Naskah Pidato Ramadhan Singkat, Cocok untuk Sambut Puasa

28 Maret 2022, 07:26 WIB
Ilustrasi Ramadhan. /Pixabay/

GALAMEDIA - Umat muslim di seluruh dunia saat ini tengah menanti-nantikan bulan suci Ramadhan.

Puasa bulan Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia.

Di Indonesia, bulan puasa selalu disambut dengan meriah dan penuh sukacita. Selalu ada suasana hangat setiap Ramadan yang dirindukan.

Baca Juga: Raih Kemenangan di Swiss Open 2022, Ini Profil dan Fakta Lengkap Jonathan Christie

Karena momen Ramadhan ini hanya terjadi setahun sekali dan dilakukan selama sebulan penuh.

Berikut ini contoh naskah pidato singkat:

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tak lama lagi bulan Ramadhan akan segera tiba. Salah satu yang jadi perhatian para muslim adalah di waktu imsak menjelang subuh.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Ini Daftar 3 Bansos yang Cair Bulan April 2022

Kalau manusia ini, mengaktifkan imsak-nya dalam kehidupan, tidak akan ada perkelahian, tidak ada orang yang sombong maupun kecil hati.

Orang menjadi takut, menjadi minder, karena manusia banyak yang tidak mau melakukan “imsak”.

Mari kita telaah ayat al-quran yang berbicara tentang penciptaan manusia:

“وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ”

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-Baqarah: 30).

Baca Juga: TERBARU! 20+ Kode Redeem FF 28 Maret 2022: Buruan Klaim Gun Skin M1014 Demolitionist dan Skin Menarik Lainnya

Jadi, Allah sudah tahu bahwasannya nanti dunia ini perlu ada khalifah. Ya khalifah itu adalah manusia. Yang menjadi pemimpin yang memakmurkan kehidupan ini.

Malaikat berkata, “Kurang apa pengabdian kami, kurang apa puja-puji kami, Ya Allah… Nusabbihu bihamdika wa nuqaddisu lak, mengapa harus ada khalifah lagi?”.

Allah mempertegas, innii a’lamau maa laa ta’lamuun. Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.

Perbedaan antara manusia dan ciptaan lainnya

Baca Juga: GP Arab Saudi: Max Verstappen Jadi yang Terdepan Usai Salip Charles Leclerc di Empat Lap Terakhir

Ada perbedaan antara manusia dengan hewan, dengan tumbuh-tumbuhan, dengan alam semesta; langit, bumi, laut, sungai, danau. Ada perbedaan. “Kamu tidak tahu, wahai malaikat.”

Di mana perbedaannya? Wa allamal aadama asmaa’a kullaha. Ini makhluk yang bisa diajar. Sedangkan malaikat tidak diajar. Malaikat itu ya’maluuna ma yu’maruun, menjalankan apa yang diperintahkan.

Namun manusia berbeda.

Orang-orang yang sombong, pinter, kaya, sering kali takabbur dengan kelebihannya. Padahal mereka memiliki kekurangan.

Baca Juga: GP Arab Saudi: Max Verstappen Jadi yang Terdepan Usai Salip Charles Leclerc di Empat Lap Terakhir

Orang yang memiliki harta, tahta, berita, senjata, kereta, dan ta ta lainnya, sombong. Seakan itu yang membuat mereka jaya. Tidak. Tidak.

Manusia itu dibuat lemah. Dan malaikat tahu itu.

Waktu melihat penciptaan manusia, malaikat tahu bahwa ini adalah mahluk yang tidak betah dengan ujian; khalqun la yatamaalak.

Namun akhirnya malaikat menyerah, dengan menyadari bahwa ia tidak mengetahui apa yang Allah mengetahui.

Baca Juga: Prajurit TNI Bakal Bantu BNPT, Boy Rafli Ungkap Bakal Ditempatkan di 5 Provinsi

Lalu malaikat diminta menonton betapa keunggulan manusia, bisa diuji dan lulus dalam ujian.

Malaikat diminta untuk sujud
Lalu malaikat diminta untuk sujud. Wa idz qulnaa lil malaaikatisjuduu liaadama fasajaduu, Malaikat taat, nurut, tahu diri. Malaikat tahu diri bahwa derajatnya lebih rendah dari manusia.

Celakanya, banyak manusia yang tidak tahu diri, akhirnya ia tidak mau merendah diri. Disuruh sujud, tidak mau. Disuruh nurut, tidak mau. Itu penyakit iblis. Fasajaduu illa ibliis.

Apa sebabnya iblis tidak mau sujud? Abaa wastakbara.

Baca Juga: Tak Ada Penerimaan CPNS Tahun Ini, Bagaimana Nasib Tenaga Honorer?

Seolah iblis mengatakan “Apa? Sorry deh. Saya kok disuruh sujud.” Iblis berkata Khalaqtanii min naariin, wa khalaqtahu min tiin. “Saya kan diciptakan dari api, sedangkan manusia dari tanah”

Maka, takabbur dan abaa ini termasuk sifat-sifat orang Kafir.

Ketakabburan orang kafir itu apa? Dia tidak mengakui ketuhanan Allah SWT. Dia dibuat hidup, dikasih nyawa, tapi tidak mengakui.

Maka, kalau ada orang ber-takabbur, maka dia orang yang terkena penyakit iblis.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler