Rekomendasi 4 Kuliner Enak si Jalur Pantura Wajib Dicoba, Ada yang Pernah Didatangi Pejabat dan Artis

25 April 2024, 12:50 WIB
Ilustrasi 4 kuliner enak di jalur pantura./freepik/@freepik /

GALAMEDIANEWS – 4 kuliner yang wajib dicoba dan sangat mengenyangkan, murah, dan enak di jalur Pantura ini wajib banget buat dicoba. Apalagi cita rasa yang khas dari daerah asal bisa membuat nikmati.

Jalur Pantura ini meliputi 5 provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan paling ujung utara yakni Pelabuhan Merak yang menghubungan Pelabuhan Bakauheni di Pulau Sumatera.

Lalu ujung selatan sekarang jalan Trans Sumatera, ujung paling barat hubungkan ada Pelabuhan Ketapang yang hubungkan Pelabuhan Gilimanuk dan pulau Bal. Jalur Pantura itu hubungkan jalan bagian utara pulau Jawa dan bagian barat.

Jalur Pantura melewati kota besar seperti Jawa, Cilegon, Tangerang, Bekasi, Karawang, Cikampek, Cirebon, Tegal, Brebes, Pemalang, Pekalongan, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo dan Banyuwangi

Dilansir dari YouTube 10 BEST ID pada Kamis, 25 April 2024. 4 makanan di jalur Pantura ini bisa dicoba seperti berikut ini:

1. Soto Grombyang, Pemalang

Nasi Grombyang asal Pemalang ini dihidangkan dengan daging sapi atau kerbau dengan potongan besar yang disajikan dalam mangkuk lengkap dengan nasi dan biasanya akan dituangkan kuah diatasnya yang meluber dan mirip seperti kuah rawon.

Nama grombyang sendiri dinamakan dari kuali besar tempat nasi grombyang sebelum disajikan, potongan daging yang lembut akan sangat menggugah selera dan cita rasa dan ditaburi dengan daun bawang.

Anda bisa menikmati sate daging kerbau atau sapi dengan ukuran lebar. Harga nasi grombyang hanya dikenakan Rp 14.000, untuk sate kerbau atau sapi hanya Rp 3.000

Warung yang menyajikan menu nasi grombyang sangat mudah ditemukan di Pemalang mulai dari jalan RE Martadinata dan alun – alun kota Pemalang, akses menuju lokasi cukup terjangkau karena terletak di Pusat kota Pemalang.

Jika, melintasi Pemalang dari jalur Pantura, akan ada di perempatan lampu merah di daerah bernama Pagaran, dan bisa belok kanan hingga ke perlintasan kereta api, dan akan ketemu Pasar Anyar, lokasi Jalan RE Martadinata ada di sebelah selatan pasar tersebut, salah satu yang terkenal adalah RM Grombyang H Warso.

2. Soto Tauco

Soto tauco khas Kabupaten Pekalongan ini campuran dari perpaduan kuliner Tiongkok dan India. Tauto berasal dari Caudo (soto kuliner Tiongkok) dan Tauco bumbu khas dari India. Orang luar Pekalongan menyebut makanan ini Soto Pekalongan.

Tapi, Tauto pertama kali populer di wilayah Semarang. Awalnya makanan ini dikonsumsi oleh orang peranakan Tionghoa – Indonesia, tapi pribumi justru menjadikan ini jadi makanan kuliner mereka. Warga Pekalongan menikmati dan menyesuaikan olahan Caudo dengan bumbu khusus yang menggugah selera.

Orang Jawa pada saat itu menjadikan para pembantu untuk menjual Caudo atau soto. Seiring berkembannya zaman tidak ada generasi Tionghoa yang lantas meneruskan usaha ini, akhirnya warga pribumi berinisiatif untuk meneruskan usaha kuliner yang khas ini.

Kekhasan Tauto yang diracik oleh pribumi Pekalongan yakni menggunakan mie putih atau soun yang ditambah dengan sambal goreng (tauco) yang berbahan dasar kedelai, serta menggunakan bahan daging kerbau bukan daging sapi.

Sedangkan, perbedaannya dengan soto tauto Tegal yakni makanan ini menggunakan racikan daging ayam dengan kuah pekat perpaduan dengan rasa gurih, pedas, manis, dan sedikit asam dan disajikan dengan mangkuk kecil serta sendok bebek. Warna kuah terlihat pekat kecokelatan, berpadu manis dengan taburan suwiran ayam, daging, atau babat goreng.

Perbedaannya dengan soto Pekalongan ini karena diberi soun dan tauge rebus yang makin lezat rasanya dengan taburan daun bawang serta bawang goreng.
Soto Tauco khas Pekalongan yang terkenal ada soto Tauco Dori yang ada di jalan Sutomo dan selalu didatangi oleh artis papan atas dan para pejabat atau Soto Tauto H. Rochmani yang berlokasi di Jl. Gajah Mada.

Soto Tauco Tegal berlokasi di kawasan Pokanjari dan alun – alun, tapi ada juga di jalur alternatif Tegal-Bumiayu tepatnya di Jalan Raya Pesayangan, Talang, Kabupaten Tegal.

3. Nasi megono

Nasi Megono berasal dari Pekalongan yang terbuat dari potongan nangka muda dengan perpaduan kelapa parut yang dibumbui sehingga terkesan gurih di lidah. Megono awalnya berasal dari Kabupaten Pekalongan di pesisir utara Jawa. Hingga akhirnya berkembang di Pekalongan, Batang, Pemalang, Wonosobo, dan Temanggung.

Megono biasanya disajikan dengan nasi, mendoan, cumi masak hitam, telur balado, tempe orek, mentimun, dan sambal. Megono tak lepas sebagai hidangan para pejuang, yang namanya berasal dari bahasa jawa Merga (karena) dan ana (ada). Makanan ini berawal dari sajian yang diberikan untuk pasukan Kesultanan Mataram dibawah pimpinan Bahureksa yang berperang melawan VOC di Batavia pada tahun 1628.

Kondisi perang yang sebabkan kesulitan ekonomi berdampak pada minimnya kebutuhan sandang dan pangan. Tapi, rombongan pasukan Mataram telah memasuki wilayah Kabupaten Pekalongan dan beristirahat di perkampungan penduduk dalam kondisi kelelahan dan lapar.

Penduduk setempat yang simpatik merasa kasihan dengan pasukan Mataram, mereka membantu mengumpulkan makanan dari rumah setiap penduduk untuk diberikan ke Pasukan Mataram, tapi mereka hanya temukan keras nasi tanpa sayur.

Hingga ditemukan nangka muda yang ditanam penduduk Pekalongan dan diolah menjadi cacahan nangka kecil dan dibumbui kelapa parut. Makanan itu akhirnya disebut megono akronim dari merga ana.

Pembuatannya sangat mudah karena terbuat dari nangka mentah yang kulitnya dikupas, dicincang, diiris halus menjadi potongan kecil, kemudian potongan itu dimasukkan ke dalam wadah tahan panas, tambahkan irisan halus bunga kecombrang, kelapa parut, bawang merah dan putih, ketumbar, kemiri, terasi, kencur, cabai merah, serai, daun melinjo, , daun salam, daun jeruk, dan bumbu rempah ke dalam wadah nangka muda dan diaduk hingga tercampur merata.

Kukus nangka muda yang tercampur sekitar 45 menit – 1 jam hingga nangka lunak dan bumbu meresap, warna megono biasanya kuning kecoklatan karena adanya bumbu rempah dan rasa gurih dari kelapa parut.

Selain di Pekalongan, megono juga ada di Wonosobo, tapi perbedaannya disana ada tambahan irisan kubis hijau, parutan kelapa, dan ebi, gunakan bahan bawang merah dan putih, garam.

Megono hidangan populer di pesisir utara Jawa Tengah dan dijajakan biasanya di warung makan, lesehan, hingga gunakan mobil khusus. Bagi anda yang tinggal jauh dari Pekalongan, bisa membeli megono kaleng yang berisi megono setengah matang lengkap dengan bumbu rempah.

Makanan satu ini juga dapat memperkuat imunitas tubuh dan sumber antioksidan yang baik untuk ketahanan fisik.

4. Sup kepala ikan Manyung (Pemalang)

Ikan manyung merupakan sejenis ikan suku Ariidae, ikan ini mirip dengan ikan baung yang hidup di air tawar, mulutnya lebih maju dan bola mata lebih besar dari ikan lain. duri sirip dada ikan manyung tajam yang kalau tergores saja bisa melukai tangan, meski tidak beracun.

Sekarang ini ada 20 jenis ikan manyung termasuk Arius dan Hemiarius yang tinggal di subtropis dan tropis

Habitat tidak selalu berada di laut lepas, bisa juga hidup di antara muara sungai hingga pesisir laut. Ikan manyung biasanya ditemukan di tempat dangkal, pesisir laut berpasir hitam dan berlumpur yang biasanya juga ikan ini aktif pada malam hari, memakan anak ikan, udang, dan moluska.

Ikan manyung aman dikonsumsi dan harganya relatif lebih murah, dan biasanya di pancing di sekitar muara sungai dan pelabuhan, salah satu olahan populer ikan mangut adalah mangut, yang ada di kawasan Pantai Utara Jawa. Masyarakat sekitar Kecamatan Juwana, Pati biasanya memanfaatkan ikan manyung untuk diasap dan dijual untuk diolah menjadi mangut.

Bagi anda yang ingin konsumsi sup kepala ikan manyung Pemalang dapat mendatangi rumah makan Ibu Turahmi, desa Ambowetan, Ulujami, Pemalang yang dihargai Rp 40.000 per porsi dengan nasi dan lalapan.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: YouTube 10 BEST 1D

Tags

Terkini

Terpopuler