Mendokumentasikan Pengalaman Itu Penting, Ini Sebabnya

- 3 Februari 2024, 14:09 WIB
Ilustrasi menulis.
Ilustrasi menulis. /freepick.com/@freepik/
GALAMEDIANEWS - Pengalaman menjadi guru terbaik. Pepatah ini tentunya sudah tak asing bagi kita. Karena menjadi guru terbaik, pengalaman sebenarnya perlu didokumentasikan sebaik-baiknya. Namun, hal ini kurang disadari banyak orang

Dalam dunia akademis, mendokumentasikan pengalaman menjadi bagian dari knowledge management atau pengelolaan pengetahuan. 

Kang Don adalah seorang content creator yang pernah mengerjakan beberapa proyek dokumentasi konten knowledge management. Karenanya, pria berkacamata ini sangat memahami knowledge management.

“Misalnya, Anda berpengalaman membangun rumah. Kalau mau membangun rumah, buka catatan sebelumnya. Yang kurang-kurang bisa diperbaiki. Hasilnya jadi lebih baik. Membangunnya juga jadi lebih baik,” kata Kang Don. 

Baca Juga: Hasil Temuan peneliti, Menulis dengan Tangan Berpengaruh pada Otak Dibandingkan Mengetik

Selain pengalaman pribadi, mendokumentasikan pengalaman di tempat bekerja pun sebenarnya penting. 

“Contohnya, ada manajer penjualan paham cara efektif untuk menjual barang. Ini harus didokumentasikan. Ini knowledge management. Sayang banget kalau nggak. Ini sebetulnya termasuk aset. Bisa dipraktekkan atau jadi referensi generasi sesudahnya,” tuturnya.

“Bisa coba diusulkan ke pemilik perusahaan. Didokumentasikannya bisa ke buku secara tertulis. Tapi, sebetulnya lebih efektif ke media video. Orang bisa lebih fokus nonton video yang bentuknya visual. Videonya dibuat seri,” tambah pria yang mulai terjun menjadi content creator sejak tahun 2014 ini. 

Kang Don menyebut pengalaman memang bisa diceritakan secara spontan. Namun, tak semuanya bisa tergali. 

“Kalau orang ceritakan pengalamannya secara langsung, nggak semuanya akan tergali. Kalau didokumentasikan, ada lebih banyak yang penting-penting yang tergali. Jadi menggalinya harus pelan-pelan. Ini ada penelitiannya,” tuturnya. 

Kang Don pun memberi contoh bahwa terpuruknya klub sepak bola Manchester United bisa menjadi contoh tidak berjalannya knowledge management di pengelolaan klub sepak bola asal Inggris ini. Saat masih melatih, Alex Ferguson tak mewariskan pengalamannya.

“Ini Sir Alex Ferguson nggak mewariskan pengetahuannya. Jadi pelatihnya selanjutnya bingung melatihnya. Jelas MU jadi kehilangan jati dirinya. Alex Ferguson melatih MU itu dua dekade. Ini banyak pengalamannya. Misalnya, membaca pemain muda berbakat,” jelasnya. 

Karena penting, pengalaman tersebut bisa termasuk rahasia perusahaan. Karenanya, tak boleh diketahui perusahaan atau pihak yang tak berkepentingan. Namun, bila menyangkut kepentingan banyak orang, maka harus dipublikasikan secara luas.

MenukisBaca Juga: Hobi Menulis? Coba Bisnis Ghost Writer, Bisa Hasilkan Jutaan Rupiah

“Nggak boleh diketahui perusahaan lain atau orang-orang yang nggak berkepentingan. Ini harus dijaga. Kalau ada yang mau melanjutkan, buat dulu perjanjian hukum supaya ini nggak dibocorkan,” katanya. 

“Kecuali, yang ada kaitannya dengan kepentingan masyarakat. Seperti pengalaman membangun jembatan atau fasilitas publik yang kuat,” jelasnya. 

Kesimpulannya, mendokumentasikan pengalaman itu sebenarnya memang penting. Informasi pengalaman berguna untuk diri sendiri atau berguna juga untuk orang lain. Nah, tertarik mendokumentasikan pengalaman Anda?***

Editor: Feby Syarifah

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah