Saat Peneliti NASA Berbicara Soal Kiamat: Matahari Terus Mengembang Hingga Menelan Bumi

- 14 September 2021, 08:10 WIB
Ilmuwan prediksi matahari kelak terus mengembang hingga menelan Bumi.
Ilmuwan prediksi matahari kelak terus mengembang hingga menelan Bumi. /NASA

Namun, Penyelidik Utama Misi New Horizon NASA, Alan Stern, menyebut kendati hal itu bisa membunuh semua kehidupan yang ada di Bumi tetapi juga dapat menciptakan dunia yang dapat dihuni di planet paling dingin di kosmos.

"Di akhir kehidupan Matahari atau memasuki Fase Raksasa Merah (kiamat), Sabuk Kuiper (objek Trans Neptunus) akan menjadi seperti Pantai Miami," kata dia.

Stern meyakini bahwa setiap manusia yang tersisa dari hantaman raksaa merah dapat berlindung di Pluto dan planet kerdil lainnya di Sabuk Kuiper.

Sabuk Kuiper merupakan wilayah yang melewati Planet Neptunus yang dipenuhi dengan batuan es. Saat ini planet kerdil seperti Pluto menyimpan batuan es yang melimpah dan bahan organik yang kompleks, serta beberapa di antaranya diperkirakan memiliki lautan luas di bawah permukaan.

Baca Juga: Matahari Terbit dari Barat Jadi Salah Satu dari 10 Tanda Kiamat, Lalu Apa Sebelum dan Setelahnya Kejadian Itu

Stern menjelaskan suhu permukaan pada benda-benda luar angkasa ini ratusan derajat Celcius di bawah titik beku.

"Ketika Matahari menjadi raksasa merah maka suhu di permukaan Pluto menjadi hampir sama dengan suhu rata-rata di permukaan Bumi seperti sekarang," jelasnya.

Penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Astrobiology pada 2003 itu menjelaskan bagaimana Stern melihat kesempatan adanya kehidupan di Tata Surya bagian luar setelah Matahari memasuki tahap akhir.

Tiga tahun kemudian, atau tepatnya pada 2006, Stern bertanggung jawab atas wahana antariksa antarplanet NASA yang dikirim ke Pluto sebagai bagian dari Misi New Frontiers untuk memajukan pemahaman manusia tentang misteri Tata Surya.***

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x