Menilik Sejarah Viking Persib Club yang Genap Berusia 27 Tahun

17 Juli 2020, 16:46 WIB
Viking Unpas /

GALAMEDIA - Sejarah di ulang kembali pada hari ini tanggal 17 Juli 2020, lahirnya salah satu suporter sepak bola terbesar di Indonesia. Para pendukung yang biasa di sebut Bobotoh ini genap berusia 27 tahun. Sebelum organisasi dan kelompok suporter klub di Indonesia mulai menjamur pada akhir 1990-an, Viking Persib Fans Club sudah berkibar. Bobotoh atau Viking sudah seperti pemain ke 12 bagi Persib.

Awalnya beranggotakan beberapa orang saja, kini Viking sudah dikenal di seantero indonesia dengan ciri khas menggunakan warna biru dengan lambang seorang prajurit Viking memakai topi dengan 2 tanduk diatasnya. Nama Viking sendiri diambil dari sebuah suku bangsa yang bermukim di daerah Skandinavia terletak di Eropa Barat. Mereka terkenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama Viking kedalam nama kelompok yang telah dibentuk. 

Baca Juga: Divonis Hidupnya Tinggal 2-3 Tahun lagi, Berkat Sedekah, Alya Sembuh dari Penyakit Lupus

Viking Persib Club sendiri yaitu sebuah kelompok bukanlah organisasi atau fans club dengan segala aturan-aturan formal yang mengikatnya. Setiap anggota atau Vikers adalah bagian dari sebuah “Keluarga”, layaknya sebuah Keluarga, keberagaman sifat dan tingkah laku yang berada didalamnya adalah merupakan sesuatu hal yang lumrah, dan Viking akan selalu berusaha untuk mengakomodir keberagaman tersebut.

Kelompok Suporter dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, karena didalamnya terdapat sekumpulan individu yang berinteraksi secara bersama-sama serta memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan oleh kehendak dan perilaku yang disepakati. Seperti kebanyakan kelompok-kelompok Bobotoh lainnya yang turut terlahir sama seperti halnya Viking Persib Club, yaitu secara Grass Root (dari arus bawah), maka Viking Persib Club memiliki cara atau cirri khas dalam menyikapi setiap permasalahan anggotanya. Hubungan pertemanan dan kekeluargaan yang tulus, erat tanpa pamrih serta rasa persaudaraan yang tinggi menjadi modal yang kuat bagi Viking untuk terus eksis selama beberapa dekade.

Baca Juga: Ini Dia Sosok Pendamping Gibran Rakabuming Raka: Mantan Guru Olahraga di SMK

Viking sendiri sejak awal berdirinya hingga sekarang ini diketuai oleh Heru Joko dengan panglima Ayi Beutik serta beberapa nama penting seperti Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule dan Aris Primat. Debut kehadiran nya Viking pada tahun 1993 saat Liga I Indonesia yang digemborkan sebagai kompetisi semi professional di tanah air. Slogan “Persib Sang Penakluk” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya. Viking di masa ini masih sangat tradisional dan belum menunjukkan geliat sebagai sebuah organisasi yang utuh secara profesional, bahkan pada awalnya mereka tidak mempunyai homebase dan menjadikan halaman sekretariat Persib di Jalan gurame sebagai tempat berkumpul. Seiring waktu kehadiran mereka yang merajai tribun selatan pun mulai dikenal dan diakrabi Bobotoh, banyak pula yang berminat untuk menjadi bagian dari Viking, pendaftaran anggota pun mulai dibuka lebar.

Lama kelamaan aksi Viking tidak hanya sekedar bersorak-sorak mendungkung Persib di lapangan. Namun aktivitas nya mulai menyentuh aspek-aspek kehidupan bermasyarakat. Seperti bakti sosial, sunatan masal kompetensi-kompetensi kreatif, dan lainnya. Seiring dengan waktu dari mulai sedikit anggota, kini Viking sudah memiliki anggota resmi lebih dari 70 ribu yang tersebar di seluruh Kota dan Kabupaten di Jawa Barat bahkan di hampir setiap provinsi pun ada Distrik Viking. Termasuk Jakarta yang notabene merupakan wilayah tempat bernaung seteru Viking yakni The Jakmania, suporter Persija Jakarta.

Baca Juga: Komisi V DPRD, Pendidikan Jaran Jauh PR Berat Buat Pemprov Jabar

Tak luput dari berbagai kisah fenomenal sebagai suporter sebak bola, pada 27 Mei 2012 di Gelora Bung Karno saat Persib bertamu ke Jakarta, terjadi pengeroyokan terhadap Bobotoh oleh TheJak, hal ini menyisakan pedih yang mendalam. Pasalnya, tiga orang ditemukan tewas dan lima lainnya mengalami luka-luka di sekitar kompleks GBK tidak lama setelah pertandingan berakhir. Salah satu korban tewas yang ditemukan pertama kali adalah Lazuardi yang tergeletak di Parkir Timur depan kolam renang. kejadian yang menimpa Lazuardi bermula saat laga antara Persija Jakarta melawan Persib Bandung berada dalam kedudukan 2 - 1. Saat itu, seluruh pendukung klub berjuluk Macan Kemayoran bersorak-sorai merayakan kemenangan sementara klub kesayangannya di tribun penonton.

Dari tahun ketahun perayaan hari jadi Viking Persib Club selalu di isi dengan beberapa kegiatan. Seperti tahun kemarin para bobotoh melakukan Sykuran dengan Potong Tumpeng di sekertariat Viking. Ada juga konvoi dengan maksud pergi ke makam panglima Viking, Ayi Beutik di daerah banjaran Kabupaten Bandung. Untuk tahun ini Viking Persib Club akan merayakan hari jadi nya dengan sederhana saja. Ketua Viking Heru Joko mengatakan bahwa tidak akan acara besar-besaran dan mengundang banyak massa terkait Pandemi Covid-19. Hanya saja tahun ini perayaan akan dilakukan secara virtual.

Baca Juga: 265 Juta Penduduk Bumi Terancam Kelaparan Gara-gara Pandemi Covid-19

Ketika sepakbola sudah menjadi industri, Peranan Bobotoh untuk Persib pun menjadi berkembang tidak hanya sebagai objek pelengkap saja. Bobotoh seharusnya menjadi bagian dari prestasi dan keberhasilan yang dicapai oleh Persib. (nisa pratiwi/job)

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler