Sampai-sampai Syaikh Shalih Al ‘Utsaimi mengatakan, “Kalau kau tidak diberi rezeki, maka curigailah ketakwaanmu.” Hanya sekedar berusaha, mengandalkan kepandaian dalam berdagang, dia hanya mengandalkan pengalaman. Tapi kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memberi taufik dan kemudahan maka dia tidak akan bisa berhasil.
Oleh karenanya, tidak benar kaidah yang mengatakan bahwa orang yang paling pintar adalah orang yang paling kaya. Bukan berarti orang yang telah meraih gelar seperti misalnya ilmu teknik atau ilmu kedokteran, yang paling berilmu adalah yang paling kaya. Itu tidak benar.
Kita dapati ada orang yang biasa-biasa saja kemampuan otaknya, IQ-nya, ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan rezekinya.
Baca Juga: Contoh Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Nikmatnya Maksiat
Semangat dan Isti’anah
Maka dari itu, gabungkanlah dua perkara ini; semangat melakukan dan beristi’anah (minta pertolongan) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau setiap hari setiap malam Antum shalat malam kemudian witir meski hanya satu raka’at saja, dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Ya Allah, mudahkanlah dan jangan sampai Engkau permalukan wajahku minta kepada orang lain.” Apakah Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mendengar?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
”Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 1808)[2]
Kalau seorang hamba menggabungkan antara dua hal ini; takwa dan berusaha kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan akan memberikan jalan kepada dia. Yang jadi masalah adalah kita salah dari dua sisi ini; ibadah malas dan juga tidak semangat. Hanya bertawakal, “Rezeki pasti Allah akan memberi. Kalau tidak, ya Alhamdulillah.” Tapi tidak mau kerja.