Tuturangiana Andala, Tradisi Unik Larung Sesajen Sedekah Laut di Pulau Makassar

- 10 Januari 2022, 14:32 WIB
Tradisi Tuturangiana Andala.//Ttangkap layar Youtube Trans7 Official
Tradisi Tuturangiana Andala.//Ttangkap layar Youtube Trans7 Official /

GALAMEDIA – Indonesia tidak pernah habis akan keunikan tradisi setiap pulaunya. Karena setiap daerah mempunyai adat istiadat tersendiri, salah satunya Pulau Makassar.

Pulau Makassar ini letaknya tepat di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sutra). Pulau Makassar memiliki penduduk sekitar 7.000 jiwa.

Pada abad ke-16  prajurit Kerajaan Gowa Sultan Hasanuddin yang menjadi tawanan Kesultanan Buton menempati pulau ini.

Baca Juga: Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Inilah 8 Kecelakaan Pesawat di Indonesia yang Banyak Memakan Korban

Dikutip dari berbagai sumber, setelah perang selesai para prajurit Kerajaan Gowa pulang ke Makassar. Akan tetapi, sebagian memilih tinggal dan menikah dengan penduduk setempat.

Ketika mereka mulai mencari mata pencaharian di laut, pada abad ke-16 masyarakat Pulau Makassar ini membuat ritual khusus Tuturangiana Andala.

Sebuah tradisi syukuran laut untuk memohon dibukakan pintu rezeki di laut kepada Yang Maha Kuasa.

Baca Juga: Ammar Zoni Mendadak Trending di Twitter, Mirip Christoper Bang Chand?

Selain untuk membukakan rezeki, ritual ini pun sebagai penolak bala ketika masyarakat beraktivitas di laut.

Ritual tersebut masih dipertahankan hingga saat ini dan diadakan setahun sekali, hanya pada musim paceklik ikan.

Masyarakat Pulau Makassar masih memaknai musim paceklik ikan adalah sebagai tanda kemarahan penguasa alam laut kepada para nelayan, yaitu menangkap ikan tanpa memberikan sesuatu ke alam laut.

Demikian pula jika terjadi bahaya gelombang laut dan angin kencang, mereka menganggap bahwa itu adalah murka penguasa pada nelayan yang menggantungkan hidup dari hasil laut.

Baca Juga: Bagikan Momen Dinner di Hari Jadi pernikahan, Penampilan Felicya Angelista Disorot: Cantik Terus Gak Cape?

Sebenarnya ritual ini hampir sama persis seperti ritual sedekah laut di tempat lain. Seperti melarung sesajen, dengan tujuan dibukakan pintu rezeki dan sebagai tolak bala.

Tapi yang menjadi keunikan dari ritual sedekah di Pulau Makassar adalah terkait sesajen kue khas dan daging kambing yang mereka larung ke empat penjuru arah mata angin.

Hal tersebut dilakukannya sebagai persembahan dan ucap syukur pada alam yang sudah menjadi sumber penghidupannya, serta meyakini jika penguasa berada di empat penjuru arah mata angin.

Saat tradisi ini dimulai, pertama-tama tetua adat pulau tersebut melakukan ritual ‘batata’, sebagai permohonan pada penguasa agar menerima persembahan dari masyarakat pulau tersebut.

Baca Juga: Muncul Usulan Pilpres 2024 Diundur dan Jabatan Jokowi Diperpanjang Sampai 2027, Wakil Ketua MPR Buka Suara

Sebelum ritual tersebut dimulai, tentunya para tokoh telah menyiapkan sesajen hasil pangan khas daerah setempat pada empat rakit bambu ukuran setengah meter persegi.

Selesai ritual batata, beberapa tokoh melakukan ritual menyembelih kambing, lalu dibawa ke tengah laut yang diiringi pukulan gong dan kendang.

Setelah tiba di laut, sesajen tersebut dilarung pada empat titik arah mata angin yang dianggap keramat oleh masyarakat.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x