Kaum Rebahan harus Tahu! Ini yang Bisa Terjadi Jika Kurang Gerak

- 27 Mei 2024, 14:16 WIB
Ilustrasi kurang gerak bisa pengaruhi kesehatan tubuh.
Ilustrasi kurang gerak bisa pengaruhi kesehatan tubuh. /Pixabay.com/

 

GALAMEDIANEWS - Tubuh yang kurang gerak ternyata berpengaruh pada kesehatan. Dimana tubuh yang kurang gerak dan konsumsi kalori berlebihan bisa menyebabkan naiknya trigliserida atau lemak dalam darah.

Naiknya lemak dalam darah tersebut berisiko menyebabkan penyakit kritis seperti jantung.

"Pemicu utama di balik kenaikan trigliserida adalah konsumsi kalori berlebihan dan kurang bergerak," kata praktisi kesehatan dr Debora Aloina Ita Tarigan dalam keterangannya di Jakarta, Senin 27 Mei 2024.

Bukan hanya kurang bergerak, tambahnya, faktor genetik juga dapat membuat tingkat trigliserida tidak normal.

Baca Juga: Persib Taklukan Madura United, Ini Alasan Bojan Hodak Belum Selebrasi

Trigliserida adalah jenis lemak umum yang ada di dalam darah dan berfungsi menyimpan kalori dan menyediakan energi untuk tubuh.

Makanan menjadi sumber utama pembentuk lemak ini dan apabila seseorang makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh maka menyebabkan kadar trigliseridanya naik.

Sementara itu, Untuk mengetahui kadar trigliserida, bisa dengan melakukan tes darah di klinik atau laboratorium. Nantinya, darah akan diambil dari pembuluh di lengan.

Hasil tes tersebut akan lebih akurat jika pasien berpuasa selain minum air putih selama 9-12 jam sebelum pengambilan darah.

Baca Juga: PREDIKSI SKOR Al-Nassr vs Al-Ittihad, Cristiano Ronaldo Jadi Pemain yang Harus Diperhatikan

Kadar atau angka trigliserida disebut normal apabila kurang dari 150 mg/dL. Lalu dianggap batas tinggi bila berada pada rentang 150-199 mg/dL dan tinggi apabila berada pada rentang 200-499 mg/dL.

Namun, kata Debora seperti dilansir Antaranews, ada kalanya seseorang bahkan tak merasakan gejala saat angka trigeliseridanya mencapai 1.000 hingga 2.000 mg/dL.

Karenanya untuk menjaga kadar trigliserida ​​​​​​tetap normal, dia menyarankan masyarakat menerapkan gaya hidup ke arah yang sehat, tidak malas bergerak supaya tubuh tidak menyimpan lapisan lemak lebih banyak serta rutin berolahraga demi menjaga dari risiko menurunnya massa otot.

"Jika massa otot kuat dan terjaga maka saat usia lanjut pun masih memungkinkan untuk tetap aktif bergerak," kata Medical Underwriter Sequis itu.

Sementara itu, merujuk data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 dari Kementerian Kesehatan, prevalensi penyakit jantung di Indonesia sekitar 1,9 persen yang disebabkan merokok, pola makan tidak sehat dan kurang beraktivitas fisik.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah