Hati-hati, Kelebihan Lemak Bisa Memperparah Gejala Covid-19

- 18 Agustus 2021, 16:51 WIB
Ilustrasi tumpukan lemak tubuh.
Ilustrasi tumpukan lemak tubuh. /Pexels.com/Andres Ayrton

GALAMEDIA - Spesialis gizi klinik PPSI Ilmu Gizi Klinik Universitas Indonesia, dr. Juwalita Surapsari menyebut asupan lemak terutama yang sifatnya jenuh berlebihan bisa memperparah gejala Covid-19 yang dialami pasien.

Hal tersebut dikatakan dr. Juwalita Surapsari dalam webinar bertajuk "Bahaya Salah Asupan Saat Pandemi dan Isoman", Rabu, 18 Agustus 2021.

"Konsumsi banyak lemak terutama lemak jenuh akan bisa menyebabkan kondisi peradangan lebih berat akhirnya yang mungkin keluhannya ringan tetapi karena konsumsi yang salah, akhirnya menjadi lebih berat gejalanya," terangnya.

Dikatakannya, asupan tinggi lemak mempengaruhi reseptor tempat melekatnya virus SARS-CoV-2 atau ACE-2 sehingga membuatnya lebih mudah dimasuki virus.

Baca Juga: BPJamsostek Serahkan Data Penerima BSU Tahap II ke Kementerian Ketenagakerjaan

Salah satu jenis lemak, yakni yang sifatnya jenuh bisa meningkatkan pengeluaran mediator yang sifatnya inflamasi dari sel imun. Akhirnya bila, inflamasi terjadi semakin berat maka ini akan memperparah gejala Covid-19 pasien.

Di sisi lain, diet tinggi lemak juga mempengaruhi kondisi bakteri baik dalam usus, menyebabkan terjadinya peradangan menyeluruh yang akhirnya menurunkan sistem imun tubuh.

"Mikrobiota di dalam tubuh ini punya manfaat luar biasa, tidak hanya menjaga kesehatan saluran cerna juga berdampak pada sistem imunitas tubuh karena membantu mengaktivitasi sel-sel imun tubuh, meskipun kelihatannya hanya di usus," tutur Juwalita.

Lemak termasuk salah satu komponen yang perlu seseorang batasi bila ingin mendapatkan kondisi tubuh sehat termasuk respon imun yang baik.

Baca Juga: Refly Harun: Prabowo Puji Jokowi karena Dia Ingin Dapat Limpahan Pendukung di Pilpres 2024

Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi lemak 20-25 persen dari total energi (702 kkal) atau setara dengan 5 sendok makan per orang per hari (67 gram).

Lalu, pola makanan seperti apa yang dianjurkan untuk para pasien Covid-19 termasuk yang sedang menjalani isolasi mandiri?

Juwalita menyerankan diet bergizi seimbang, seperti anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni konsumsi makanan segar dan minim olahan supaya untuk mendapatkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan mencakup vitamin mineral, serat makanan, protein dan antioksidan demi pemulihan lebih baik dan cepat.

"Karbohidrat misalnya dari beras merah, beras cokelat, umbi-umbian. Protein bisa dari makanan segar seperti seafood (ikan, udang), ayam tanpa kulit, daging sapi, kacang-kacangan seperti kedelai, almond. Ingat kita butuh magnesium, selenium, mikronutrien untuk bisa menyempurnakan diet sehat kita," pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah