Fakta Tak Terbantahkan Oarfish, Ikan Misterius Pembawa Pesan Tsunami Besar

1 Oktober 2020, 11:25 WIB
/Tim Galamedia/

GALAMEDIA - Nama oarfish atau ikan hering mendadak ramai di timeline netizen Tanah Air menyusul kabar mega-thrust yang dapat memicu tsunami besar di sejumlah wilayah.

Menjadi trending karena kemunculannya di permukaan bisa menjadi pertanda bencana besar bakal melanda. Efeknya ada saja yang dibuat waswas menanti kehadirannya.  

Lalu, benarkah demikian? Hidup di kedalaman laut, hering yang sangat sensitif dengan perubahan sekitar termasuk gempa yang menjadi penanda tsunami dapat melakukan reaksi massal.

Tepatnya meninggalkan habitat meski tak mampu bertahan di tempat baru (baca: bunuh diri massal).   

Tak sekadar mitos, hering di Jepang sebagai negara yang kerap dilanda gempa sudah menjadi bagian dari cerita rakyat.

Di Negeri Sakura, tak sedikit yang percaya jika hering yang dijuluki "Utusan Dewa Laut” bahkan “Pembawa Pesan Tuhan” menjadi bagian pertanda  gempa bumi.

Baca Juga: Kementrian Luar Negeri Indonesia Bela Vanuatu, Kok Bisa?

Japan Times menyebut ada sejumlah dasar ilmiah untuk klaim cerita rakyat tersebut. Meskipun ilmuwan saat ini tidak menggunakan perilaku ikan untuk memprediksi getaran.

Kiyoshi Wadatsumi, ilmuwan yang mempelajari gempa di organisasi nirlaba e-PISCO mengatakan, "Ikan laut dalam yang hidup di dekat dasar laut lebih sensitif terhadap pergerakan patahan aktif daripada yang berada di dekat permukaan laut."

Dengan kata lain, sedikit banyak perilaku ikan dapat menjadi petunjuk termasuk aksi bunuh diri massal hering. Di Jepang   perilaku ikan laut dalam tak dianggap sepele.

Ini karena ikan laut dalam dianggap sebagai yo-kai, makhluk mitologi yang memicu penderitaan  dan bencana.

Baca Juga: Syukur Dulu, Baru Nikmat

Di masa Tokugawa (1603-1868) misalnya ikan lele dianggap layaknya dewa sungai yang memperingatkan banjir atau hujan lebat. Seiring waktu, jenis ikan pertanda bencana ini kian beragam.

Salah satunya oarfish  atau hering raksasa yang kini ikut menghebohkan timeline medsos Tanah Air. Sevalid apa perilakunya terkait aktivitas kegempaan mungkin tak bisa dipastikan begitu saja.

Tapi dikutip Galamedia dari National Geographic belum lama ini, di luar mitos dan keyakinan tradisional ada sejumlah fakta yang tak bisa dibantah terkait oarfish. Berikut di antaranya:

Misterius

Oarfish jarang terlihat oleh manusia karena biasanya hidup antara 198 meter -  914 meter di bawah gelombang, bahkan 1.000 meter. Ketika berenang ke perairan dangkal, mereka cenderung mati segera setelahnya.

Oarfish hanya menampakkan diri sedemikian rupa ketika terluka atau sekarat. Sirip punggung ikan membentang di sepanjang tubuhnya yang diklaim seorang peneliti dapat mengeluarkan sengatan listrik.

Oarfish dapat ditemukan di hampir semua samudra beriklim sedang dan tropis tetapi jarang terlihat. Mereka dianggap sebagai 'ular laut' dan menjadi inspirasi kisah kedalaman laut.

Baca Juga: Pantauan CIA Selama 7 Hari Usai Peristiwa G30S PKI di Indonesia

Monster bertulang paling panjang di dunia

Hering layak disebut makhluk laut dalam. Hidup di kedalaman 1.000 meter hering adalah ikan bertulang terpanjang di dunia. Hering bisa tumbuh hingga 17 meter dengan bobot 270 kilogram.

Muncul juga di kawasan Eropa, khusus di Jepang, spesies ini secara tradisional dikenal dengan ryugu no tsukai atau jinja him alias  utusan penguasa laut.

Rasanya seperti lem

Tidak banyak yang diketahui tentang status konservasi oarfish raksasa. Ini karena memang ikan ini jarang diamati hidup-hidup. Lalu bagaimana dengan rasanya?

Baca Juga: Diserang Netizen Indonesia, Vanuatu Kembali Berulah: Jadi Target Perilaku Rasis Terkoordinasi

Bukan sasaran utama penangkapan, nelayan kadang-kadang ikut menariknya ke dalam jaring sebagai tangkapan sampingan yang tidak terlalu diinginkan. Dan mereka yang telah mencobanya menyebut daging oarfish sangat lembek dan lengket mirip lem.

Monster yang baik hati

Menjadi banyak rujukan legenda dan cerita rakyat tentang monster laut, faktanya oarfish   tidak berbahaya bagi manusia. Pemakan plankton kecil dengan lubang kecil di sistem pencernaan ini bahkan tidak memiliki gigi.

Apa yang dianggap gigi pada oarfish tak lain struktur tipis yang berfungsi untuk menangkap organisme kecil. Oarfish kadang-kadang terlihat di permukaan.

Tapi para ilmuwan menduga mereka mendatangi permukaan bukan atas keingingan sendiri melainkan terdorong arus yang kuat. Saking kuatnya mereka berakhir di pesisir dalam kondisi sekarat.

Dari sedi tampilannya oarfish mungkin terlihat seperti monster laut yang menakutkan, tetapi sama sekali tidak berbahaya bagi manusia khususnya pelaut.

Ikan tapi tak bersisik

Tidak seperti kebanyakan ikan bertulang, oarfish tidak memiliki sisik. Sebaliknya, mereka memiliki tuberkul dan lapisan keperakan yang merupakan  guanin.

Dan meski mampu beradaptasi untuk bertahan hidup di bawah tekanan tinggi, di permukaan kulit mereka yang lembut sangat mudah rusak.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Kamis 1 Oktober 2020 di Indosiar

Peramal gempa bumi

Di Jepang, oarfish telah lama menjadi cerita rakyat. Lebih kecil dari oarfish raksasa, oarfish ramping (Regalecus russelii) dikenal dengan julukan "Utusan Dewa Laut."

Dan menurut kepercayaan tradisional, jika banyak ikan yang hanyut, termasuk oarfish maka kemungkinan gempa bumi akan terjadi. Japan Times menyebut, ada dasar ilmiah untuk pembenaran keyakinan tradisional tadi.

Dikatakan Kiyoshi Wadatsumi, ilmuwan yang mempelajari gempa bumi di organisasi nirlaba e-PISCO, ikan laut dalam yang hidup di dekat dasar laut lebih sensitif terhadap pergerakan patahan aktif daripada yang berada di dekat permukaan laut.

Artinya pergerakan ikan dari kedalaman yang sensitif dapat menjadi petunjuk akan perilaku alam yang tengah ataupun yang akan terjadi.

Okay!***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler