Mengenal Kapitan Pattimura, Pahlawan Nasional yang Disebut Ustadz Adi Hidayat Bernama Ahmad Lussy

5 Juli 2022, 20:03 WIB
Mengenal Sosok Kapitan Pattimura, Pahlawan Nasional asal Maluku yang Tengah Ramai Usai Disebut oleh Ustadz Adi Hidayat Nama Aslinya Ahmad Lussy /Tangkap layar ditsmp.kemdikbud.go.id

GALAMEDIA - Berikut sekilas informasi mengenai Kapitan Pattimura, pahlawan nasional yang disebut oleh Ustadz Adi Hidayat bernama asli Ahmad Lussy.

Nama Kapitan Pattimura mendadak menjadi perbincangan warganet usai viral pernyataan penceramah Ustadz Adi Hidayat bahwa nama aslinya adalah Ahmad Lussy.

Pernyataan Ustadz Adi Hidayat atau akrab disapa UAH soal Kapitan Pattimura ini mencuat dalam sebuah cuplikan video di Twitter.

"Di uang 1.000 itu ada gambar Kapitan Pattimura. Siapa nama aslinya? Thomas Matulessy," demikian kata UAH dikutip Galamedia Selasa, 5 Juli 2022.

Baca Juga: DPRD Minta Bupati Tambah Anggaran KONI Subang

"Lihat baik-baik, banyak orang berusaha menyebut Thomas Matulessy, kami berusaha mencari dan melihat pakar sejarah dikumpulkan, ternyata nama aslinya Pattimura itu bukan Thomas Matulessy, tapi Ahmad Lussy," sambung dia.

Usai video itu beredar, pro dan kontra pun muncul di kalangan warganet soal asal Kapitan Pattimura.

Terlepas dari kontroversi yang kini muncul di media sosial soal nama asli Kapitan Pattimura, simak berikut ini sekilas informasi mengenai salah satu pahlawan nasional dari Maluku tersebut.

Baca Juga: Raksasa Arab Saudi, Al Ittihad Resmi Gunakan Jasa Eks Pelatih Tottenham Hotspur

Mengutip penjelasan dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Kapitan Pattimura atau Pattimura adalah pahlawan nasional asal Maluku.

Namanya kini diabadikan dalam berbagai bentuk mulai dari nama perguruan tinggi, Bandara sampai gambar pada uang pecahan seribu rupiah.

Pattimura memiliki nama asli Thomas Matulessy yang juga melekat dengan sebutan Kapitan Pattimura.

Diketahui bahwa ia lahir di Haria, Saparua, Maluku Tengah pada 8 Juni 1783 dari pasangan Frans Matulessy dan Fransina Silahoi.

Pattimura terkenal karena perlawanannya terhadap VOC pada masa penjajahan Belanda.

Baca Juga: PIALA AFF U-19: Malaysia Menang Tipis dari Kamboja

Namun ternyata, Pattimura juga pernah berkarir di militer sebagai Sersan Militer Inggris.

Namanya melejit tatkala memimpin rakyat Maluku melawan penjajah Belanda dalam perang Pattimura.

Sebelumnya rakyat Maluku mengalami penindasan hingga kemiskinan selama ratusan tahun. Padahal, Maluku kala itu merupakan penghasil cengkeh dan pala.

Sumber daya alam itu nyatanya tak memberikan keuntungan sama sekali bagi rakyat lokal di Maluku.

Perlawanan rakyat Maluku kian menguat saat pendudukan Belanda kedua pada 1817.

Maluku kala itu melakukan penolakan dengan membuat “Proklamasi Haria” dan “Keberatan Hatawano”. Proklamasi Haria disusun oleh Pattimura.

Baca Juga: Imbas PMK! Produksi Susu Sapi di Lembang Turun 40 Ton Per Hari

Ketika pemerintah Belanda mulai melaksanakan kekuasaannya melalui Gubernur Van Middelkoop clan Residen Saparua Johannes Rudolf van der Berg,pecahlah perlawanan bersenjata rakyat Maluku.

Diadakan musyawarah dan konsolidasi kekuatan dimana pada forum-forum tersebut menyetujui Pattimura sebagai kapten besar yang memimpin perjuangan.

Pada tanggal 7 Mei 1817 dalam rapat umum di Baileo negeri Haria, Thomas Matulessy dikukuhkan dalam upacara adat sebagai “Kapitan Besar”.

Di tangan Pattimura dan beberapa pembantunya, maka benteng Duurstede berhasil dikuasai.

Hal tersebut membuat pemerintah Belanda bingung yang saat itu berada di Ambon.

Baca Juga: Intip 4 Potret Cantik Dokter Tim PSIS Semarang Mufida Rizqiyani Husna, Pemanis di Lapangan Hijau

Gubernur Van Middelkoop dan komisaris Engelhard memutuskan militer yang besar ke Saparua di bawah pimpinan mayor Beetjes. Ekspedisi tersebut kemudian disebut dengan ekspedisi Beetjes.

Puncak perjuangan Maluku terjadi pada 20 Mei 1817 di mana ada rapat besar di Haria dengan pernyataan kebulatan tekad melawan Belanda.

Peringatan tersebut saat ini dikenal dengan nama Proklamasi Portho Haria yang berisi 14 pasal pernyataan dan ditandatangani oleh 21 Raja Patih dari pulau Saparua dan Nusalaut.

Baca Juga: Link Nonton Melur Untuk Firdaus Episode 23 24 25 26 Sub Indo Resmi Lengkap Jadwal Tayang

Lebih lanjut, pada 11 November 1817 Pattimura disergap oleh Letnan Pietersen dan Philips Latumahina (teman Pattimura) atas bantuan beberapa orang pengkhianat.

Termasuk Pattimura, beberapa tokoh perjuangan saat itu harus mengakhiri perjuangannya di tiang gantung pemerintah Belanda pada 16 Desember 1817.

Sebab itu, Pattimura akhirnya dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia.***

Editor: Rizwan Suandi

Tags

Terkini

Terpopuler