Pernah Lihat Bayangan Wanita di Permukaan Bulan? itu Nyai Anteh Dari Tanah Sunda. Simak Cerita Selengkapnya!

2 Juli 2023, 21:41 WIB
Ilustrasi Candramawa kucing milik Nyai Anteh sang penunggu bulan. / Pixabay / Bessi /

GALAMEDIANEWS - Pernah dengar bayangan bulan menyerupai wanita atau seorang putri yang sedang menenun ?. Masyarakat Jawa Barat mempercayai bayangan itu adalah bayangan Nyai Anteh sang penunggu bulan.

Sebagian orang Sunda menamainya sebagai Nini (nenek) Anteh, karena ia adalah seorang wanita tua yang setiap hari menenun kain di bulan bersama seekor kucing peliharaannya bernama Candramawa, menurut Ensiklopedia Sunda tahun 2000.

Nama Anteh sendiri berasal dari benang kantih yang dalam bahasa sunda disebut kantéh, yakni bahan kapas yang dipintal menjadi benang untuk ditenun.

Baca Juga: Menpora Sebut Jabar Cocok Jadi Tuan Rumah Fornas VII 2023, Ternyata Ini Alasannya

Dalam kamus Bahasa Sunda Karya R.A Danadibrata, Bayangan Nini anteh yang menenun kain dianggap gambaran di muka bulan purnama, sehingga tak heran jika masyarakat sunda mempercayai legenda tersebut.

Hal itu menjadi salah satu cerita rakyat yang tersaji dalam sebuah dongeng untuk anak-anak.

Namun, legenda sang penunggu bulan itu dimuat dalam beberapa versi alur cerita. Salah satunya 'Legenda Sang Penunggu Bulan'. Dilansir oleh GALAMEDIANEWS dari laman YouTube Ririe Cerita Anak Interaktif, Pada 02 Juli 2023.

 


Dongeng Nini Anteh Sang Penunggu Bulan

Baca Juga: Resep Spring Roll ala Devina Hermawan Makanan Simple Tapi Istimewa Saat Kumpul Keluarga

Pada zaman dahulu di tanah Pasundan memiliki sebuah kerjaan bernama Pakuan. Sang Raja dikenal sangat baik dan bijaksana.

Raja Pakuan memiliki dua orang anak gadis bernama Putri Endahwarni dan Putri Anteh. Endahwarni diketahui sebagai pewaris kerajaan, sedangkan Anteh hanyalah anak seorang dayang yang diangkat menjadi putri raja.

Putri Endahwarni menganggap Anteh seperti saudara kandungnya sendiri, dan Anteh pun menganggap Endahwarni seperti layaknya seorang kakak.

Anteh memiliki paras yang manis, sehingga Endahwarni menyatakan iri atas kecantikannya, akan tetapi hal tersebut tidak membuat Endahwarni benci kepada Anteh, bahkan sebaliknya.

Selain itu, Anteh memiliki keahlian menjahit dan menenun kain. Terlihat dari baju yang pernah Endahwarni kenakan, salah satunya hasil karya Anteh.

Suatu malam ibunda Endahwarni memberitahukan suatu hal kepada putri kandungnya tersebut, dalam perbicangannya sang ibu menyampaikan bahwa ia adalah satu-satunya pewaris Kerajaan Pakuan.

Sebagai ketetapan Istana, Endahwarni bisa menguasi kerajaan ketika ia telah memiliki pendamping, atau menikah terlebih dahulu.

Orang tuanya telah memilihkan calon pendamping untuk Endahwarni yang tak lain adalah Pangeran Anantakusuma. Endahwarni merasa ragu atas perjodohan tersebut, karena ia tidak pernah mengenal Anantakusuma sebelumnya.

Endahwarni lantas menemui Anteh untuk bercerita atas keraguannya terhadap sang Pangeran. Anteh lalu meyakinkan kakak kesayangannya itu, dan memberi tahu jika pilihan orang tua adalah yang terbaik.

Hari pernikahan Putri Endahwarni dan Pangeran Anantakusumah akhirnya ditetapkan. Anteh bertugas untuk membuatkan gaun pengantin terbaik untuk kedua mempelai.

Di suatu pagi yang cerah , Anteh sedang memetik bunga melati di taman sambil bernyanyi. Seorang lelaki dari balik tembok istana tidak sengaja mendengar suara merdunya Anteh.

Baca Juga: Resep Spring Roll ala Devina Hermawan Makanan Simple Tapi Istimewa Saat Kumpul Keluarga

Pria itu adalah Pangeran Anantakusuma calon suami dari Putri Endahwarni. Anantakusuma memutuskan untuk melompat pagar istana, didapatilah Anteh yang kala itu sedang memetik melati.

