Network
Ulama menjelaskan dan menafsirkan bahwa hadits ini menunjukkan kita harus bergembira dengan datangnya Ramadan. Syaikh Shalih Al-Fauzan menjelaskan, “Hadits ini adalah kabar gembira bagi hamba Allah yang shalih dengan datangnya Ramadan. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberi kabar kepada para sahabatnya radhiallahu ‘anhum mengenai datangnya Ramadan. Ini bukan sekedar kabar semata, tetapi maknanya adalah bergembira dengan datangnya momen yang agung.” (Ahaditsus Shiyam hal. 13).
Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan, “Bagaimana tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan).” (Latha’if Al-Ma’arif halaman. 148)
Perasaan gembira menyambut Ramadan merupakan perasaan awal dimana tahap selanjutnya adalah bagaimana persiapan menyambut Ramadan agar aktivitas yang dijalankan bisa maksimal dan merasakan kenikmatan akan keberkahan bulan ini.
Seorang Muslim hendaknya khawatir akan dirinya jika tidak ada perasaan gembira sedikitpun di dalam hatinya dalam menyambut datangnya bulan Ramadan. Jika perasaannya adalah biasa-biasa saja dan tidak ada yang istimewa, bisa jadi dirinya terluput dari kebaikan yang sudah diterimanya selama dirinya hidup di dunia ini.
Selamat menunaikan ibadah puasa dan tetap semangat menyambut bulan Ramadan 1445 H tahun ini, lakukan ibadah dengan penuh antusias dan penuh keyakinan akan kenikmatan yang akan diterimanya selama bulan Ramadan ini dijalankan dengan baik. ***
