Dua Jurnalis Indonesia Diculik dan Disandera Kelompok Bersenjata di Irak, Terjadi pada 18 Februari 2005

18 Februari 2022, 07:15 WIB
Ilustrasi penyanderaan. Dua jurnalis Indonesia diculik dan disandera kelompok bersenjata di Irak pada 18 Februari 2005./24.sapo.pt /

GALAMEDIA - Dua jurnalis Indonesia diculik dan disandera oleh kelompok bersenjata di Irak.

Dua jurnalis itu berasal dari salah satu televisi swasta. Keduanya yaitu Meutya Hafid dan juru kamera Budiyanto.

Meutya Hafid dan Budiyanto menjadi korban penculikan dan disandera saat bertugas, pada 18 Februari 2005 lalu.

Penyandera menganggap kedatangan kedua jurnalis tersebut merupakan utusan pemerintah Indonesia untuk ikut campur dalam kepentingan politik yang saat itu sedang terjadi.

Baca Juga: Terjadi Kerusuhan Antaretnis di Kalimantan, Lebih dari 500 Orang Meninggal Dunia, Sejarah 18 Februari

Dikutip dari berbagai sumber, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika itu langsung mengklarifikasi bahwa kedua jurnalis sedang menjalankan tugas yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan kepentingan politik.

SBY pun pada akhirnya meminta Brigade Mujahiddin di Irak untuk membebaskan jurnalis tersebut.

Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005. Peristiwa itu pun Meutya abadikan dalam sebuah buku "168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak".

Selain penyanderaan dua jurnalis Indonesia di Irak, tanggal 18 Februari juga mencatat sejumlah peristiwa penting terjadi dari tahun ke tahun.

Tak sedikit dari peristiwa itu menjadi catatan sejarah penting bagi perjalanan hidup manusia dan sampai harus menelan korban jiwa.

Berikut sejumlah peristiwa penting di tanggal 18 Februari, yang dirangkum Galamedia dari berbagai sumber:

Baca Juga: Tsunami Raksasa 80 Meter Menyapu Pulau Ambon dan Pulau Seram, Ribuan Orang Tewas, Sejarah 17 Februari

1478
Pangeran Clarence Inggris, George, dihukum mati secara tertutup di Menara London, Inggris karena dianggap berkhianat kepada sang raja, Edward IV.

George adalah adik kandung dari Edward IV yang juga mempunyai peran besar dalam kepemimpinan raja Inggris Raya.

1745
Kota Surakarta didirikan di tepi Bengawan Solo dan menjadi ibu kota Kasunanan Surakarta.

1911
Penerbangan resmi pertama dengan surat pos udara terjadi di Allahabad, Kemaharajaan Britania, ketika Henri Pequet, seorang pilot 23 tahun, mengirimkan 6.500 surat ke Naini, berjarak sekitar 10 Km.

1930
Seorang astronom asal Amerika Serikat (AS), Clyde William Tombaugh, menemukan sebuah planet baru dalam sistem tata surya melalui observatoriumnya di Arizona, AS.

Planet itu lantas diberi nama Pluto yang diusulkan oleh Venetia Burney, seorang gadis murid sekolah inggris yang kala itu berusia 11 tahun.

Usul ini terpilih dari sekian banyak nama lainnya karena nama itu sesuai dengan nama dewa Romawi dari dunia bawah.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 8.2 dan Tsunami 7 Meter Sapu Pulau Biak Papua, Sejumlah Orang Tewas 17 Februari 1996

1932
Pemerintah Jepang mendirikan sebuah negara boneka bernama Manchuko di sebelah timur laut Republik Rakyat Tiongkok.

Wilayah ini secara umum dikenal sebagai Manchuria oleh orang Barat dan orang Jepang.

Mantan penguasa Tiongkok, Dinasti Qing, menetapkan Manchuko sebagai "tanah air" kelompok etnis keluarga penguasa bangsa Manchu.

Meskipun nama negara ini menggunakan kata Manchu, orang-orang Manchu sendiri hanya menjadi minoritas di negara ini, dan Han Tiongkok menjadi penduduk mayoritas.

1977
Uji kendara Pesawat ulang-alik Enterprise dilakukan dalam "penerbangan" perdananya di atas Boeing 747.

1979
Hujan salju di Gurun Sahara di selatan Aljazair, satu-satunya dalam sejarah.

Pasalnya, Gurun Sahara merupakan nama sebuah padang pasir terbesar di dunia. Nama "Sahara" diambil dari bahasa Arab yang berarti "padang pasir".

Sahara terletak di utara Afrika dan berusia 2,5 juta tahun. Padang pasir ini membentang dari Samudra Atlantik ke Laut Merah.

Dari Laut Tengah di utara sampai ke Sahel di sebelah selatan. Dari Mauritania di sebelah barat ke Mesir di sebelah timur.

Padang pasir ini membagi benua Afrika menjadi Afrika Utara dan Afrika "yang sejatinya". Kedua bagian benua ini sangat berbeda, baik secara iklim maupun budaya. Luas padang pasir ini sekitar 9.000.000 km2.

Baca Juga: Duet Anies Baswedan-Ridwan Kamil di Pilpres 2024 Ditertawakan, Fahri Hamzah: Dua-duanya Gak Punya Fulus

2001
Terjadi kerusuhan antaretnis di Kalimantan Tengah, yang melibatkan dua kelompok.

Lebih dari 500 orang meninggal dunia akibat kerusuhan antaretnis tersebut.

Kerusuhan antaretnis itu kemudian dikenal dengan konflik Sampit. Berawal pada Februari 2001, kerusuhan berlangsung hampir sepanjang tahun.

Konflik ini dimulai Ki kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya.

Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura.

Dikutip dari berbagai sumber, konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.

Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal.

Baca Juga: Dua Pekan Terakhir Februari ini Bansos Harus Sudah Tersalurkan, Menko PMK Minta TNI Polri Lakukan Pengawalan

Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku Dayak.

Skala pembantaian membuat militer dan polisi sulit mengontrol situasi di Kalimantan Tengah. Pasukan bantuan dikirim untuk membantu pasukan yang sudah ditempatkan di provinsi ini.

Pada 18 Februari, suku Dayak berhasil menguasai Sampit. Polisi menahan seorang pejabat lokal yang diduga sebagai salah satu otak pelaku di belakang serangan ini.

Orang yang ditahan tersebut diduga membayar enam orang untuk memprovokasi kerusuhan di Sampit. Polisi juga menahan sejumlah perusuh setelah pembantaian pertama.

Kemudian, ribuan warga Dayak mengepung kantor polisi di Palangkaraya sambil meminta pelepasan para tahanan.

Polisi memenuhi permintaan ini dan pada 28 Februari, militer berhasil membubarkan massa Dayak dari jalanan, namun kerusuhan sporadis terus berlanjut sepanjang tahun.

2003
Kebakaran di sebuah stasiun angkutan cepat di Korea Selatan menewaskan 198 orang.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler