Adakah Inflasi dalam Islam?

7 Juli 2020, 14:27 WIB
/

 

INFLASI yaitu kemerosotan nilai uang karena banyaknya uang beredar di masyarakat sehingga menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa.

Dalam perkuliahan Ekonomi Makro Islam dengan tema inflasi bapak Rachmat Rizqy Kurniawan, SEI, MM selaku dosen mata kuliah Ekonomi Makro Islam beliau berstatement  “ Akibat dari inflasi maka harga barang naik, inflasi sendiri turunnya mata uang akibat di cetak secara tidak proposional artinya jumlah peredaran barang dan jasa di suatu negara itu tidak sebanding atau lebih kecil daripada uang yang dicetak dan beredar

Saya setuju dengan pernyataan beliau, karena inflasi itu bukan berarti barang tersebut turun lalu harga naik tetapi alat ukur untuk menilai barang dan jasa nilainya turun dan merosot. Karena saya melihat dari contoh di Negara Zimbabwe, yang mencetak uang secara berlebihan, akibatnya kondisi perekonomian terus-terusan jatuh, tingkat pengangguran disana mencapai 80-94%, banyak pabrik-pabrik manufaktur yang tutup sementara suplai makanan langka.

Baca Juga: 8.000 Orang yang Terlibat Penyelenggara Pilkada Bandung Bakal Dirapid Test

Lalu apakah dalam islam ada inflasi?

Dalam perkuliahan Ekonomi Makro Islam dengan tema Teori Inflasi dalam Islam bapak Rachmat Rizqy Kurniawan, SEI, MM selaku dosen mata kuliah Ekonomi Makro Islam berstatement “ Inflasi hanya pernah terjadi pada masa kesultanan Mesir yang ketika itu mencetak fulus. Inflasi tidak pernah terjadi pada masa pemerintahan oleh Islam kecuali dimasa Dinasti mamalik yang sesungguhnya bukan orang islam, mereka itu para budak hasil tawanan perang

Saya setuju dengan pendapat beliau, dalam islam tidak ada inflasi. Bahkan pada masa Rasulullah uang islam diterbitkan secara resmi dalam bentuk dinar dan dirham yang mana dicetak sesuai timbangan yang telah di tentukan oleh Rasulullah.

Saya juga membaca dalam jurnal yaitu dalam pandangan Al-Maqrizi, kekacauan pada fenomena sosial ekonomi di Mesir mulai terlihat ketika pengaruh kaum mamluk semakin kuat di kalangan istana, termasuk terhadap kebijakan percetakan mata uang dirham campuran. Pencetakan fulus, mata uang yang terbuat dari tembaga, dimulai pada masa pemerintahan Dinasti Ayyubiyah, Sultan Muhammad Al- Kamil ibnu Al-Adil Al-Ayyubi, yang dimaksudkan sebagai alat tukar terhadap barang-barang yang tidak signifikan dengan rasio 48 fulus untuk setiap dirhamnya.

Baca Juga: Netizen Heboh, Blokir Netflik Sudah Dibuka Telkom

Perubahan yang sangat signifikan terhadap mata uang ini terjadi pada tahun 76 H. Setelah berhasil menciptakan stabilitas politik dan keamanan, khalifah Abdul Malik ibnu Marwan melakukan reformasi moneter dengan mencetak dinar dan dirham Islam. Penggunaan kedua mata uang ini terus berlanjut, tanpa perubahan yang berarti, hingga pemerintahan Al-Mu’tashim , Khalifah terakhir dinasti Abbasyiah. Perubahan yang sangat signifikan terhadap mata uang ini terjadi pada tahun 76 H. setelah berhasil menciptakan stabilitas politik dan keamanan, khalifah Abdul Malik ibnu Marwan melakukan reformasi moneter dengan mencetak dinar dan dirham Islam. Penggunaan kedua mata uang ini terus berlanjut, tanpa perubahan yang berarti, hingga pemerintahan Al-Mu’tashim, Khalifah terakhir dinasti Abbasyiah.

Pasca pemerintahan Sultan Al-kamil, percetakan mata uang tersebut terus berlanjut hingga pejabat ditingkat provinsi terpengaruh laba yang besar dari aktivitas ini. Kebijakan sepihak mulai diterapkan dengan meningkatkan volume percetakan fulus dan menetapkan rasio 24 fulus per dirham. Akibatnya rakyat menderita kerugian yang besar karena barangbarang yang dahulu berharga setengah dirham sekarang menjadi satu dirham. Keadaan ini semakin memburuk ketika aktivasi pencetakan fulus meluas pada masa pemerintahan AlAdil Kitbugha dan Sultan Al-Zahir Barquq yang mengakibatkan penurunan nilai mata uang dan kelangkaan barang-barang dipasaran.

 Baca Juga: Netizen Heboh, Blokir Netflik Sudah Dibuka Telkom

 

 Penulis : Tiara Katresna Putri 

Mahasiswa semester 4 jurusan Akuntansi Syariah dari kampus STEI SEBI

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler