GALAMEDIA - Virus corona disebut sudah bermutasi dan kasusnya ditemukan di sejumlah negara.
Epidemilog Defriman Djafri mengingatkan semua pihak, terutama pemangku kepentingan, terkait ancaman nyata mutasi virus corona tersebut.
"Ancaman nyata tentunya mutasi jenis strain virus yang baru yang telah dilaporkan di sejumlah negara," tutur dia melalui keterangan tertulisnya, Kamis, 31 Desember 2002.
Baca Juga: Sebanyak 150 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta Jelang Tahun Baru, Hari Ini Diprediksi Puncaknya
Mutasi virus corona, lanjutnya, juga sangat mungkin terjadi di Indonesia. Kemungkinan proses mutasi ini banyak faktor yang akan mempengaruhi dan menjadi pertimbangan.
Menurut Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat ini. poin utama faktor yang paling besar mempengaruhi mutasi virus tersebut adalah dari inangnya dalam mereplikasi atau berkembang biak.
"Ini menjadi tolok ukur dimana mutasi virus corona yang baru bisa lebih berbahaya dari yang sebelumnya," tambahnya dikutip dari Antara.
Baca Juga: FPI Dibubarkan, MUI: Harusnya Tidak Dipukul
Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam pengendalian adalah tingkat penularan dan severitas terhadap kematian. Jenis varian baru yang dilaporkan dari Inggris dengan kode B117 atau disebut juga VUI202012/01 70 persen lebih menular dari varian yang sebelumnya, tetapi tidak mematikan.