Manisnya Air Lahang, Tak Semanis Nasib Nandang Si Penjual Lahang

- 12 Oktober 2020, 13:52 WIB
Penjual Lahan di Kota Bandung
Penjual Lahan di Kota Bandung /Nazmi/job/

GALAMEDIA – Berkelana di bawah terik matahari, tak mengurungkan niatnya untuk mencari sesuap rezeki. Tak lupa, situasi yang masih di tengah pandemi ini menjadikan masker itu terus menutupi mulut dan hidungnya.

Ya, Nandang namanya. Pria berusia 52 tahun yang masih kuat menghidupi satu keluarganya, yang berjumlah dua orang putra dan satu istrinya. Nandang tinggal di Salem, Desa Bojongkoneng, Kabupaten Bandung Barat ini tengah berada di Kota Bandung. Pria paruh baya tersebut dijumpai tengah menyusuri jalanan sepanjang trotoar, di kawasan Jalan Sumatera, Sumur Bandung Kota Bandung, sambil menenteng bambu besar di pundaknya.
Bambu tersebut berisi lahang, salah satu minuman tradisional khas Jawa Barat, Lahang terbuat dari air nira atau sari aren, yang mempunyai cita rasa manis dan segar.

Nandang menyebut menjual lahang seharga Rp 10 ribu/ gelasnya. Penjualannya tidak pernah menetap di satu tempat, namun ia berkeliling dan memulai langkahnya dari arah Gasibu hingga berakhir di alun-alun kota Bandung.

“Icalan mah ngider we, tara cicing,” ucapnya, yang artinya “Jualannya keliling, engga pernah diem (di tempat tertentu)”.

Baca Juga: Harga Pertamax Dipangkas Rp250 per Liter, Simak Begini Cara Mendapatkannya

Sambil mengibas-ngibas topi usangnya, ia mengaku sudah berjualan lahang sekitar 20 tahun lamanya. Jika lahang ini juga salah satu minuman isotonik namun tradisional, dan banyak dijual oleh orang sunda.

Tak sangka, penjualan lahang ini bisa didapatkannya dari Rp 300 ribu – Rp 600 ribu per hari. Namun, lahang tersebut bukan hasil buatannya sendiri, sehingga ia mesti setor kepada pemilik aslinya (pemilik lahan atau pohon nira).

“Belinya mah dari lembur (desa) saya, jadi engga bikin sendiri,” lanjutnya.

Baca Juga: Bahanya Membuka Sektor Pariwisata di Saat Pandemi

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah