Keindahan Alam Garut Banyak Diminati Stasiun TV untuk Pembuatan Film

12 Desember 2021, 22:39 WIB
Aris Nugraha. /Agus Somantri/Galamedia/


GALAMEDIA - Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, mengatakan bahwa Garut merupakan salah satu daerah yang sangat berpotensi dalam dunia perfilman. Bahkan menurutnya, selama ini sudah banyak film-film bermutu yang dibuat di Garut.

"Selain itu, Garut juga banyak melahirkan artis kenamaan yang berkiprah di kancah perfilman Indonesia," ujarnya, disela kegiatan Bincang Kreatif Film dan Fotografi di Hotel Santika, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Ahad 12 Desember 2021.

Dengan alasan itulah, terang Ferdy, selama ini pihaknya telah beberapa kali menggelar acara atau kegiatan yang erat kaitannya dengan masalah perfilman di wilayah Garut.

Pihaknya berharap, kegiatan ini mampu lebih meningkatkan minat warga Garut untuk memperdalam maslah perfilman dan fotografi sehingga bisa lebih mempromosikan Garut dengan segala potensi yang dimilikinya.

Menurut Ferdi, masalah perfilman ini penting untuk diangkat karena film merupakan subsektor dari 17 subsektor yang ada di Garut.

Selain itu, terangnya, Garut juga mempunyai sejarah tentang perfilman di tingkat nasional dengan banyaknya film terkenal yang dibuat di Garut sejak lama.

Baca Juga: HMI Komisariat FKIP Unpas Mengutuk Keras Aksi Herry Wirawan Cabuli Puluhan Santriwati di Bandung

Ferdi menyebutkan, sejak dulu hingga saat ini Garut punya rekam jejak yang sangat bagus dalam dunia perfilman nasional. Ia mencontohkan, sinetron dan film
yang tengah trend yakni Preman Pensiun, sutradaranya adalah orang Garut dan pemainnya juga kebanayakan merupakan orang Garut.

"Jadi baik film maupun fotografi, erat kaitannya dengan nuansa alam dimana di Garut memiliki latar alam yang sangat indah sehingga akan sangat menarik bila dijadikan objek film maupun fotografi," katanya.

Ferdi berharap, hal ini juga bisa mempromosikan keindahan alam Garut sehingga
lebih menarik perhatian para wisatawan yang tentunya bisa lebih mendongkrak pendapatan pemerintah daerah dan juga masyarkat Garut.

Ferdi juga menuturkan, jika pihaknya mendorong pemerintah untuk lebih memberikan perhatian kepada insan perfilman dengan memberikan stimulus agar dunia perfilman di Indonesia bisa semakin maju. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga harus mengapresiasi insan perfilman yang berprestasi dan membawa harum bangsa dan negara.

"Apresiasi untuk insan perfiman yang berprestasi dan telah mengharumkan bangsa tentu sangat penting. Jika ada insan perfilman yang berpresatsi di tingkat internasional, tentu apresiasinya tak hanya Rp10 atau Rp20 juta tapi minimal sampai Rp100 juta sebagai bentuk penghargaan lah," ucap politikus Partai Golkar tersebut.

Sangat Diminati Stasion TV

Sementara itu, Sutrada kenamaan Indonesia, Aris Nugraha, menyebutkan, bahwa keindahan alam Garut sangat diminati oleh pihak stasiun televisi. Ia pun mengaku, jika dirinya banyak menerima permintan pembuatan film dengan latar alam Garut.

Sejak dulu permintaan film berlatar alam Garut sudah banyak. Bahkan setelah saya membuat FTV Preman Pensiun "Manusia Merdeka", permintaan itu kian banyak, pihak TV menilai bahwa alam Garut sangat indah," ucapnya.

Padahal, ujar sineas kelahiran Garut 52 tahun lalu itu, dalam Preman Pensiun "Manusia Merdeka", ia hanya mengangkat latar alam yang ada di kawasan Darajat, Kecamatan Pasirwangi. Namun pihak TV menilai jika latar yang dipakai di FTV itu sangat bagus, padahal menurutnya, di Garut masih banyak spot yang juga memiliki latar yang jauh lebih bagus lagi.

Baca Juga: Meski Menang, Bobotoh Tetap Kecewa dengan Permainan Persib: Tim Berlabel Profesional Kualitas Tarkam

"Respon TV atas FTV Preman Pensiun "Manusia Merdeka" yang latarnya dibuat 100 persen di Garut itu luar biasa. Bahkan pihak TV meminta saya kembali membuat film dengan latar alam Garut karena dinilai sangat indah," jarnya.

Kendati begitu, Aris mengakui, bukan hal yang mudah untuk memproduksi film dengan latar alam Garut, karena biaya produksi yang harus dikeluarkan tentunya tidak sedikit. Apalagi, menurutbnya, jika artis, kru, dan peralatan harus didatangkan langsung dari Jakarta.

Aris mencontohkan, jika ada 50 orang untuk kru saja yang didatangkan dari Jakarta, maka berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk waktu satu bulan saja, belum lagi artis dan lainnya. Hal ini, terangnya, sangat berbeda bila pembuatan film dilakukan di sekitar wilayah Jakarta, karena kru dan yang lainnya bisa pulang ke rumahnya masing-masing sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya akomodasi.

Dengan alasan itulah, lanjut Aris, pihaknya lebih cenderung untuk membuat FTV yang waktu pembuatannya jauh lebih pendek dibandingkan dengan pembuatan film layar lebar atau sinetron. Sedangkan trik lainnya, tambah Aris, ia akan memanfaatkan para pemain serta kru yang semuanya merupakan warga Garut.

Seperti diungkapkan Aris, dalam waktu dekat ini ia akan memproduksi FTV berjudul Suparman Reborn yang semua latarnya berada di wilayah Garut, dan seluruh kru dan pemainnya juga akan menggunakan artis Garut yang menurutnya sangat berpotensi.

Menurut Aris, FTV Suparman Reborn ini merupakan lanjutan dari Sinetron Suparman dengan pemeran utama Epy Kusnandar yang sukses memerankan Kang Mus dalam sinetron Preman Pensiun. Epy Kusnandar sendiri merupakan artis asal Garut yang kini berkiprah di ibukota.

"Namun dalam FTV Suparman Reborn ini, saya akan memakai pemeran utamanya seorang artis muda berbakat yang juga orang Garut. Epy masih main dalam FTV ini tapi bukan lagi berperan sebagai Suparman seperti di sinetron Suparman sebelumnya," katanya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler