UPI Beri Gelar Dokktor HC kepada Peter Hywel Coleman, Kebijakan Bahasa Sering Berdasarkan Asumsi Bukan Data

- 23 Oktober 2021, 08:41 WIB
UPI memberikan gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) kepada Peter Hywel Coleman, OBE., MA dalam bidang pendidikan dan kebijakan bahasa.
UPI memberikan gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) kepada Peter Hywel Coleman, OBE., MA dalam bidang pendidikan dan kebijakan bahasa. /Eli Siti Wasliah/Galamedia

GALAMEDIA - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memberikan gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) kepada Peter Hywel Coleman, OBE., MA dalam bidang pendidikan dan kebijakan bahasa.

Anugerah DR HC digelar secara daring melalui aplikasi zoom dan luring di Gedung Achmad Sanusi pada Senin, 18 Oktober 2021 lalu.

Menurut Hywel, setiap negara memiliki kebijakan bahasa masing-masing. Kebanyakan negara menentukan kebijakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Bahkan Bahasa Inggris dianalogikan sebagai obat yang bisa menyembukan segala macam penyakit di berbagai negara.

Baca Juga: Juz Amma: Alquran Surat Ad Dhuha, Arab, Latin, dan Terjemahnya, Yuk Tingkatkan Tadarus Alqurannya

"Padahal kenyataannya tidak. Ini berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan saya selama ini puluhan tahun," ungkap Hywel dalam konferensi pers melalui aplikasi zoom pada Jumat, 22 Oktober 2021 malam.

Ia mencontohkan, di Indonesia ada program RSBI atau Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Dalam program ini, Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk pelajaran sains dan matematika dari kelas 4. RSBI ini digulirkan pemerintah agar anak-anak Indonesia bisa ‘bersaing secara internasional’

Hasil kajiannya tentang RSBI menyebutkan penggunaan bahasa Inggris dalam proses belajar-mengajar telah merusak kompetensi berbahasa Indonesia dari siswa. Mestinya
Indonesia menyiapkan siswa berwawasan internasional dengan bangga terhadap budaya bangsanya.

Baca Juga: Ini Arti Asmaul Husna: Mengenal Makna Al Hakam, Al Adl, Al Lathiif, Al Mudzil, As Sami’, dan Al Bashir

"Dengan mengubah cara penyampaian pelajaran menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, riset serupa yang dilakukan di Korea dan Thailand, penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di sekolah ternyata tidak efektif sehingga kemudian ditinggalkan," tegas Hywel.

Ia menilai kebijakan bahasa sering berdasarkan asumsi, bukan data. Asumis itu antara lain, negara lain mengimplentasikan kebijakan X maka kita juga harus lakukan hal yang sama. Asmusi lainnya, penggunaan bahasa Inggris akan langsung mempunyai dampak positif pada ekonomi. Dan penggunaan bahasa Inggris akan langsung mempunyai dampak positif pada mutu pendidikan.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x