Benarkah Kesabaran Itu Punya Batas? Ini Penjelasannya

- 11 September 2020, 08:30 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /


GALAMEDIA - Dalam kehidupan ini sudah pasti akan menemui berbagai macam musibah yang menguji kesabaran dan keimanan kita. Dimana tidak akan selalu berjalan mulus, terkadang kita harus menapaki jalan berliku, terjal, dan mendaki.

Maka dari itu kita harus bersabar atas segala musibah dan ujian yang ada dan senantiasa bersyukur.
    
Ketika musibah datang tidak selalu disebut sebagai azab, namun bisa jadi sebuah ujian keimanan kita kepada Allah Swt., sebagai tanda Kasih Sayang-Nya kepada mahluknya. Ingin kita menaikan level keimanan dengan memberikan berbagai ujian agar menjadi manusia yang unggul.

Baca Juga: Kalau Tidak Mau Disuruh Mengembalikan Bantuan, Penerima Bantuan BLT Pekerja Jangan Lakukan Ini
    
Oleh karena itu, sikap yang harus ditunjukan dalam menghadapi berbagai musibah adalah dengan sikap sabar. Sabar itu tidak memiliki batas dan ujungnya.

Jika sabar dibatasi bukan sabar lagi namanya, seperti dikutip dari buku “Sabar Tanpa Batas, syukur tanpa ujung, ” Karya Muhammad Syafi’ie el-Bantanie.
    
Sabar itu bertingkat-tingkat. Seseorang mungkin hanya bisa bersabar di tingkat keenam, sementara itu, orang lain mampu bersabar pada tingkat kesembilan, dan orang lain lagi bersabar pada tingkat ketiga belas. Semakin tinggi tingkat kesabaran seseorang maka semakin nyamanlah dia dalam menjalani kehidupan.

Baca Juga: Ini Dia Mobil Mungil yang Cocok untuk Generasi TikTok, Citroen Ami
    
Rasulullah SAW memiliki tingkat kesabaran yang tinggi. Dalam menyebarkan agama Allah, Rasul mengalami banyak peristiwa yang tidak menyenangkan, seperti ketika Rasulullah SAW berdakwah ke Tahif, alih – alih disambut  dengan hangat.

Tapi beliau malah disambut dengan lemparan batu. Kaki Rasulullah sampai berdarah terkena lemparan batu. Sampai Rasulullah bersembunyi di kebun anggur.
    
Ketika itulah malaikat jibril datang menunjukkan empatinya. Malaikat jibril menawarkan akan mengangkat gunung dan menimpakan ke penduduk Thaif agar mereka binasa, lalu apa yang dikatakan Rasulullah?

Baca Juga: Siap-siap Cek, Hari Ini Pencairan Bantuan untuk Pekerja Bergaji Dibawah Rp5 Juta
    
“Jangan! Sesungguhnya mereka tidak tahu. Mudah-mudahan kelak anak keturuan mereka ada yang mememluk agama isalm,” terang Rasulullah SAW.
    
Sikap sabar tidak hanya mendatangkan kebaikan bagi pelakunya, tetapi juga bagi orang lain. Seperti layaknya berumah tangga. Suami dan istri dtuntut untuk memiliki kesabaran untuk menyikapi segala persoalan.

Dan berperan penting dalam keharmonisan rumah tangga, begitupun dengan pekerjaan antara bos dan bawahan harus bersikap sabar dan tidak menyalahkan satu-sama lain atas kesalahanyang dibuat.

Baca Juga: KPK Kesulitan Melacak Aset Milik Nurhadi, Eks Sekretaris MA yang Terima Suap Rp 46 Miliar
    
Dalam konteks mendapatkan suatu musibah, sabar memiliki peran yang sangat penting. Konsekuensi orang yang beriman adalah senantiasa siap di uji Allah Swt kapan pun, berupa kekurangan harta, kecemasan dan ketakutan akan sesuatu, ditinggalkan oleh orang terkasih dan segala bentuk lainnya.
    
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang – orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah [2]; 155)
    
Akan tetapi, jangan khawatir dan jangan bersedih dengan ujian itu. Allah memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar menghadapi dan menerima ujian. Kitakan mendapatkan pertolongan, pembelaan, perlindungan dan Rahmat serta petunjuk-Nya.

Baca Juga: Ledakan Besar Guncang Pangkalan Militer Yordania

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampundan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunuk.” (QS. Al-Baqarah [2]; 156-157)

Dengan demikian, tidak ada yang membuat kita khawatir dan bersedih dalam menjalani hidup ini, hidup kita akan senantiasa damai dan tentram saat suka maupun duka. Ketika sakit maupun sakit. Saat senang maupun susah.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x