Ada orang yang berusaha untuk menjadi polisi. Dia mendaftar, ikut ujian dan tes, namun tidak diterima. Pegawai negeri, berapa puluh ribu yang ikut tes dan berapa jumlah yang diterima? Rezeki itu sudah tercatat.
Baca Juga: Tarif TOL TRANS JAWA di Masa MUDIK LEBARAN 2022, Jakarta-Surabaya Hampir Rp 1 Juta
Tugas manusia hanya berusaha. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga sudah menetapkan siapa yang masuk surga dan siapa yang masuk neraka.
Tanda Rezeki Sudah Habis
Berkaitan dengan rezeki, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengatakan kepada para sahabat;
إنّ رُوحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي أَنّهُ لَنْ تَمُوتَ نَفْسٌ حَتّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقَهَا
“Sesungguhnya Ruh Kudus (Malaikat Jibril) membisikkan dalam hatiku, bahwa siapa pun jiwa tidak akan mati sampai dia menghabiskan semua jatah rizkinya.” (HR. Abu Nu’aim).
Antum lihat, ada orang yang mempunyai harta lima milyar meninggal. Bagaimana dengan hartanya tersebut? Itu bukan rezekinya. Selesai sudah rezekinya.
Kadang kala kita ini berpikir bahwa rezeki kita itu adalah uang yang kita tumpuk, rumah yang kita miliki, dan kendaraan yang mewah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِى مَالِى – قَالَ – وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلاَّ مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