Mendengar Anteh telah kembali, Pangeran Anantakusuma berusaha lagi untuk menemui Anteh dan memberikan sebuah hadiah berupa kucing yang diberi nama Candramawa.
Anteh menolak pemberian kucing itu, namun Anantakusuma tetap kekeh karena ia masih menyimpan rasa terhadap Anteh, dan ingin menjadikannya sebagai selir.
Ancaman dari suami Endahwarni tersebut didapati oleh Anteh, bahwa Pangeran akan menggunakan kekerasan jika Anteh terus menolak keinginannya itu.
Baca Juga: Resep Nasi Goreng Kampung ala Devina Hermawan Makanan Istimewa Tersaji di Cafe, Hotel atau Restoran
Sambil menangis Anteh berdoa agar bisa lepas dari Anantakusuma. Tiba-tiba tubuh Anteh melayang ke udara. Seberkas sinar seolah menyedotnya. Kucing dan alat menjahitnya juga ikut melayang bersama Anteh.
Anteh pun menghilang diangkat sinar bulan yang tertutup awan, dan sejak saat itu Nyai Anteh dikabarkan tinggal di bulan bersama Candramawa.
Jika rindunya sudah tak dapat tertahan terhadap anak dan suaminya. Anteh akan terus menenun kain untuk dijadikan tangga turun ke Bumi.
Sayangnya, hasil tenunnya itu tidak pernah selesai karena Candramawa selalu merusakknya. Kini, ketika bulan purnama orang-orang bisa melihat bayangan Nyai Anteh duduk menenun ditemani Candramawa.***