Heboh Mutasi Virus Baru, Ahli Mikrobiologi Sebut Virus Corona di Indonesia Sudah Alami Mutasi

- 28 Desember 2020, 15:50 WIB
Ilustrasi varian baru virus corona.
Ilustrasi varian baru virus corona. /Pixabay/Gerd Altmann/

GALAMEDIA - Saat ini dunia dihebohkan dengan adanya mutasi virus corona. Salah satunya ada di negara tetangga kita yakni Singapura. Mutasi baru dari virus Corona disinyalir lebih berbahaya dari virus lama.

Terkait hal ini, Ahli Mikrobiologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr. Mira Miranti, M.P., mengatakan, virus Corona termasuk ke dalam kelompok virus RNA.

RNA merupakan salah satu jenis dari asam nukleat yang menjadi ciri bahwa virus dikategorikan sebagai makhluk hidup.

Baca Juga: SpongeBob SquarePants Berduka, Animator Sekaligus Sutradaranya Meninggal Dunia

Hasil penelitian di beberapa jurnal ilmiah menyebut bahwa kelompok virus RNA mudah mengalami mutasi.

Ketika virus Corona menginfeksi satu tubuh inang, maka RNA-nya akan melakukan replikasi atau berkembang biak.

“Replikasi virus ini tidak ada yang tidak menyebabkan penyakit pada inangnya, karena dia akan mengambil alih sistem kerja sel inang untuk proses reproduksi dia,” ujar Mira dalam keterangan pers ari Humas Unpad, Senin 28 Desember 2020.

Baca Juga: Monarki di Tangan Kate Middleton, Terungkap Deal Rahasia Ratu Elizabeth dan Pangeran William

Dikatakan, terkait Covid-19, virus Corona sebenarnya sudah sering mengalami mutasi. Mutasi dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan sel inangnya. Sejak dari Wuhan, Tiongkok, virus Corona sudah mengalami mutasi sehingga dia mampu bertahan pada rentang suhu 5 – 10 derajat Celcius.

Ketika menyebar ke Iran dan kawasan Timur Tengah, Mira memperkirakan bahwa virus telah mengalami mutasi kembali yang memungkinkan dia tahan terhadap suhu panas.

Virus Corona di Indonesia sendiri sudah mengalami mutasi. Laporan dari Eijkman Institute beberapa waktu lalu menemukan bahwa virus Corona di Indonesia memiliki strain yang berbeda dengan virus di Wuhan.

“Hanya saja proses mutasinya tidak seperti yang sekarang lagi heboh di Inggris,” tuturnya.

Baca Juga: Kata Siapa Minyak Kelapa Mengandung Racun? Gubes IPB Sampaikan Ini Dia Buktinya!

Pengajar di Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam ini menyebut, ada kemungkinan proses mutasi di Inggris dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga kemungkinan infeksinya lebih tinggi.

Dengan kata lain, mutasi suatu virus bisa jauh lebih berbahaya jika dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Karena mutasi setiap virus dipengaruhi oleh faktor inangnya.

Mira berpendapat bahwa pengembangan vaksin mestinya disesuaikan dengan hasil mutasi virusnya. “Vaksin Covid-19 di Indonesia seharusnya disesuaikan dengan karakter virus yang ada di Indonesia,” pungkasnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Unpad Keterangan Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x