GALAMEDIANEWS - Para pegiat Jamaah Nahdliyyin di Kota Bandung kembali mengadakan tradisi Lailatul Ijtima di Pondok Pesantren Miftahul Khoir, Jl. Tubagus Ismail VIII No.60, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Jawa Barat.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Cijawura, KH. Asep berpendapat bahwa kegiatan Lailatul Ijtima merupakan tradisi leluhur para pendiri NU yang harus terus kita jaga dan dirawat sebagai wadah silaturahmi warga Nahdliyyin di Kota Bandung.
"Kegiatan Lailatul Ijtima semacam ini merupakan tradisi para muasis NU yang perlu kita jaga, tak lain untuk mempererat tali kasih di antara kita sebagai Warga Nahdlatul Ulama," kata Kiyai Asep, Senin 24 Juni 2024.
Kegiatan Lailatul Ijtima menurutnya selain mempererat silaturahmi sesama warga Nahdliyyin, Kiyai Asep menambahkan bahwa kegiatan tersebut sebagai ajang saling tukar informasi dan pikiran serta diskusi tentang keumatan khususnya di kalangan Warga NU.
" Hal ini penting sekali, selain silaturahmi pada malam ini, Lailatul Ijtima merupakan sebagai gagasan untuk kepentingan dan kemajuan NU, bertukar pikiran dan berita atau berdiskusi program sesama jam'iyah" tegas Kiya Asep, yang juga sebagai Wakil Rois Syuriah PCNU Kota Bandung.
Selain Kiyai Asep Usman, hadir KH. Anwar Munawar yang menyampaikan iftitah pada acara tersebut, ia menjelaskan keberhasilan satu jamaah bisa dilihat dari kekuatan komunitas dan pada kekompokan dan kekuatan jama'ahnya.
"Jika jamaah berdiri sendiri tanpa kekompakan, ini akan lemah, hanya dengan berjamaah seperti malam ini kekuatan bisa terjadi" kata Kiyai Anwar yang turut menyampaikan pangantar pada acara Lailatul Ijtima malam itu.
Kiyai Anwar juga berpesan pentingnya jadi muharik NU di Kota Bandung, bila sudah menjadi muharik atau pegiat NU, harus siap turun ke bawah pada tataran elemen Warga NU paling terbawah, turun ke tingkat Ranting misalnya mereka harus tetap terhubung dan diperhatikan dengan baik dengan kekuatan jamaah NU di level atasnya.