Daftar Lagu Bahasa Sunda yang Populer di Indonesia, Benyamin Sueb sampai Azmy Z Turut Berperan

- 2 November 2023, 12:15 WIB
Azmy Z, penyanyi asal Sunda yang viral usai membawakan lagu bertajuk Runtah.
Azmy Z, penyanyi asal Sunda yang viral usai membawakan lagu bertajuk Runtah. /YouTube/Azmy Z/

GALAMEDIANEWS - Dewasa ini makin banyak lagu daerah yang populer di Indonesia. Lagu-lagu daerah itu booming, banyak diputar dan dihapal oleh orang-orang di luar daerah asal musik tersebut. Peran platform pemutar lagu digital jadi sangat penting di sini, apalagi melalui media sosial TikTok misalnya, reff atau penggalan lagu Bahasa daerah bisa dinikmati dan dikenal secara luas.

 

Sebelum bicara lagu Sunda, lagu daerah yang populer di Indonesia terbilang cukup banyak. Khususnya lagu berbahasa Jawa. Bahkan, sepeninggalan Didi Kempot yang dijuluki The Godfather of Broken Heart, lagu-lagu Jawa karya Musisi juniornya seperti Abah Lala; Denny Caknan; dan banyak lagi pun menjadi kian populer. 

Contoh lainnya, Sinanggar Tullo karya Musisi lokal tanah Toba, Sumatra Utara, hits di TV-TV nasional era 90-an. Ada juga lagu Karna Su Sayang dari NTT yang belum pudar pesonanya sejak dirilis 2018 lalu, malahan terus-menerus dicover banyak creator.

Nah mengenai lagu bahasa Sunda yang populer di Indonesia yang mau di artikel ini, adalah dari kurun waktu 90-an sampai sekarang. Disclaimer, lagu-lagu, faktanya, dan kadar popularitasnya bisa jadi sangat subjektif, karena berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis semata. Boleh jadi lebih banyak lagi lagu Sunda yang populer di tempatmu.

Baca Juga: Lirik Lagu dan Terjemahan Rungkad sebagai Lagu Kemenangan Megawati Red Sparks Korea Selatan

#1 Lagu Sunda yang Populer di Indonesia: Badminton-Benyamin Sueb

Benyamin Sueb, seniman dan budayawan Betawi yang tentunya terkenal juga karena membawakan lagu-lagu khas Betawi. Namun, ia juga pernah merilis lagu Sunda bertajuk Badminton tahun 1955. Meski sudah puluhan tahun, pada tahun 1990-an, lagu ini dijadikan backsound pemberitaan bulutangkis Indonesia yang sedang jaya-jayanya. Apalagi, saat itu Susi Susanti pebulutangkis Tunggal putri Indonesia lagi rajin-rajinnya menyabet gelar di kejuaraan dunia.

Fenomena yang terjadi di Masyarakat saat itu pun masih relevan dengan apa yang Bang Ben nyanyikan. 

Badminton di mana-mana/ di kampung jeung di kota/ badminton keur suka-suka/ngalipur manah sungkawa (artinya badminton di mana-mana, di kampung maupun di kota. Badminton untuk senang-senang, menghibur hati yang resah)

Dulu, orang main badminton tidak terbatas di GOR, tapi di pinggir jalan, trotoar, halaman rumah, jemuran, sawah-sawah kering, dan lain-lain. Sampai sekarang juga sih kayaknya di daerah-daerah tertentu. Dalam lagu ciptaan musikus Sunda, Mang Koko ini, juga tergambar bahwa orang-orang memainkan bulutangkis dengan benda alakadarnya.

Kok na, ku bulu entog/ net na samping na butut/ reket na panggebug Kasur/tempatna tempatna di kebon awi (Koknya pake bulu angsa, netnya pake kain jelek, raketnya pemukul Kasur, tempatnya di kebun bambu)

Baca Juga: Ini 4 Teori Buah Iblis Monkey D. Dragon dalam One Piece, Ada yang Bertipe Mythical Zoan hingga Paramecia

#2 Lagu Sunda yang Populer di Indonesia: Duh Engkang – Itje Tresnawati 

Penyanyi dangdut Wanita asal Tasikmalaya, Jawa Barat ini, sudah berkarier sejak 1979 dan mencetak banyak hits berbahasa Indonesia. Namun, Duh Engkang yang rilis 1994, jadi lagu yang sangat identik dengan puncak popularitasnya. 

Lagu Duh Engkang menceritakan tentang seorang istri yang menyayangkan suaminya berubah sikap sejak pindah ke Jakarta. Saat hidup di desa, mereka hidup susah dan tinggal di rumah tua. Untuk makan pun, pasangan itu mengandalkan bantuan mertua. Eh sudah enak-enak di Jakarta, suaminya yang dipanggil Engkang (kata lain dari Akang), malah mau punya istri lagi. Itje pun dalam lagunya curhat lebih baik jadi janda daripada dimadu.

