Varian Virus Corona Baru Terdeteksi di 13 Negara, Belum Ada Bukti Rangkaian Mutasi Ini Lebih Parah

20 Februari 2021, 10:17 WIB
Ilustrasi virus corona /Pixabay.com/olgalionart


GALAMEDIA - Varian virus corona baru telah terdeteksi di Inggris, Nigeria, dan 11 negara lainnya, menurut laporan para peneliti di Universitas Edinburgh.

Varian tersebut, dijuluki B.1.125, mengandung mutasi pada protein lonjakan virus yang memungkinkannya untuk mengikat dan memasuki sel manusia.

Para ilmuwan khawatir karena mutasi yang dikenal sebagai E484K ini, vaksin yang ada saat ini mungkin kurang efektif melawan varian baru ini.

Baca Juga: TERBARU, Harga Emas Hari Ini, Sabtu, 20 Februari 2021 Ada yang Turun Ada juga Stabil, Antam 2 Gram Rp1.865.000

Dilansir Galamedia dari The Guardian, mutasi virus ini juga muncul pada varian virus corona yang sebelumnya telah ditemukan di Afrika Selatan dan Brasil.

Para peneliti berpikir bahwa mutasi E484K dapat membantu virus menghindari apa yang disebut antibodi penetral yang mengikat virus dan mencegahnya menginfeksi sel.

Simon Clarke, seorang profesor mikrobiologi seluler di University of Reading, mengatakan mutasi E484K membuat varian virus di Afrika Selatan resisten terhadap beberapa vaksin. Ia khawatir varian baru tersebut mungkin juga agak resisten.

"Kami belum tahu seberapa baik varian (baru) ini akan menyebar, tetapi jika berhasil dapat diasumsikan bahwa kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya akan berkurang," kata Clarke.

Baca Juga: BTS, BLACKPINK, dan NCT Menduduki Peringkat Top 3 Reputasi Brand Grup Idola Pada Februari 2021

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, varian virus dari Afrika Selatan, Inggris, dan Brasil semuanya tampaknya lebih menular daripada jenis virus corona asli. Akan tetapi, itu belum terbukti benar untuk varian baru ini.

"Saat ini tidak ada bukti bahwa rangkaian mutasi ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan penularan," kata Yvonne Doyle, Direktur Medis di Public Health England (PHE), dalam sebuah pernyataan menurut laporan Reuters.

Pada 17 Februari 2021 lalu, 46 kasus varian baru telah dikonfirmasi oleh pengurutan gen di Inggris. B.1.125 pertama kali terdeteksi dalam sampel dari orang dengan Covid-19 di Nigeria pada Desember 2020 lalu.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Bams Eks Samsons, Akibat Ingin Cepat Kurus Ia Divonis Kanker Langka

Meskipun PHE mencatat dalam sebuah posting blog bahwa 'penyelidikan sedang berlangsung untuk mengkonfirmasi negara asalnya'.

Laporan Universitas Edinburgh juga mencatat bahwa pada 17 Februari 2021 lalu, varian tersebut telah terdeteksi oleh pengurutan genetik dalam 12 kasus di Amerika Serikat.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler