Tradisi Munggahan, Tradisinya Orang Sunda Menyambut Bulan Suci Ramadan

- 5 Maret 2024, 12:16 WIB
Tradisi munggahan dan orang Sunda /ilustrasi warga makan bersama/pikiran-rakyat.com
Tradisi munggahan dan orang Sunda /ilustrasi warga makan bersama/pikiran-rakyat.com /

Pengertian secara menyeluruh munggahan memiliki makna dengan menaiki atau mendekati bulan suci Ramadan. Tujuan dari tradisi munggahan selain menyambut bulan suci Ramadan dengan penuh suka cita, munggahan juga bertujuan sebagai ajang silaturahmi dengan keluarga, kerabat, maupun teman.

Bahkan tidak sedikit orang yang berada di perantauan menyempatkan pulang kampung terlebih dahulu agar bisa mengikuti tradisi munggahan bersama keluarga di daerahnya masing-masing.

Tradisinya selain melakukan bermaaf-maafan dan kumpul keluarga, munggahan juga diisi dengan acara makan-makan bersama atau dalam bahasa Sunda disebut botram. Biasanya tradisi ini dilakukan di tempat wisata.

Tidak heran sebelum memasuki bulan Ramadan, beberapa tempat wisata di Jawa Barat akan padat pengunjung. Selain itu sebelum mengadakan tradisi ini, ada juga masyarakat Sunda yang mengawalinya dengan berziarah kubur terlebih dahulu. Dilakukan dengan mendatangi makam leluhur, kerabat, ataupun sesepuh di suatu daerah.

Baca Juga: Indonesia Ikuti Festival Film Skala Internasional di Sejumlah Negara!

Acara makan bersama ini dilakukan oleh masyarakat dalam mengisi tradisi munggahan Makan bersama ini biasanya dilakukan satu sampai dua hari sebelum memasuki bulan Ramadan. Menu munggahan yang terdapat dalam tradisi Munggahan ini antara lain nasi, rendang atau semur daging, oseng bihun atau mie, atau makanan ringan semacam rengginang, wajit, dan uli.

Prosesnya biasa dilakukan kepada yang lebih tua dan dihormati terlebih dahulu. Jika di masyarakat Sunda, ada menu andalan dalam proses makan bersama saat munggahan, yakni nasi liwet. Nasi liwet dengan berbagai macam lauk disajikan di atas daun pisang dan dimakan bersama-sama.

Adapula yang disebut dengan sidekah, tradisi sidekah adalah tradisi dari dari rumah tangga untuk mengumpulkan para lelaki melakukan tahlilan. Dengan maksud selain mendoakan para leluhur yang sudah meninggal dan berjasa dahulu, biasanya mereka melakukan ritual dengan harap agar bulan Ramadhan dapat dilaluinya dengan sempurna. Dari proses inilah akan terjadi silaturahmi antar warga.

Baca Juga: 5 Keutamaan Shalat Tarawih Hari Pertama Bulan Ramadhan, Jangan Sampai Ditinggalkan!

Waktu munggahan biasanya dilakukan satu hari sebelum bulan Ramadan atau di akhir bulan Sya'ban. Namun ada juga masyarakat Sunda yang melakukan munggahan satu atau dua minggu sebelum bulan Ramadan.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x