Ia mengira bahwa wanita yang sedang menyanyi ditaman adalah Endahwarni calon istrinya. Dengan keberaniannya sang pangeran itu bertanya siapakah dia kepada Anteh.

Anteh yang kebingungan malah bertanya balik kepada Anantakusuma tentang keberadaannya di dalam Pakuan.

Ketika Anantakusumah akan memperkenalkan dirinya, Endahwarni memanggil Anteh untuk segera menemuinya, Anteh lantas meninggalkan calon kakak iparnya tersebut.

Hari pernikahan pun tiba, gaun yang dibuat oleh Anteh membuat anggun Putri Endahwarni dan pasangannya. Dalam peosesi pernikahan, Anantakusuma selalu memalingkan wajah ke arah lain, Endahwani pun mengetahui hal itu.

Pandangan Suami Endahwarni selalu tertuju pada Anteh. Endahwarni yang kesal langsung menegur Anantakusumah.

Pada malam hari, setelah perjamuan selesai Anteh menemui Endahwarni di kamarnya untuk menyapa sang kakak dan suaminya.

Tetapi, Endahwarni yang sejak siang kesal karna terbakar cemburu lalu memahami Adiknya. Anteh diusir dari kamar Endahwarni karena suaminya dianggap memiliki rasa terhadap Anteh.

Endahwarni yang semula sangat menyayangi Anteh, kini berubah menjadi benci kepada adiknya itu. Karena merasa tidak enak, Anteh keluar dari istana pada keesokan harinya.

Selama tinggal didalam istana, Anteh selalu dilindungi Raja dan tidak pernah melihat dunia luar. Saat meninggalkan kerajaan Anteh bertemu seorang pria yang mana adalah pamannya sendiri.

Pria itu adalah Waru, adik dari ibu kandung Anteh. Akhirnya Anteh memutuskan untuk tinggal di rumah yang disediakan oleh Waru.

Setelah bertahun-tahun tinggal di rumah itu, Anteh akhirnya memiliki keluarga sendiri. Memiliki suami dan seorang anak laki-laki.

Ia terus menekuni hobinya yaitu menjahit dan menenun kain untuk membantu pamannya. Keahliannya itu membuat orang-orang tertarik memesan baju kepada Anteh.

Hingga suatu saat, ada sebuah kereta kencana berhenti di depan rumahnnya. Nampak wanita anggun keluar dari kereta berkuda itu. Wanita tersebut adalah Putri Endahwarni kakaknya dulu.

Endahwarni meminta maaf atas kejadian yang lalu kepada Anteh, dan meminta Anteh untuk menjadi penjahit pribadinya serta mengajaknya untuk pulang ke istana.

Anteh menolak permintaan tersebut, dan berdalih bahwa ia telah memiliki keluarga. Atas kebaikan Endahwarni keluarga Anteh akhirnya ikut tinggal di istana.

Mendengar Anteh telah kembali, Pangeran Anantakusuma berusaha lagi untuk menemui Anteh dan memberikan sebuah hadiah berupa kucing yang diberi nama Candramawa.

Anteh menolak pemberian kucing itu, namun Anantakusuma tetap kekeh karena ia masih menyimpan rasa terhadap Anteh, dan ingin menjadikannya sebagai selir.

Ancaman dari suami Endahwarni tersebut didapati oleh Anteh, bahwa Pangeran akan menggunakan kekerasan jika Anteh terus menolak keinginannya itu.

Baca Juga: Resep Nasi Goreng Kampung ala Devina Hermawan Makanan Istimewa Tersaji di Cafe, Hotel atau Restoran

Sambil menangis Anteh berdoa agar bisa lepas dari Anantakusuma. Tiba-tiba tubuh Anteh melayang ke udara. Seberkas sinar seolah menyedotnya. Kucing dan alat menjahitnya juga ikut melayang bersama Anteh.

Anteh pun menghilang diangkat sinar bulan yang tertutup awan, dan sejak saat itu Nyai Anteh dikabarkan tinggal di bulan bersama Candramawa.

Jika rindunya sudah tak dapat tertahan terhadap anak dan suaminya. Anteh akan terus menenun kain untuk dijadikan tangga turun ke Bumi.

Sayangnya, hasil tenunnya itu tidak pernah selesai karena Candramawa selalu merusakknya. Kini, ketika bulan purnama orang-orang bisa melihat bayangan Nyai Anteh duduk menenun ditemani Candramawa.***

Editor: Ryan Pratama

Sumber: Youtube Riri Cerita Anak Interaktif

Tags

Terkini

Terpopuler