Keindahan Alam Garut Banyak Diminati Stasiun TV untuk Pembuatan Film

- 12 Desember 2021, 22:39 WIB
 Aris Nugraha.
Aris Nugraha. /Agus Somantri/Galamedia/

Ferdi juga menuturkan, jika pihaknya mendorong pemerintah untuk lebih memberikan perhatian kepada insan perfilman dengan memberikan stimulus agar dunia perfilman di Indonesia bisa semakin maju. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga harus mengapresiasi insan perfilman yang berprestasi dan membawa harum bangsa dan negara.

"Apresiasi untuk insan perfiman yang berprestasi dan telah mengharumkan bangsa tentu sangat penting. Jika ada insan perfilman yang berpresatsi di tingkat internasional, tentu apresiasinya tak hanya Rp10 atau Rp20 juta tapi minimal sampai Rp100 juta sebagai bentuk penghargaan lah," ucap politikus Partai Golkar tersebut.

Sangat Diminati Stasion TV

Sementara itu, Sutrada kenamaan Indonesia, Aris Nugraha, menyebutkan, bahwa keindahan alam Garut sangat diminati oleh pihak stasiun televisi. Ia pun mengaku, jika dirinya banyak menerima permintan pembuatan film dengan latar alam Garut.

Sejak dulu permintaan film berlatar alam Garut sudah banyak. Bahkan setelah saya membuat FTV Preman Pensiun "Manusia Merdeka", permintaan itu kian banyak, pihak TV menilai bahwa alam Garut sangat indah," ucapnya.

Padahal, ujar sineas kelahiran Garut 52 tahun lalu itu, dalam Preman Pensiun "Manusia Merdeka", ia hanya mengangkat latar alam yang ada di kawasan Darajat, Kecamatan Pasirwangi. Namun pihak TV menilai jika latar yang dipakai di FTV itu sangat bagus, padahal menurutnya, di Garut masih banyak spot yang juga memiliki latar yang jauh lebih bagus lagi.

Baca Juga: Meski Menang, Bobotoh Tetap Kecewa dengan Permainan Persib: Tim Berlabel Profesional Kualitas Tarkam

"Respon TV atas FTV Preman Pensiun "Manusia Merdeka" yang latarnya dibuat 100 persen di Garut itu luar biasa. Bahkan pihak TV meminta saya kembali membuat film dengan latar alam Garut karena dinilai sangat indah," jarnya.

Kendati begitu, Aris mengakui, bukan hal yang mudah untuk memproduksi film dengan latar alam Garut, karena biaya produksi yang harus dikeluarkan tentunya tidak sedikit. Apalagi, menurutbnya, jika artis, kru, dan peralatan harus didatangkan langsung dari Jakarta.

Aris mencontohkan, jika ada 50 orang untuk kru saja yang didatangkan dari Jakarta, maka berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk waktu satu bulan saja, belum lagi artis dan lainnya. Hal ini, terangnya, sangat berbeda bila pembuatan film dilakukan di sekitar wilayah Jakarta, karena kru dan yang lainnya bisa pulang ke rumahnya masing-masing sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya akomodasi.

Dengan alasan itulah, lanjut Aris, pihaknya lebih cenderung untuk membuat FTV yang waktu pembuatannya jauh lebih pendek dibandingkan dengan pembuatan film layar lebar atau sinetron. Sedangkan trik lainnya, tambah Aris, ia akan memanfaatkan para pemain serta kru yang semuanya merupakan warga Garut.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah