GALAMEDIA - Di berbagai belahan dunia, banyak peristiwa penting terjadi pada tanggal 16 September, dari tahun ke tahun. Tak sedikit dari peristiwa itu menjadi catatan sejarah penting bagi perjalanan hidup manusia.
Berikut sejumlah peristiwa penting di tanggal 16 September, yang dirangkum Galamedia dari wikipedia.org:
1953
Stadion Teladan adalah salah satu stadion terkenal di Indonesia, kandang klub sepak bola PSMS Medan. Stadion ini terletak di Teladan Barat, Medan Kota dengan kapasitas sekitar 20.000 penonton.
Stadion Teladan dibangun mulai tahun 1951 dan selesai pada tahun 1953 menjelang Pekan Olahraga Nasional III.
Pada 16 September 1979, Stadion Teladan Medan ambruk karena luapan penonton konser Adi Bing Slamet. Saat ini stadion sedang dikembangkan agar bisa menampung 40.000 penonton.
Baca Juga: Catat, Ini Dia Daftar Bandara yang Mematok Biaya Rapid Test Murah
1975
16 September 1975, Papua Nugini menyatakan kemerdekaannya dari Negara Australia. Papua Nugini atau Papua Guinea Baru adalah sebuah negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua dan berbatasan darat dengan Provinsi Papua (Indonesia) di sebelah barat.
Ibu kotanya yaitu Port Moresby. Papua Nugini merupakan salah satu negara yang paling bhinneka di Bumi, dengan lebih dari 850 bahasa lokal asli, dengan populasi yang tidak lebih dari 6 juta jiwa.
Papua Nugina adalah negara yang paling sedikit dijelajahi, secara budaya maupun geografis. Banyak jenis tumbuhan dan binatang yang belum ditemukan diduga ada di pedalaman Papua Nugini.
Baca Juga: Terbaru, Harga Emas Hari Ini 16 September 2020
1977
Najwa Shihab, S.H. atau yang akrab dipanggil Nana, lahir lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 16 September 1977. Ia merupakan mantan pembawa acara berita di stasiun televisi Metro TV.
Ia dikenal dengan program bincang-bincang Mata Najwa. Perempuan cantik ini adalah putri kedua Quraish Shihab, Menteri Agama era Kabinet Pembangunan VII.
Nana menikah dengan Ibrahim Assegaf, dan sudah memiliki satu orang anak laki-laki yang akrab dipanggil Izzat.
1982
Pembantaian Sabra dan Shatila terjadi pada September 1982, di Beirut, Lebanon, yang saat itu diduduki oleh Israel.
Pembantaian dilakukan oleh para milisi Kristen Maronit Lebanon atas para pengungsi Palestina di kamp-kamp pengungsi Sabra dan Shatila.
Pasukan-pasukan Maronit berada langsung di bawah komando Elie Hobeika yang belakangan menjadi anggota parlemen Lebanon. Bahkan pada tahun 1990-an ia menjadi seorang menteri di kabinet Lebanon.
Baca Juga: Tak Gunakan Masker, Puluhan Orang Diusir dari Alun-Alun Bandung
2013
Pada 16 September 2013, Aaron Alexis, seorang pria bersenjatakan senapan, menembak mati 12 orang dan melukai 3 orang lainnya dalam penembakan massal di markas Sistem Komando Angkatan Laut Amerika Serikat (NAVSEA) yang berada di dalam Washington Navy Yard di Washington, D.C. bagian tenggara.
Serangan dimulai sekitar pukul 08.20 pagi waktu setempat di Gedung 197. Alexis dibunuh oleh polisi sekitar pukul 09.00 pagi.
Ini merupakan pembunuhan massal kedua yang paling mematikan di pangkalan militer AS setelah penembakan Fort Hood pada November 2009.***