Saatnya Beralih Makanan Pokok dari Nasi ke Sagu

- 25 Mei 2023, 10:28 WIB
Syabar Suwardiman, S.Sos., M.Kom
Syabar Suwardiman, S.Sos., M.Kom /


Saking bersyukurnya masyarakat Jawa dengan tanaman padi ini, di tengah masyarakat timbullah cerita tentang Dewi Sri. Kemudian ritual ketika akan panen, tidak boleh ada sisa makanan nasi di piring disertai dengan nasihat rasa syukur. 

Dahulu ada tempat khusus untuk menyimpan beras yang kita kenal padaringan, yang boleh mengambil hanya perempuan/ibu. Betapa kita saat itu memuliakan beras dengan sangat baik. Ironinya sekarang, Indonesia adalah negara yang masuk sebagai negara pembuang sisa makanan terbesar.

Mengganti Makanan Pokok dari Nasi ke Sagu

Mengapa harus sagu? Selain yang telah diutarakan oleh Prof. Masanori Okazaki, penulis memiliki pengalaman berharga saat memilih makanan dengan sistem antre dengan menunjuk makanan yang dipilih/diinginkan. Setiap ke sini pilihan penulis adalah bubur sagu dengan campuran kolak, tetapi yang utama dipilih adalah bubur sagunya.

Di belakang penulis antre seorang perempuan Tionghoa, yang kemudian menyatakan "pilihan bapak bagus". Lalu dia menyampaikan manfaat sagu, sebagai obat mag, mencegah diabetes dan manfaat lainnya.

Tiap jajan di restoran lagendaris ini, pilihan saya memang selalu bubur sagu. Dikenalkan saat SMP, sampai sekarang lidah sudah melekat dengan bubur sagu restoran ini. Biasanya diperbolehkan maksimal mencampur dengan 4 jenis kolak lain, antara lain yang penulis ingat kolak pisang dan hanjeli.

Baca Juga: Wajib Tahu! 6 Manfaat Udang untuk Kesehatan, Nomor 5 Sangat Tak Disangka!


Ternyata secara kajian ilmiah sagu memiliki indeks glikemik yang rendah artinya sangat baik untuk mencegah diabetes. Sementara nasi memiliki indeks glikemik yang tinggi, sehingga wajar para penderita diabetes mengurangi konsumsi nasi. Lebih lanjut inilah manfaat jika makanan pokok beralih ke sagu selain mencegah diabetes, yaitu, mengurangi impor beras, mengurangi beban BPJS Kesehatan karena klaim dari para penderita BPJS mencapai 3,27 triliun/tahun.


Indonesia adalah pusat sagu dunia, hampir 90% produk sagu berasal dari Indonesia, tentunya ini potensi yang sangat besar. Jangan sampai kita kehilangan “emas hitam” yang memiliki banyak manfaat.

Potensi ini tentunya harus menjadi konsen pemerintah, mengubah pola makanan pokok nasi ke sagu. Dalam menuju perubahan makan pokok ini, tentunya harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan melibatkan para pakar di tiap bidang (lintas ilmu). Terpenting harus diumulai dari kalangan peegang kebijakan dalam hal ini pemerintah.

Sagu dan Diabetes

Dalam relief Candi Borobudur, terdapat empat palma kehidupan, atau empat tanaman palem, yaitu lontar, nyiur, aren dan sagu. Dari jejak relief tadi sejarawan memercayai bahwa makanan pokok asli Indonesia adalah sagu.

Halaman:

Editor: Lina Lutan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x