Lirik lagu ciptaan Muchtar B ini tidak sepenuhnya berbahasa Sunda, melainkan campuran Bahasa Sunda-Indonesia. Namun, sejumlah kosakata yang Nyunda banget terselip di intro, verse, sampai reff.

Misalnya 

Duh Engkang naha teungteuingeun, duh Engkang sok kabina bina (Duh Engkang kenapa keterlaluan, duh Engkang suka keterlaluan)

Ada juga

Engkang rek suka-suka (seenaknya), Engkang rek ngadua (mau mendua)

Daripada sengsara biar jadi randa (janda), biar banda teu boga (tidak punya apa-apa) asal bahagia 

Hits Bahasa Indonesia dari Itje lainnya adalah seperti Enggak Lagi Lagi Ah, Madu Merah, Dana Asmara, Satu Malam.

#3 Lagu Sunda yang Populer di Indonesia: Talak Tilu - Bungsu Bandung 

Bungsu Bandung, yang Bernama asli Mimi Setiawati, punya sejumlah hits Sunda. Mobil Butut, Surabi Haneut, dan Oncom Gondrong misalnya.

Talak Tilu mulai populer dari awal 2000-an, dan meski full berbahasa Sunda, mengandung lirik yang mengiang-ngiang di telinga banyak orang di Indonesia. Yakni, ‘nyeri, nyeri, nyeri’. Lagu ini masih banyak yang cover sampai sekarang, seperti oleh the rising stars Azmy Z dan Ade Astrid.

Pembawaan tempo lagu yang ceria memang berseberangan dengan isi liriknya, yang bercerita tentang istri yang sudah tidak kuat lagi dengan tingkah suaminya. Daripada terus tersakiti, istri yang belum memiliki keturunan dari suaminya itu pun minta ditalak tiga saja. 

Unsur kontradiktif lainnya di video klip Bungsu Bandung ini, tampak pada tampilannya yang gemoy, full makeup, berbusana kebaya warna-warni bergantian. Bungsu Bandung menyanyikannya dengan ekspresi centil, dan diiringi para penari latar.

Saking populernya di Indonesia, seorang penyanyi, Neneng Ariska pun merilis Talak Tilu versi Bahasa nasional. “Nyeri nyeri nyeri takkan bisa terobati, biar berantakan mati pun tak penasaran. Mumpung masih muda belum punya keturunan. Kita cerai saja, talak tilu sakalian” liriknya. 

Namun, patut diakui bahwa versi Indonesia yang juga banyak dicover ini belum mampu menyaingi fenomena Talak Tilu versi Sunda.

Baca Juga: 30 SMA Terbaik di Indonesia yang Masuk Daftar Top 1000 Sekolah, Persiapan Pemilihan Sekolah di PPDB 2024-2025

#4 Lagu Sunda yang Populer di Indonesia: Runtah - Doel Sumbang

Nah lagu ini masih booming sampai menjelang akhir tahun 2023, sejak di-cover penyanyi muda Azmy Z pada 2022. Padahal, lagu versi asli dari Doel Sumbang dirilis 1992 dan banyak diputar sampai satu dekade kemudian di radio-radio Sunda di Bandung, seperti Radio Garuda dan Radio Rama.

Pada 2007, Doel Sumbang pun merilis kembali versi Runtah dengan pembaruan aransemen pada 2019 yang bisa diputar di Spotify. Setelah naik daun lagi oleh Azmy, potongan lagu Runtah terutama pada lirik “biwir bereum-bereum jawer hayam panon coklat kopi susu” jadi kian populer digunakan sebagai lagu latar banyak unggahan video di aplikasi TikTok. 

Namun, versi remix yang banyak dipakai sebagai sound bukanlah potongan nyanyian Azmy Z melainkan milik kreator lainnya, Bebiraira. Penyanyi berkerudung itu memiliki khas melantunkan kata ‘susu’ dengan panjang dan bergetar.

Pertengahan 2023 ini, bahkan pedangdut Ayu Ting Ting turut meramaikan lagi cover lagu Runtah dibumbui dengan joget yang diwarnai tendangan mengikuti tempo suara kendang, yang ia populerkan saat siaran di Trans TV.

Lagu Runtah awalnya tidak bisa dimengerti banyak orang. Tak sedikit netizen mempertanyakan di kolom komentar unggahan, tentang apa sih lagu ini, dan apa arti lirik “biwir bereum-bereum jawer hayam panon coklat kopi susu”? 

Pada dasarnya lagu ini banyak bercerita tentang kesempurnaan fisik sesosok wanita, dari mata, hidung, bibir, dan lainnya. Namun, Doel Sumbang mempertanyakan naha kunaon nu geulis loba nu bangor? Naha kunaon nu bangor loba nu geulis? (kenapa ya yang cantik banyak yang nakal, yang nakal banyak yang cantik). 

Oleh karena itu, judul lagunya pun Runtah, yang dalam Bahasa Sunda artinya sampah. Ini menyoroti fenomena banyaknya cewek cantik zaman sekarang yang terperosok dalam kenakalan, lantaran pada awalnya merasa laku.***

 

Editor: Gita Pratiwi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah