Keuntungan dan Tantangan Indonesia dalam Mewujudkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Tanah Air

1 Februari 2023, 10:17 WIB
Ilustrasi mobil listrik./carmudi.co.id /

 

GALAMEDIANEWS – Tidak menentunya harga bahan bakar minyak atau BBM yang biasa dipakai sebagai bahan bakar kendaraan konvensional, membuat negara Indonesia ingin berlaih kepada ekosistem kendaraan listrik seperti motor listrik dan mobil listrik.

Indonesia sangatlah diuntungkan, mengingat komponen bahan baku pembuat baterai ada pada kekayaan sumber daya alam Indonesia dan membuat ekosistem pada kendaraan listrik di Indonesia.

Ekosistem kendaraan listrik ini dapat membuat Indonesia menjadi negara yang lebih maju Menurut Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menyampaikan bahwa Pemerintah tengah merancang strategi besar bagi Indonesia agar bisa melompat menjadi negara maju dan tidak terjebak pada negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

Baca Juga: PROFIL Calon Gubernur Jabar: DEDI MULYADI Layak Maju di Pilgub Gantikan Ridwan Kamil?

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa strategi besar tersebut adalah dengan menciptakan ekosistem mobil listrik dan baterai kendaraan listrik (EV) sehingga negara lain memiliki ketergantungan kepada Indonesia.

Demikian disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya saat menghadiri acara Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-8 dan Kopi Darat Nasional Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang digelar di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa 31 Januari 2023 malam.

“Kita ingin menyatukan, mengintegrasikan yang namanya seluruh kekayaan alam ini menjadi satu barang yang nanti dibutuhkan, yang namanya EV baterai, litium baterai.

Baca Juga: PROFIL Calon Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Lengkap dengan Riwayat Pendidikan

Di situ ada komponen dari nikel, tembaga, timah, bauksit, dan semuanya harus kita satukan, kita integrasikan sehingga muncul nanti yang namanya EV baterai dan babak selanjutnya ekosistem yang lebih besar,” Jelas Presiden Joko Widodo.

Dengan pemanfaatan sumber daya alam ini, diharapkan pada masa yang akan datang negara – negara lain akan bergantung pada komponen – komponen barang ini yang ada di Indonesia.

“Dan babak selanjutnya ekosistem yang lebih besar yang namanya mobil listrik yang ke depan mau tidak mau semua negara akan mencari barang ini”. Jelas Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: DETIK-DETIK Kebakaran RSUD Bandung Kiwari, Kepanikan Warnai Proses Evakuasi

Namun, tentu nya ada tantangan yang harus dihadapi untuk merealisasikan ekosistem kendaraan listrik.

Baik tantangan internal dalam negeri maupaun yang datang dari luar negeri. Presiden Jokowi menyadari bahwa mengintegrasikan komponen-komponen baterai dan mobil listrik tidaklah mudah meskipun Indonesia memiliki hampir semua bahan yang dibutuhkan.

Dari segi geografis, tantangannya adalah bagaimana menyatukan berbagai bahan tambang yang lokasinya tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

“Yang sulit memang geografis negara kita. Nikel itu ada di Sulawesi yang banyak, ada di Maluku Utara.

Baca Juga: INFO TERBARU Kebakaran Ruang ICU RSUD Bandung Kiwari, Ini Penjelasan Dinas Kebakaran

Tembaga ada di Papua, ada di Sumbawa, ini yang besar-besar. Bauksit itu ada di Kalimantan Barat dan ada di Kepulauan Riau, di Bintan. Timah ada di Bangka Belitung.

Bagaimana mengintegrasikan ini, ada smelter di sini, ada smelter di sana disatukan menjadi barang yang namanya EV baterai dan yang namanya mobil listrik” Jelas Presiden Joko Widodo.

Tantangan berikutnya adalah dari sisi eksternal, misalnya gugatan Uni Eropa terhadap Indonesia karena pemerintah menghentikan ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah. Meskipun Indonesia kalah dalam gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tersebut.

Namun, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mundur dan akan tetap konsisten menghentikan ekspor barang tambang lainnya dalam bentuk bahan mentah.***

Editor: Reza Rafaeza

Sumber: Setkab

Tags

Terkini

Terpopuler