Kapan 1 Ramadhan 1444 Hijriah? Simak Penjelasan Penetapan Awal Puasa Ramadhan 2023 antara Muhammadiyah dan NU

19 Maret 2023, 14:05 WIB
Penetapan 1 Ramadhan 1444 H menurut Muhammadiyah dan NU serta jadwal puasa Ramadhan 2023 /Pixabay @Mila Okta Safitri/

GALAMEDIANEWS – Kapan 1 Ramadhan 2023 / 1444 H? Simak penjelasan penetapan awal Ramadhan baik menurut Muhammadiyah maupun NU.

Tanggal 1 Ramadhan 2023 / 1444 Hijriah merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia.

Baca Juga: 3 Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan 2023 yang Perlu Dilakukan untuk Meningkatkan Ibadah

Hal tersebut karena tanggal 1 Ramadhan 2023 / 1444 Hijriah merupakan awal dari puasa wajib selama satu bulan penuh yang harus dilakukan oleh seluruh umat Muslim yang mampu untuk mengerjakannya.

Sebagaimana diketahui, perihal jatuhnya awal puasa Ramadhan ini, di Indonesia sendiri mengalami beberapa kali perbedaan awal puasa yang ditetapkan dua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

Lantas sebenarnya bagaimana cara penetapan awal bulan Ramadhan tersebut sehingga dapat menimbulkan sebuah perbedaan di antara Muhammadiyah dan NU dalam menentukan tanggal 1 Ramadhan.

Baca Juga: 4 Resep Membuat Kolak Pisang, Ubi dan Pacar cina - Cocok dijadikan Sajian Buka Puasa di Bulan Ramadhan

Berikut ini beberapa cara penentuan dari awal masuknya bulan Ramadhan dalam Islam sebagaimana dilansir galamedianews dari berbagai sumber.

Cara Penetapan Ramadhan 

Di Indonesia sendiri, ada beberapa kriteria penetapan awal Ramadhan, di antara ada tiga langkah ataupun cara yang biasa digunakan.

  1. Imkanur Rukyat

Cara pertama yang bisa dilakukan untuk menentukan sudah masuknya awal bulan Ramadhan adalah dengan Imkanur Rukyat (visibilitas hilal).

Imkanur Rukyat merupakan cara yang digunakan untuk menentukan awal bulan Ramadhan dengan sebuah pertimbangan kemungkinan terlihatnya hilal.

Cara pertama ini memiliki kriteria bahwa posisi hilal harus berada minimal 2 derajat diatas ufuk, sehingga memungkinkan untuk dilihat.

Namun meski demikian, posisi hilal tersebut belum bisa dianggap muncul hingga hilal benar-benar dapat dilihat dengan mata.

Cara penentuan awal bulan Ramadhan dengan kriteria demikian ini biasa digunakan oleh NU sebagai pendukung dalam proses pelaksanaan Rukyatul Hilal yang berkualitas.

  1. Wujudul Hilal

Cara kedua yang bisa dilakukan dalam menentukan awal bulan Ramadhan adalah dengan Wujudul Hilal.

Hisab hakiki Wujudul Hilal adalah sebuah cara penentuan awal bulan Ramadhan dengan menggunakan dua prinsip.

Prinsip pertama adalah dengan Ijtima yang dilakukan sebelum matahari terbenam. Sedangkan prinsip kedua adalah bulan terbenam setelah matahari terbenam.

Jika kedua kriteria tersebut telah terpenuhi, maka pada petang hari di hari tersebut telah dapat dinyatakan sebagai awal bulan Ramadhan.

Cara penentuan awal bulan Ramadhan dengan menggunakan kriteria demikian ini biasanya digunakan oleh Muhammadiyah.

  1. Imkanur Rukyat MABIMS

Cara dan langkah ketiga dalam menentukan masuk pada awal bulan Ramadhan biasa disebut dengan Imkanur Rukyat MABIMS, yang merupakan penentuan awal bulan Ramadhan berdasarkan musyawarah menteri-menteri Agama dari beberapa negara yang terdiri dari Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).

Dalam kriteria ini, ketentuan masuk awal bulan Hijriyah adalah jika matahari terbenam dengan ketinggian bulan berada di atas horizon yang tidak kurang dari 2 derajat dan jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3 derajat dengan usia bulan tidak kurang dari 8 jam setelah ijtimak/konjungsi saat terbenam.

  1. Rukyat Global

Langkah keempat dalam menentukan telah masuk awal bulan Ramadhan atau belum adalah dengan rukyat global.

Rukyat global merupakan sebuah cara penentuan awal bulan Ramadhan yang menggunakan prinsip jika satu penduduk negeri melihat hilal, maka penduduk seluruh negeri berpuasa, artinya telah masuk pada bulan Hijriyah yang baru.

Kriteria ini biasanya digunakan oleh sebagian umat muslim di Indonesia dengan langsung merujuk ke Negara Arab Saudi atau menggunakan hasil terlihatnya hilal dari Negara lain.

Dengan adanya metode dan kriteria penetapan awal bulan Ramadhan yang sangat variatif tersebut, maka tidak heran jika ada perbedaan dalam menetapkan kapan awal bulan Ramadhan untuk mulai puasa Ramadhan.

Penentuan 1 Ramadhan 1444 H Menurut Muhammadiyah

Baca Juga: Ziarah Kubur Jelang Ramadhan 2023, Begini Adab, Doa dan Tata Cara Menurut Syariat Islam

Mengingat sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan 2023, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan kapan dimulainya tanggal 1 Ramadhan 1444 Hijriah  yang juga merupakan awal puasa Ramadhan 2023.

Penetapan awal Ramadhan 2023 tersebut berdasarkan hasil dari hisab hakiki wujudul hilal yang menjadi pedoman Majelis Tarjih dan jaga Tajdid PP Muhammadiyah.

Hisab hakiki wujudul hilal merupakan metode penentuan awal Ramadhan dengan melakukan perhitungan secara matematis dan astronomis sebagai penentu awal bulan dalam kalender Hijriyah.

Seperti dilansir galamedianews dari laman muhammadiyah.or.id, berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2023 mengumumkan jika awal puasa Ramadhan 2023 atau 1 Ramadhan 1444 H akan jatuh pada hari Kamis, 23 Maret 2023 M.

Penetapan 1 Ramadhan 1444 H Menurut Nahdlatul Ulama (NU) 

Berbeda dengan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1444 Hijriah atau awal puasa Ramadhan 2023 dengan menggunakan metode Imkanur Rukyat atau biasa dikenal dengan pengamatan hilal atau Rukyatul Hilal.

Metode rukyat tersebut dilakukan dengan mengamati hilal atau penampakan bulan sabit pertama di awal bulan Hijriyah.

Biasanya metode rukyatul hilal ini selanjutnya akan diikuti dengan sidang isbat dalam menentukan awal puasa Ramadhan.

Sehingga kepastian kapan 1 Ramadhan 1444 H / 2023 baru akan ditentukan setelah melangsungkan sidang isbat dengan diawali oleh pemantauan tinggi hilal dari titik-titik dan lokasi tertentu.

Nah, itulah penjelasan perihal kapan 1 Ramadhan 1444 H atau puasa Ramadhan 2023 akan dimulai dan perbedaan penetapan awal Ramadhan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). ***   

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler