya. Havilla Tea juga melakukan edukasi kepada petani lokal untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui program Keperataan Pasar. Patut ditunggu gebrakan apalagi yang akan dibuat Havilla Tea ke depan!***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah