Hikmah Ramadhan dalam Membangun Konsep Diri Positif

- 11 April 2022, 11:47 WIB
Siti Nuroh/Foto doc
Siti Nuroh/Foto doc /

GALAMEDIA - Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan, ampunan dan rakhmat serta kasih sayang dari Allah SWT.

Diwajibkan kepada seluruh orang Islam yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan dengan tujuan agar menjadi orang-orang yang bertakwa, seperti dinyatakan pada QS Al-Baqarah 183 yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Untuk melaksanakan puasa Ramadhan banyak syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi, termasuk reward (pahala) dan punishment (dosa) bagi mereka yang melaksanakan dan meninggalkannya.

Baca Juga: Dukung Demo 11 April 2022, Anggota DPR RI Fraksi PKS: Punya Dasar Fakta yang Kuat, Wajar Ada Demo

Puasa Ramadhan sebagaimana namanya hanya dilaksanakan pada bulan Ramadhan dan tidak dapat dilaksanakan pada bulan lain, kecuali untuk meng-qadha.

Puasa harus dimulai dengan niat pada malam sebelum puasa, dari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari; dilarang makan, minum, bersetubuh pada waktu puasa; diwajibkan kepada yang beragama Islam, berakal, balig, suci, dll.

Bagi mereka yang melaksanakan puasa Ramadhan, Allah SWT menjanjikan pahala yang berlimpah.

Di samping keutamaan-keutamaan puasa, dalam bulan Ramadhan Allah SWT juga menjanjikan pahala yang berlipat untuk ibadah atau perbuatan baik lainnya. Tidak hanya itu dengan berpuasa kita dapat membangun konsep diri yang positif, antara lain:

Baca Juga: Tayang Pukul 21.00 WIB, Spoiler Ikatan Cinta 11 April 2022: Pesawat Al Hilang Kontak Saat Berangkat ke Amerika

1. Melatih diri untuk tetap bersyukur kepada Allah SWT

Sebagaimana firman Allah SWT pada surat Al-Baqarah 186:

“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

Demikian pula Allah telah memberikan kepada kita berbagai hidayah secara bertahap, seperti hidayatul ilham (Naluri), hidayatul wasa (panca indra), hidayatul akli (akal), hidayatuddiin (agama), dan hidayatut taufik.

Juga dalam surat Ar-Rahman, 31 kali Allah SWT menantang kita dengan “fabiayyi aalaai robbikumaa tukadzdzibaan” (maka nikmat-Ku yang mana yang hendak/bisa kau dustakan?).

Semua demikian jelas, maka dengan sampainya kita pada bulan Ramadhan, maka kita bersyukur bahwa kita masih diberi waktu oleh Allah SWT untuk menjalankan amal ibadah dengan pahala yang berlipat ganda.

Saat berbuka puasa, kita harus merasa bersyukur diberi kenikmatan oleh Allah SWT untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga dengan semua rizki-Nya yang dapat kita nikmati bersama keluarga.

Baca Juga: Tayang Pukul 21.00 WIB, Spoiler Ikatan Cinta 11 April 2022: Pesawat Al Hilang Kontak Saat Berangkat ke Amerika

2. Melatih disiplin terhadap waktu

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, kita harus patuh pada waktu sahur dan buka. Kita bangun untuk makan sahur saat dini hari dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi bahwa kita bekerja dengan bangun lebih pagi, agar mendapatkan rejeki yang halal.

Kaum muslim dan muslimah agar dapat menjalankan shaum dengan tetap kuat dan sehat di siang hari, perlu mengatur ritme bekerja agar tubuh mendapatkan istirahat yang cukup.

3. Memberikan keseimbangan dalam kehidupan

Umat muslim dan muslimah pada hakekatnya adalah hamba Allah yang diperintahkan untuk beribadah.

Namun demikian, ada kalanya karena kesibukan pekerjaan duniawi dan hawa nafsu, terkadang melupakan kewajiban ibadah.

Pada bulan suci Ramadhan ini, kita dilatih untuk mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban beribadah dengan imbalan pahala yang berlipat ganda.

Baca Juga: Menu Buka Puasa Hari Ini: Resep Sayur Bobor dan Udang Goreng Tepung

4. Mempererat silaturahmi dan meningkatkan kepedulian kepada sesama

Pada bulan suci Ramadhan ini, rasa persaudaraan sesama muslim, tampak sangat jelas. Silaturahmi antar sesama semakin ditingkatkan, misalnya dengan memberikan tajil untuk  berbuka puasa di mesjid secara gratis dan bergiliran.

Selanjutnya shalat bersama di mesjid yang juga diisi dengan siraman rokhani serta tadarusan bersama di mesjid maupun di mushala di tempat pekerjaan.

5. Meningkatkan kehati-hatian dalam melaksanakan perbuatan

Berpuasa dibulan suci Ramdhan ini akan bernilai sempurna dan tidak sia-sia, apabila selain menahan lapar dan haus juga kita menghindari godaan dan keharaman atas  mata, telinga, perkataan dan perbuatan.

Dengan demikian kita harus menjalankannya pada kehidupan keseharian di tempat kerja dan lingkungan masyarakat.

Latihan ini memberikan kemajuan positif bagi kita, agar setelah selesai bulan Ramadhan kita juga dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, fitnah, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Ditahan Imbang Liverpool, Aksi Kiper Manchester City Ederson Tuai Reaksi: The Maddest Footballer

6. Melatih diri menjadi lebih tabah dan sabar

Selama Puasa pada bulan suci Ramadhan ini, kita dibiasakan menahan yang tidak baik dilakukan. Tidak boleh marah-marah, berburuk sangka, dan dianjurkan agar bersifat sabar atas segala perbuatan orang lain kepada kita.

Misalkan ada orang yang menggunjingkan kita, atau mungkin meruncing pada fitnah, tetapi kita tetap sabar karena kita dalam keadaan puasa.

Hal ini hendaknya dapat menjadikan diri lebih tabah tidak hanya pada saat puasa dibulan suci Ramadhan ini namun hendaknya tetap sabar dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

7. Melatih hidup sederhana

Ketika waktu berbuka puasa tiba, saat minum dan makan sedikit saja, kita telah merasakan nikmatnya makanan yang sedikit tersebut, pikiran kita untuk makan banyak dan bermacam-macam sebetulnya hanya hawa nafsu saja.

Oleh karena itu, dengan puasa Ramadhan kita hendaknya dapat menahan nafsu duniawi.

Pada saat bulan Ramadhan, konsep diri penting dalam proses mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Konsep diri adalah penghargaan diri, nilai diri, atau penerimaan diri.

Konsep diri meliputi semua keyakinan dan penilaian tentang diri sendiri (Sunaryo, 2004). Hal ini akan menentukan siapa kita dalam kenyataan, menentukan siapa kita menurut pikiran sendiri, apa yang dapat kita lakukan menurut pikiran sendiri, dan menjadi apa menurut pikiran sendiri.

Baca Juga: Demo 11 April 2022, Said Didu Berikan Dukungan dan Doa: Semoga Dapat Petunjuk untuk Selamatkan NKRI

Ramadhan datang menawarkan berjuta makna, pesona, serta harapan untuk kembali menjadi fitri.

Dengan membangun konsep diri yang positif sebagaimana yang telah di paparkan di atas, kita dapat menangkap makna dan menikmati pesona Ramadhan, serta mencapai tujuan akhir, yaitu kembali ke fitrah, menjadi yang terlahir kembali.

Tidak hanya itu, puasa juga memiliki manfaat pada psikologis atau kesehatan jiwa.

Saat berpuasa tubuh mengeluarkan hormon-hormon yang dapat membantu memperbaiki rasa cemas, menjaga suasana hati, hingga mengurangi stres.

Selain itu, puasa juga membantu meningkatkan suasana hati (mood) yang positif.***

Penulis: Siti Nuroh

Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Referensi: Nuzulia. Psikologi Puasa.Universitas Negeri Semarang.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Pendidikan. Jakarta: EGC. Swanburg.
Suseno, Sigid. 2014/Puasa Ramadhan sebagai Wujud Ketaatan dan Peningkatan Kualitas Diri. Universitas Padjajaran.

Editor: Mia Fahrani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x