Kenapa Harus Berbahagia Menyambut Bulan Ramadan 1445 H

- 12 Maret 2024, 06:10 WIB
Berbahagialah menyambut bulan Ramadan
Berbahagialah menyambut bulan Ramadan //lazdaipeduli.org//

GALAMEDIANEWS – Ramadan adalah bulan suci yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia. Tidak heran di setiap negara memiliki tradisi yang berbeda-beda dan unik menyambut datangnya bulan ini.

Kebahagian menyambut bulan Ramadan kali ini selalu menimbulkan pertanyaan besar, kenapa setiap Muslim harus berbahagia dengan adanya bulan Ramadan dan sejauh mana kebahagiaan umat Muslim dalam menyambut bulan yang penuh akan keberkahan ini.

Indonesia dengan penduduk penganut Islam terbanyak di dunia, sudah pasti penyambutan bulan Ramadan dengan cara bersukacita dengan melakukan tradisi yang sudah diturunkan secara turun temurun. Salah satu tanda keimanan seseorang adalah bagaimana seorang Muslim sangat bergembira menyambut bulan Ramadan.

Ibaratnya akan menyambut tamu agung yang dinanti-nantikan, maka mempersiapkan segalanya dan tentu hati menjadi sangat senang setiap bulan Ramadan akan datang.

Ramadan adalah bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim tidak hanya untuk Indonesia saja, tapi seluruh dunia akan merasakan. Kita sudah masuk hari-hari awal bulan Ramadan.

Selain ibadah dan keutamaannya, Ramadan juga membawa berbagai manfaat yang positif, salah satunya adalah membuat kita bahagia. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa kita harus sangat berbahagia menyambut bulan Ramadan 1445 H.

  1. Kesempatan memperbaiki diri, pada bulan Ramadan diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri secara spiritual maupun sosial. Bagaimana memperbaiki hubungan dengan sesama, meningkatkan keimanan, dan ketaqwaan kepada Allah, serta menghindari perbuatan yang tidak baik. Usaha-usaha dan berusaha memperbaiki diri akan memberikan rasa lebih bahagia karena merasa lebih dekat dengan Allah.
  2. Peningkatan rasa solidaritas sosial, di bulan Ramadan inilah semua umat Muslim di seluruh dunia untuk meningkatkan solidaritas sosial.Lebih banyak berbagi dengan sesama dan memberikan sedekah, baik itu berupa makanan atau dalam bentuk uang. Dengan berbagi dengan sesama akan timbul perasaan lebih bahagia karena membantu meringankan beban orang lain.
  3. Meningkatkan kesehatan fisik, dengan berpuasa dari fajar hingga magrib dapat menimbulkan rasa lapar dan haus, tetapi puasa dapat membantu membersihkan tubuh dari racun dan mengurangi berat badan. Dengan merasa kondisi tubuh lebih sehat maka akan muncul perasaan lebih bahagia dengan sendirinya.
  4. Kedekatan dengan sesama anggota keluarga, Ramadan adalah menjadi waktu yang tepat untuk mempererat hubungan dengan keluarga. Secara tidak langsung, menghabiskan waktu bersama-sama saat berbuka puasa dan sahur. Dapat juga mempererat hubungan dengan kerabat dan teman. Adanya perasaan lebih dekat dengan orang-orang terdekat, timbul perasaan lebih bahagia.
  5. Peningkatan aktivitas kegiatan beribadah, Ramadan adalah bulan yang penuh dengan ibadah, seperti shalat tarawih, dan membaca Al-Quran. Meningkatnya kegiatan ibadah akan merasa lebih dekat dengan Allah dan merasa lebih bahagia karena merasa lebih bermanfaat secara keagamaan.
  6. Merasakan kebahagiaan melakukan puasa, aktifitas ibadah puasa akan dapat memberikan kebahagiaan bagi tubuh seseorang. Pada awal puasa akan terasa berat, namun pada saat berbuka puasa, akan timbul perasaan merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena berhasil melewati hari-hari puasa. Selain itu juga, puasa juga dapat memberikan kebahagiaan dan kedamaian dalam hati.

Kegembiraan dalam menyambut bulan suci tersebut adalah karena banyaknya kemuliaan, berkah, dan keutamaan pada bulan Ramadan. Kabar gembira mengenai datangnya Ramadan sebagaimana terdapat dalam hadits berikut:

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu.

Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385). Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad (8991))

Halaman:

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: lazdaipeduli.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x