Asal Usul Sejarah Trenggalek Jawa Timur

11 Oktober 2023, 06:32 WIB
Sejarah Trenggalek/ Layar Tangkap @Gromole /

GALAMEDIANEWS - Ketika seorang putri Raja Majapahit satu - satunya yang bernama Raden Ayu Saraswati, dia sedang sakit tekena penyakit aneh tubuh putri Saraswati mengeluarkan bau amis menyengat dan tak sedap, siapapun yang mencium aromanya pasti akan menutup hidung. Sebenernya sang raja sudah mengobati nya ke seluruh tabib di negri sudah di datangkan namun tak ada satupun yang dapat mengobati penyakitnya, suatu hari sang raja meminta pendapat kepada Patih tentang nasib putrinya sang raja merasa malu jika para raja yang berkunjung mengetahui keadaan putrinya.

 

"Menurut hamba sebaiknya tuan putri ditempatkan sementara waktu di padepokan Sinawang yang berada di bagian Barat kerajaan, mungkin saja disana tuan putri bisa mendapatkan kesembuhan,"

Saranmu sangat bagus Patih! Besok sendiri yang harus membawa putriku kesana, akhirnya keesokan harinya sang Patih membawa putri Saraswati kesebuah Padepokan Sinawang. Ki Ageng Sinawang pemimpin padepokan itu menyambut kedatangan patih dan putri Raden Ayu Saraswati dengan hormat,termasuk para murid padepokan turut menyambutnya akan tetapi mereka tidak tahan dengan bau amis yang keluar dari tubuh Raden Ayu saraswati.

Maafkan aku Ki Ageng, saya adalah Patih dari kerajaan Majapahit dan yang bersama saya ini adalah putri sang prabu yang bernama Raden Ayu Saraswati. Namun, kini sang putri sedang sakit, tubuhnya mengeluarkan bau yang sangat amis. "Oleh karena itu Baginda ingin menitipkan putri disini agar Ki Ageng dapat membantu menyembuhkan,"

Oh ternyata tamuku Patih Kerajaan Majapahit! Mohon maaf apa bila sambutan kami kurang sopan saya bersedia menerima Raden Ayu Saraswati untuk tinggal disini bersama murid - murid saya yang lain, setelah ditinggal Patih. Ki Ageng Sinawang memperkenalkan Raden Ayu Saraswati kepada murid - muridnya, dikarenakan baunya yang sangat menyengat mereka memberi julukan kepada sang putri dengan nama Roro Amis.

Baca Juga: 4 Asal Usul Kisah di Indonesia Berbagai Pulau

 

Singkat cerita sang putri diobatin dengan cara merendam di sungai Bagong, akan tetapi baunya tak kunjung hilang bahkan semakin menyengat hingga membuat sang putri hampir putus asa. Memasuki hampir 40 hari Raden Ayu berendam tiba - tiba muncul seorang pemuda tampan berendam dan mendekatinya, pemuda itu bertanya kepada sang putri kenapa tempat ini bau amis.

Raden Ayu Menjelaskan jika bau amis itu muncul dari tubuhnya, " jadi kamu yang bau amis, jika aku menghilangkan bau amis dari tubuhmu, maukah kamu jadi istrimu?

"Saya hampir menyerah pada penyakit yang saya alami ini jika kamu bisa menyembuhkan ku, aku akan menuruti keinginanmu! ( Kamu sudah menepati janjimu jangan diingkari! Nah sekarang akan menyembuhkan penyakitmu ).

Kemudian pemuda itu berdiri dengan kedua tangan yang berada didalam sungai, perlahan air sungai tiba - tiba bergejolak seperti air mendidih akan tetapi air itu tak terasa panas tetapi justru terasa sejuk di kulit Raden Ayu Sarawati. Kemudian pemuda tampan itu menarik kedua tangan dari dalam sungai dan sungai itu menjadi tenang kembali, bau yang ada di dalam tubuh Raden Ayu Saraswati seketika menghilang pemuda itu menagih janjinya kepada sang putri.

Aku bernama Saraswati aku bersedia menjadi istrimu! Iya Saraswati saya Sraba saya ingin melamar mu? 
 
"Akhirnya keduanya pun menikah secara sederhana, sang prabu datang untuk merestui pernikahan dan mengijinkan putrinya untuk tinggal di padepokan Sinawang," 

Baca Juga: Ternyata Begini Asal-usul Diadakannya Perlombaan 17 Agustusan

 

Berjalannya waktu Raden Ayu Saraswati hamil dimasa kehamilan istrinya Sraba ingin bertapa agar kelak anaknya menjadi berguna bagi banyak orang, dan berpesan pada istrinya agar tidak mengambil jemuran disebelah senja tiba dan dilarang masuk ketempat bertapa. Raden Ayu Saraswati awalnya berpegang teguh pesen suaminya itu akan tetapi beberapa waktu sebelum kelahirannya sang anak dia mulai melanggar, dia mengambil jemuran sebelum senja tiba dan melanggarnya pesen dari suaminya itu lalu Raden Ayu Saraswati merasakan tidak menentu.

Dia begitu rindu untuk bertemu suaminya, hingga suatu hari Raden Ayu nekad masuk ke tempat suaminya bertapa. Terkejut karena melihat seekor buaya putih berada di tempat pertapaan suaminya jangan takut ini aku Sraba suamimu, karena kau telah melanggar 
Perintahku aku kembali ke wujud asliku.
Sebenernya aku adalah buaya putih yang menguasai sungai bagong.

"Pesen terakhirku! jika anakku lahir laki - laki beri dia nama Menak Sopal, dan sekalian saya akan pamit pergi Saraswati,"

Beberapa bulan kemudian lahirlah anak laki - laki yang bernama Menak Sopal, setiap malam keanehan muncul pada tubuh Menak Sopal "Itu menandakan kelak Menak Sopal menjadi pemuda yang luar biasa," saat beranjak dewasa dia menjadi pemuda yang pandai semua ilmu di ajarkan Ki Ageng Sinawang dengan cepet dikuasainya.

Suatu hari kekurangan ari di wilayah padepokan, Menak Sopal dan pemuda sekira pun bergegas memeriksa sekitar Sungai Bagong, berikutnya Menak Sopal lantas membendung sungai itu agar daerahnya bisa memiliki cadangan air. Namun, bendungan yang baru itu ambrol setelah diperiksa dan rusaknya bendungan disebabkan oleh buaya putih, setelah terjadi dialog antara buaya putih dan Menak Sopal buaya meminta kepada gajah putih agar berhenti merusak bendungan.

Saat itu orang memiliki gajah putih hanya mbok Randa dari Desa Krandon Menak Sopal pun bergegas menemui mbok Randa itu, Menak Sopal lantas meminta izin meminjam gajah putih, dan berjangji siap bertanggung jawab jika atas dalam tiga hari gajah puti itu tidak kembali. Setelah diizinkan Menak Sopal membawa pulang gajah putih itu lu disembelih dan kepadanya diberikan kepada buaya putih

Disisi lain mbok Randa menunggu kepulangan gajah putihnya namun sudah hampir satu bulan gajah putih itu tidak kembali, mbok Randa lantas pergi ke padepokan Sinawang. Saat bertemu Menak Sopal meminta maaf dan menyampaikan kondisi sebenarnya, namun mbok Randa tidak percaya dan marah besar kepada Menak Sopal sedangkan Menak Sopal memilih untuk melarikan diri.

Baca Juga: Manga Terbaru Naruto: The Whorl Within the Spiral Ungkap Asal Usul Jutsu Rasegan

 

Mbok Randa lantas menemui Ki Ageng Sinawang, rupanya mbok Randa mendapatkan penjelasan yang sama dari Ki Ageng. Setelah mengetahui gajah putihnya disembelih untuk keperluan masyarakat mbok Randa Mun ikhlas dan tidak marah lagi, kemudian Ki Ageng Sinawang berkata bahwa jika nanti padepokan Sinawang ramai agar diberi nama teranging gajah, yang kemudian menjadi Trenggalek.***

Editor: Feby Syarifah

Sumber: YouTube @Gromole studio series

Tags

Terkini

Terpopuler