Efek Samping Vaksin Covid-19, Jangan Parno, Ini Gejala Umum dan Penanganannya

- 18 Desember 2020, 15:23 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Saat Uji Klinis Vaksin Covid-19
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Saat Uji Klinis Vaksin Covid-19 /Humas Pemprov Jabar/

GALAMEDIA - Ada sejumlah negara yang sudah mulai vaksinasi corona. Tak ketinggalan, Indonesia akan segera memulai vaksinasi setelah Sinovac diizinkan oleh BPOM. Sekitar 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 sudah ada di Indonesia.

Vaksinasi ini akan membantu melindungi seseorang dari Covid-19. Setelahnya mungkin akan ada efek samping yang merupakan tanda normal bahwa tubuh sedang membangun perlindungan.

Dikutip galamedia dari berbagai sumber, Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), efek samping ini dapat memengaruhi seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Namun, efek tersebut akan hilang dalam beberapa hari.

Baca Juga: Cek Harga! Ini Kisaran Harga Rapid Test Antigen Covid-19 Sebagai Syarat Perjalanan Anda

CDC merinci beberapa efek samping vaksin corona yang umum, antara lain:
- Di Lengan Tempat Mendapat Suntikan
Rasa sakit.
Pembengkakan.

- Di Seluruh Tubuh
Demam.
Panas dingin.
Kelelahan.
Sakit kepala.

Perlu diingat, sebagian besar vaksin vaksin virus corona memerlukan dua kali suntikan agar bisa maksimal bekerja.

Baca Juga: Rapid Test Antigen, Begini Penjelasan Tes Pendeteksi Virus Corona Sebagai Syarat Perjalanan

Meskipun setelah mendapat suntikan pertama mengalami efek samping, tetap lakukan suntikan yang kedua. Kecuali, jika dokter atau penyedia vaksinasi memberitahu untuk tidak mendapatkan suntikan berikutnya.

Selain itu, tubuh butuh waktu untuk membangun perlindungan pasca-vaksinasi apa pun.

Vaksin virus corona yang membutuhkan dua suntikan mungkin tak melindungi seseorang sampai 1 atau 2 minggu usai suntikan kedua.

Lalu bagaimana untuk mengatasi efek samping tersebut? Menurut Dokter Arina Heidyana mengatakan, hal tersebut tergantung jenis efek samping yang muncul.

“Jadi kalau misalnya yang muncul demam, ya diterapi dengan obat penurun demam. Diterapi sesuai gejalanya,” kata dr. Arina.

Kalau untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan saat mendapat suntikan, Anda bisa memberikan waslap bersih, dingin, dan basah ke area tersebut.

Baca Juga: Trump Ancam Takkan Angkat Kaki dari Gedung Putih, Krisis Nasional Hantui Pelantikan Biden

Siapa Saja yang Perlu Vaksin Virus Corona?
Pemerintah Indonesia sendiri telah memprioritaskan vaksin corona pertama kali diberikan kepada tenaga kesehatan yang bertugas di garda terdepan. Beberapa kelompok lain, seperti aparatur negara dan tokoh masyarakat juga menjadi prioritas.

Namun, apakah vaksin tersebut akan diberikan kepada anak atau ibu hamil, hal itu belum bisa dipastikan. Sebab, uji vaksin terhadap dua kelompok tersebut belum diketahui.

Selain itu, temuan terbaru menyarankan agar orang dengan alergi parah supaya tidak mendapatkan vaksin Pfizer. Hal itu justru memicu reaksi pada dua petugas kesehatan di Inggris.

Baca Juga: Hadapi Tekanan Media, Iran Bebaskan Selegram 'Zombie Angelina Jolie

Apakah orang yang telah sembuh dari COVID-19 juga perlu mendapatkan vaksin?

“Sebenarnya tergantung antibodi di tubuh. Tujuan vaksin kan juga membentuk antibodi. Jadi kalau masih ada antibodinya maka enggak perlu. Namun, kalau sudah tidak ada, barulah perlu,” terang dr. Sara Elise Wijono.

“Antibodi itu protein di badan kita, ada IgM atau IgG. Biasanya diinterpretasikan IgM positif, masih fase akut (sedang terinfeksi). Namun IgG (positif) artinya sudah pernah terinfeksi (infeksi lampau),” imbuh dr. Sara.

Menurut dr. Sara, adalah hal yang penting juga untuk menjalankan protokol kesehatan. Misalnya, dengan menutup mulut dan hidung dengan masker saat berada di sekitar orang lain, menjaga jarak setidaknya 6 kaki dari orang lain, menghindari keramaian, dan rajin mencuci tangan. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah