Peringatan Hari Air Sedunia 2022: Paduka dan Masri Gelar Ritus Ngalokat Situ Cileunca

- 22 Maret 2022, 19:45 WIB
Sejumlah siswa SMPN 4 Pangalengan melakukan perang aangsretan usai ritus Ngalokat Situ Cileunca Pangalengan pada peringatan Hari Air Sedunia di Situ Cileunca Pangalengan, Selasa (22/3).
Sejumlah siswa SMPN 4 Pangalengan melakukan perang aangsretan usai ritus Ngalokat Situ Cileunca Pangalengan pada peringatan Hari Air Sedunia di Situ Cileunca Pangalengan, Selasa (22/3). /

 

GALAMEDIA - Peringatan hari air sedunia yang jatuh setial tanggal 22 Maret, diperingati masyarakat dengan berbagai cara. Seperti yang dilakukan Paguyuban Eulur-dulur Kasenian (Paduka) Pangalengan bersama Masyarakat Seni Rakyat Indonesia (Masri) dan masyarakat sekitar Situ Cileunca Pangalengan menggelar ritus Ngalokat Situ Cileunca atau Cileunca International Water Art Festival (Ciwaf), Selasa, 22 Maret 2022.

Ritus yang digelar Paduka, Jarang Taruna Pangalengan bersana Masri yang didukung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung berjalan khidmat dan kusyuk.

Diawali dengan ngalokat dihulu wotan (mata air) atau pusat air Situ Cileunca di Cibuluh, yang kemudian dilanjutkan di pantai Situ Cileunca. Cuaca saat itu begitu sahdu (tidak panas dan tidak hujan) diiringi semilir angin dingin yang menusuk tulang.

Diawali pembacaan doa oleh Kuncen Situ Coleunca, Bah Kosim yang meminta perlindungan pada Yang Maha Kuasa (Allah) dengan doa-doa hang bersumber dari Alquran untuk keselamatan prosesi Ngalokat Situ Cileunca dan mengambil air situ Cileunca. Bah Kosim pun tak lupa meminta izin pada para sepuh dan pini sepuh setempat dan leluhur Situ Cileunca.

Baca Juga: Menyulitkan Masyarakat Ekonomi Lemah, Yana Mulyana Dukung Distribusi Minyak Goreng Gratis

Ritus dipimpin Bah Nanu atau Mas Nanu Munajar (Masri) diiring kidung salamet oleh Bah Roni (Paduka). Hampir 45 menit ritus Ngalokat Situ Cileunca yang diakhir pengambilan air Situ Cileunca dan perang aangsretan yanv dilakukan oleh siswa siswi SMPN 4 Pangalengan.

Sementara masyarakat dan pengunjung situ Cileunca hanya bisa menyaksikan dari jauh. Sesekali mereka mengeluarkan kameran hp-nya untuk merekam ritus ngalokat Situ Cileunca.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bandung, Apih Cuncun bersama Camat Pangalengan dan Kepala Desa Warnasari terlibat dalam ritus tersebut.

Bahkan Apih Cuncun sangat mengapresiasi ritus Ngalokat Situ Cileunca yang digelar Paduka bersama Karang Taruna dan Masri Jabar. "Ritus ngalokat Situ Cileunca ini merupakan yang pertama kali digelar Kabupaten induk. Sebelumnya sering digelar ketika Kabupaten Bandung Barat masih bersatu dengan kabupaten induk," ujarnya.

Baca Juga: Pesawat Asal Rusia Jatuh Akibat Ulah Anak Pilot, Puluhan Orang Dipastikan Tewas, Sejarah 23 Maret

Apih Cuncun pun menginginkan ritus ngalokat Situ Cileunca digelar setiap tahun dan menjadi identitas Kabupaten Bandung. "Ini harus dijaga dan dilestarikann serta digelar setiap tahun agar menjadi identitas Kabupaten Bandung dibidang budaya maupun pariwisata," ujarnya.

Sementara Kepala Desa Warnasari, Koswara menyambut baik ritus Ngalokat Situ Cileunca. Bahkan dirinya akan mengimbau pada para pengelola wisata arung jeram yang ada di sekitar Situ Cileunca agar mengenalkan dan memainkan perang aangsretan pada para wisatawan sebelum berarung jeram.

"Saya akan buat edaran kepada para pengelola wisata arung jeram agar mengenalkan aangsretan yang terbuat dari bambu ini supaya bisa dimainkan oleh para wisatawan sebelum berangrungjeram," katanya.

"Persng aabgsretan bisa dilakukan di situ Cileunca sekitarnya atau base camp para pengelola arung jeram," tambahnya.

Baca Juga: Presidensi G20, Energy Transition Working Group Bahasa Isu Transisi Energi

Sedangkan Roni Ketua Paduka Pangalengan menyebutkan, ritus ngalokat Situ Cileunca ini untuk mengangkat seni budaya yang ada di sekitar Pangalengan. Selain itu bisa mengangkat dan memulihkan perekonomian masyarakat setempat.

"Di wilayah ini terdaoat beberapa mata air yang mengairi situ Cileunca. Kami ingin menjaga mata air agar tetap lestari melalui seni budaya masyarakat lokal. Serta ingin mengangkat perekonomian masyarakat setempat," katanya.

Rangkaian ritus Ngalokat Situ Cileunca atau Ciwaf ini diramaikan pula pameran dekorasi pelaminan pemgantin, tata rias 11 pengantin buhun, pagelaran seni budaya serta pameran ekonomi kreatif masyarakat setempat.

"Walaupun hanya sehari, kami ingin memberikan kesan positif pada masyarakat. Dan kami akan menggelar ritus ini setiap tahun dengan melibatkan masyarakat setemoat," pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x