SBY Mendadak Satu Suara dan Mendukung Presiden Jokowi: Agar Lebih Powerful

19 Maret 2021, 22:12 WIB
Momen kebersamaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Presiden Joko Widodo. /Antara/Widodo S.Jusuf

GALAMEDIA - Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendadak menyebut-nyebut nama presiden penerusnya, Joko Widodo atau Jokowi.

Ayah dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu sejenak 'melupakan' masih memanasnya polemik soal kepengurusan Partai Demokrat.

Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir, Partai Demokrat terlilit masalah dualisme kepemimpinan. Antara kubu AHY dengan kubu hasil KLB di Deli Serdang yang dipimpin Moeldoko.

Baca Juga: KPK Amankan Sejumlah Dokumen dan Barang Elektronik dalam Penggeledahan Kantor Bappeda Jabar

Namun SBY mengungkit nama Jokowi bukan berkaitan dengan isu Partai Demokrat. Mantan presiden dua periode itu tiba-tiba mengeluarkan sikap dan pernyataan yang sama dengan Jokowi.

SBY ikut mengomentari polemik yang belakangan ini terjadi di Myanmar. Terlebih dalam beberapa hari ini kekisruhan terjadi di negara itu.

Lewat akun Twitter pribadinya, SBY menyatakan dukungannya terhadap usulan yang disampaikan oleh Jokowi.

"Sbg mantan Presiden, saya dukung usulan Presiden Jokowi agar dilaksanakan ASEAN High Level Meeting (HLM) utk isu Myanmar," begitu cuit SBY, dikutip Galamedia, Jumat, 19 Maret 2021.

Baca Juga: Paksa Mundur Tim Indonesia, Menpora Serukan Reformasi Organisasi di Tubuh BWF

SBY juga menilai respons Jokowi terhadap kondisi di Myanmar sangat baik. Ia tampak mengapresiasinya.

"Inisiatif ini tepat, sesuai tradisi Indonesia sbg peacemaker & peacekeeper di dunia. Setelah HLM tentu dilanjutkan dgn ASEAN Summit agar lebih powerful *SBY*," begitu lanjutan cuitan SBY.

Sebelumnya, Jokowi angkat bicara menanggapi kekisruhan di Myanmar. Ia pun menyampaikan duka cita dan simpati mendalam kepada para korban serta keluarganya.

"Atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan duka cita dan dan simpati yang dalam kepada korban dan keluarga korban akibat penggunaan kekerasan di Myanmar," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, pada 19 Maret 2021.

Baca Juga: Waduh! Elektabilitas Demokrat Merosot, Arief Poyuono: Gila Betul ya Dampak KLB

Mengingat telah banyak korban berjatuhan di Myanmar yang disebabkan kekisruhan tersebut, Jokowi mendesak siapa saja yang menggunakan kekerasan di Myanmar agar segera dihentikan.

Jokowi mendesak hal tersebut karena bagaimanapun kondisinya, keselamatan dan kesejahteraan rakyat lah yang patut disoroti, serta menjadi hal yang harus diprioritaskan.

"Dan Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan. Keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama," lanjut Jokowi.

Jokowi menilai kekisruhan tersebut telah berpengaruh pada demokrasi, perdamaian, serta stabilitas di Myanmar.

Baca Juga: Rizal Ramli Sebar Video 'Istri' Ventje Rumangkang Jelek-jelekan Demokrat, Anak Ventje: Bohong, Cari Sensasi

Mewakili suara dari Negara Indonesia, Jokowi juga mendesak agar segera dilakukan dialog dan rekonsiliasi, guna memulihkan demokrasi, perdamaian, serta stabilitas di Myanmar.

"Indonesia juga mendesak agar dialog, agar rekonsiliasi segera dilakukan untuk memulihkan demokrasi, untuk memulihkan perdamaian, dan untuk memulihkan stabilitas di Myanmar," tegas Jokowi.

Selain itu, Jokowi pun akan berupaya untuk menyudahi kekisruhan tersebut, dengan cara melakukan pembicaraan dengan Ketua ASEAN.

Dalam pertemuan yang akan dilakukan Jokowi dengan ASEAN, Jokowi menginginkan terdapat pembahasan didalamnya mengenai krisis di Myanmar tersebut.

"Saya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN, agar segera dimungkinkannya diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN yang membahas krisis di Myanmar," ujar Jokowi.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler